Chapter 29-Om Aaron Frustasi

19.9K 2K 152
                                    

“Hasilnya,Villa~”

“Kamu hamilkan?”

Gue tersenyum “Villa nggak hamil”

Bahu Om Aaron merosot,senyum yang sedari tadi dia pasang tiba-tiba menghilang kayak doi pembaca.

“Yah kok nggak hamil sih?”tanyanya

“Ya mana Villa tau,Om Aaron si nggak niat waktu bikin!”

“Enggak,saya niat kok,niat banget malahan.”

“Ayo kita beli testpack lagi buat kamu,siapa tau testpack-testpack itu salah”ajak Om Aaron

“Nggak mungkin Om,masa kita beli lima testpack dan semuanya hasilnya salah”

Om Aaron menghembuskan nafas kasar “Yaudah,nanti malam kita coba lagi ya Vill?!”

Gue mengangguk tapi sedetik kemudian gue langsung menendang tulang kering Om Aaron. Enak aja mau nyoba-nyoba lagi emang dia kira gue ini bahan percobaan apa?

Setelah itu gue dan Om Aaron pulang ke rumah. Di perjalanan pulang ke rumah,gue melihat segerombolan anak SMA yang lagi pada nongkrong di depan café dan gue liat mereka lumayan ganteng.

Entah ada keinginan dari mana tiba-tiba gue rasanya pengen banget godain gerombolan anak SMA itu.

“Omm,Villa mau godain anak-anak itu”gue menunjuk ke arah dimana anak-anak itu duduk

“Nggak ada!”

“Ishh Om,Villa kepengen banget ini.”

“Nggak ada ya Vil! Kalau kamu pengen apapun saya turutin tapi kalau buat godain orang lain selain saya,nggak boleh!”

Gue memasang wajah mode imut “Ommm,kepengen bangett”

“Nggak boleh ya.Adek nggak boleh nakal di perut Mommy ya.”Om Aaron berbicara sambil mengelus perut rata gue.

Woy gue itu nggak hamil ya! Trus Om Aaron ngajak ngomong siapa? Usus duabelas jari yang ada di perut gue?

Tapi entah kenapa setelah mendengar kata-kata dari Om Aaron tiba-tiba keinginan untuk menggoda anak-anak SMA itu menghilang tergantikan dengan rasa ingin memegang roti sobek milik laki-laki selain Om Aaron

“Oke,Villa nggak godain anak-anak itu tapi Villa mau pegang roti sobek punya laki-laki lain selain Om Aaron” kata gue dan Om Aaron langsung menghentikan mobilnya seketika.

Matanya melotot ke arah gue dan telinganya langsung memerah “Gak!”

“Aelahhh,terus Villa bolehnya ngapain??”

Om Aaron memundurkan kursi kemudinya sedikit lalu dia menepuk-nepuk pahanya “Sini saya pangku.”

Gue membuang muka ke arah jendela “Ogahh”

Tanpa banyak bicara,Om Aaron langsung mengangkat gue untuk duduk di pangkuannya “Diem,jangan liat kemana-mana! Tutup mata kamu”katanya lalu menyandarkan kepala gue di dada bidangnya.

Rasanya empuk,kayak punya kasur berjalan. Yang baca jangan iri ya!!

Sampai di depan rumah,Om Aaron langsung menggendong gue turun dari mobil.

Memasuki teras rumah,gue melihat Thea yang lagi duduk sambil menatap layar ponselnya,wajahnya kadang menunjukkan ekspresi senang namun detik berikutnya menjadi kesal.

Perhatian Thea teralihkan saat melihat Om Aaron menggendong gue keluar dari mobil

“Ciyeee Mommy,udah gendong-gendongan aja nih sama Paman ini. Udah baikan ya?”

DijodohinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang