Chapter 20-Usai Untukku

24.6K 2.4K 315
                                    

Song for this Chapter
On Mulmed
Next dihari sabtu atau minggu

🌻🌻🌻

“Saya nggak mau tau,anak ini harus minta maaf ke anak saya”

Idih enak aja si Viola ngomong gitu,padahal disini yang salah itu anaknya.

Gue memasang tampang meremehkan“Harusnya anak anda yang minta maaf sama anak saya!”

Pokoknya kali ini gue bakal ada di pihak Thea.

“Anak saya ini korban dari kekerasan anak anda”Viola berkata sinis

Gue menjentikan jari gue di depan wajah Viola“Sorry saya bukannya mau memihak anak saya,kalau anak saya emang salah saya pasti akan suruh dia untuk minta maaf tapi disini anak anda yang bersalah. Dia dengan berani mengatakan bahwa anak saya nggak punya ayah,padahal anda sendiri tau siapa ayah dari anak saya ini.”

Mendengar perkataan gue sepertinya nyali Viola langsung menciut,buktinya sekarang dia nggak bales omongan gue lagi

“Apa perlu saya kasih tau semua orang yang ada di sini,kalau ayahnya Lea adalah ayah Thea juga?”tanya gue sambil berbisik di telinganya

Viola menggeleng lalu memaksa anaknya untuk meminta maaf pada Thea. Walaupun awalnya Lea menolak tapi pada akhirnya dia mau meminta maaf pada Thea

“Maafin aku!”kata Lea sedangkan Thea malah melengos pergi meninggalkan ruangan itu.

Sambil berjalan keluar ruangan,Thea berpapasan dengan Om Aaron dan sepertinya dia harus memberi Daddynya ini sedikit pelajaran.

Thea berhenti di depan Om Aaron, menatap tajam ke arahnya tapi yang ditatap  malah menyambut Thea dengan tatapan bahagianya. Om Aaron membuka tangannya bersiap menerima pelukan dari anaknya namun Thea dengan angkuhnya menendang tulang kering Om Aaron kencang “Nggak usah sok akrab deh,mending Ahjussi  urusin anak Ahjussi yang banyak drama itu”setelah berkata demikian,Thea mengibaskan rambutnya lalu menarik Theo untuk keluar ruangan.

Duh kasian banget si suami gue ini.

Eh Tunggu?Suami?

Kayaknya panggilan itu udah lama kadaluarsa deh,jadi sekarang kita panggil dia apa ya? Readers bantu komen dong panggilan apa yang cocok buat orang kayak Om Aaron,panggilannya jangan yang bagus-bagus ya. Kalau bisa yang jelek aja oke?

“Saya rasa masalah kita sudah selesai dan saya harap kedepannya tidak ada masalah seperti ini lagi” setelah itu gue pamit pada guru dan menyusul Thea dan Theo karna kebetulan bell pulang sekolah sudah berbunyi sejak tadi pasti mereka sudah menunggu di mobil

“Villa tunggu!”

Gue menghela nafas,hafal bener ni gue sama suara-suara dari masa lalu gue alias Om Aaron

“Kamu tinggal dimana sekarang”tanyanya

Gue mengangkat bahu gue,acuh “Bukan urusan anda”

“Thea sama Theo itu anak saya-kan?”

Pakai nanya lagi ni orang,emang dia pikir siapa yang buntingin gue tujuh tahun lalu?

“Bukan anak anda,mereka anak saya.”

Om Aaron menggeleng tak terima “Mereka juga anak saya dong. Kalau nggak ada saya,mereka juga nggak bakal jadi”

“Cihh maaf ya sebelumnya,kita nggak pernah kenal dan kenapa tiba-tiba anda ngakuin kalau anak-anak saya itu adalah anak-anak anda juga?”

“Villa,mau kamu bilang mereka itu anak kamu tapi nyatanya mereka itu anak saya juga. Dalam diri mereka mengalir darah saya.”

Ini orang kayaknya emang nantangin gue ya. Tenang Vill,stay kalem.

DijodohinTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon