"Gue cuma mau dengerin dari lo langsug Ra," lembut Agam.

"Gue males Agam, lo ngga liat gue lagi sedih?"

"Gini Ra, gue gue tau lo kecewa banget sama Rayan, tapi gue yakin Ra, hati nya Rayan tuh tulus banget buat lo Ra."

Kiara hanya menyimak penjelasan yang Agam berikan padanya.

"Dia larang lo buat keluar malam karena apa? karena dia takut lo kenapa-kenapa Ra, dia ngga mau kejadian Hany terjadi juga sama lo, dia sayang sama lo Ra."

Air mata Kiara kini kembali turun dengan derasnya, perkataan Agam barusan membuat nya semakin merasa bersalah pada Rayan.

Melihat Kiara kembali menangis Agam sama sekali tidak melepaskan pelukannya pada Kiara, cowok itu malah mengusap kepala Kiara lembut. "Cup cup jangan nangis, cengeng lo, biasanya Kiara galak, sekarang kenapa cengeng gini?" goda Agam berusaha mencairkan suasana.

Kiara sedikit melonggarkan pelukannya pada Agam, "nyebelin lo Gam, sama kaya Rayan." Kiara melepaskan pelukan Agam.

Tangan Agam terulur untuk mengusap air mata Kiara, "jangan nangis, Rayan sedih tuh di dalem."

"Heh! mentang-mentang si Rayan sakit, lo mau modus seenaknya?!" sarkas Gefin.

"Jaga ya omongan lo, gue cuma bantu supaya Kiara ngga sedih aja."

"Alah alasan, bilang aja mau modus, lo bosen jomblo tapi ngga nikung juga Gam, bukan temen gue lo!"

"Cuih! siapa yang mau temenan sama lo?"

"Bodo amat wle, eh Ra, coba cium baju lo, bau ketek nya Agam ga? dia udah dua hari ga mandi Ra."

Dengan polos nya Kiara mengikuti perkataan Gefin, ia menghirup aroma tubuh nya sendiri, "ngga bau, biasa aja."

"Ni emang si tengik bisa nya ngatain orang doang!"

"Ape lo kata Gam? ketek lo bau? emang!"

"Najis, ngapain si ni orang gila di bawa kesini?"

"Bisa ngga usah berisik? ini rumah sakit bodoh!" kata Gafin.

Disana hanya terlihat anggota inti Gracio saja, yang lain nya Gafin tidak izinkan untuk menyusul ke sini karena terlalu ramai juga tidak baik, apalagi ini rumah sakit bukan mall.

Sudah di pastikan betapa rusuh nya rumah sakit jika anak-anak Gracio di biarkan kesini.

Tak lama kemudian dokter pun keluar dari ruang rawat Rayan.

°°°

Kiara mulai memasuki ruang rawat Rayan, setelah menunggu Agam, Gafin, dan juga Gefin kini giliran Kiara yang masuk kedalam, karena tadi dokter tidak mengizinkan jika semuanya masuk sekaligus kedalam.

Agam, Gafin dan Gefin pun sudah langsung berpamitan pulang dengan Kiara.

"Hai," sapa Kiara yang mulai mendekati brankar Rayan.

Rayan memasang wajah datar, tidak membalas sapaan dari istrinya itu.

"Jahat banget ngga di sapa balik," ketus Kiara kesal.

RAYAN Where stories live. Discover now