Tapi Sena langsung menyentak kasar tangan Jungwoo dari tubuhnya, menatap sinis Jungwoo." Please, gak usah ngurusin hidup gue— Hidup gue udah susah, jangan bikin susah lagi..." lirih Sena diakhir yang tak kuasa menahan air matanya.

•••

Sena berjalan memasuki apartment-nya. Matanya langsung disapa oleh ruangan yang gelap tanpa adanya pencahayaan. Tangannya menekan saklar lampu dan langsung memperlihatkan kondisi apartment-nya yang sangat rapi.

Dengan langkah gontai, kakinya melangkah masuk ke kamarnya tanpa melepaskan kaos kakinya yang basah. Tangannya seakan-akan sudah tidak mampu membawa tas-nya, Sena menyeret tas hitam kecilnya dengan tatapan kosong.

Keadaannya sangat kacau, benar-benar kacau.

Ia tidak sengaja bertemu dengan Jeno, Jaemin dan Beomgyu. Mereka kembali menyiksanya. Pukulan-pukulan yang begitu keras dan menyakitkan itu masih terasa sampai sekarang. Isakan tangis dan teriakannya yang meminta untuk berhenti masih terputar jelas di otaknya.

Bagaimana ia menangis, bagaimana mereka memukulnya, bagaimana suara-suara itu terdengar, bagaimana kamera ponsel yang terus mengarah kepadanya itu masih teringat jelas dalam benaknya.

"Hai, gimana hari ini? Berat banget, ya?" Sena menatap sebuah boneka teddy-bear yang begitu besar, hadiah dari Wendy untuknya.

"Berat banget..."

"Kamu kuat banget, ya. Kamu mau cerita?" Suara boneka teddy-bear yang ia buat dalam imajinasinya terkesan sangat nyata disaat-saat seperti ini.

Setelah itu, Sena mengangguk dengan bibir bergetar yang ia coba katup rapat-rapat. Matanya terasa panas, pandangannya mengabur menatap boneka teddy-bear itu. Dengn seluruh masalah yang ia punya, Sena langsung memeluk erat teddy-bear itu layaknya sebuah manusia yang mau mendengar segala keluh kesahnya.

Detik kemudian, tangisannya pecah. Pecah dengan sangat keras. Sena mulai menangis dalam pelukan boneka itu dan berpura-pura merasakan adanya sebuah belaian yang membelai lembut kepalanya.

"Sakit, sakit banget..." ungkap Sena dengan suara lirih dan bergetar.

"Mungkin besok bakalan lebih baik," sambung teddy-bear itu dalam imajinasi Sena.

Sena makin mengeraskan tangisannya dan membenamkan dalam-dalam kepalanya. Melupakan pakaiannya yang masih basah dan robek.

"Kamu harus bersyukur, seenggaknya hari ini kamu masih hidup," kata Sena lirih, membayangkan seolah-olah teddy-bear itu yang mengatakan hal itu kepadanya.

Sena mengangguk lirih." Iya, seenggaknya masih hidup. Aku masih bisa ketemu Jeno..."

Dan setelah itu tangisannya makin pecah. Makin ia tenggelamkan kepalanya dan menangis dengan suara yang teredam.

TIINGG

Ponselnya secara tiba-tiba berbunyi, namun gadis itu sama sekali tak menggubris, ia masih fokus mengeraskan tangisannya. Dan kemudian, suara notif muncul semakin banyak dan membuat Sena terpaksa bangun dari tempat tidurnya dan mengambil tasnya yang ada di lantai.

Matanya yang berkaca-kaca tiba-tiba berubah menjadi datar, tak ada ekspresi dari mata maupun wajahnya saat melihat isi pesan yang dikirim oleh Jaemin melalui group yang hanya berisikan dirinya, Jeno, Beomgyu dan Taehyun.

Foto yang memperlihatkan dirinya dengan baju basah yang ia gunakan saat ini. Baju itu tembus pandang, memperlihatkan baju dalamnya. Beberapa foto lainnya juga memperlihatkan wajahnya yang sedang menangis, wajah yang terlihat sangat menyedihkan, wajah yang penuh dengan luka lebam, serta rambut panjangnya yang berantakan.

For our bitch

Jaemin:
/sent a photo
/sent a photo
/sent a photo
/sent a video
Gilss cakep banget🤑
Pas banget body nya

Taehyun:
Wow

Beomgyu:
Kapan kapan ga mau gilir gtu min?
WKWKWKWK
Lumayan sih gratis WKWKWKW

Jeno:
🤣
Boleh juga tuh
Dijual aja kali ya? Biar kebagian uang
HAHAHAHHAA

Jaemin:
@Jeno boleh tuh hahaha
Lumayan tuh body nya
Besok kalo nilainya lebih gede lagi
Telanjangin aja

Taehyun:
👍🏻

Beomgyu:
^2👍🏻
Dengan senang hati WKWKWKW

Jeno:
Diread doang tuh
Muncul dong pinter @Sena
Gue udah baik hati loh
Gak nyebarin ke angkatan

Jaemin:
Boleh juga tuh sebarin seangkatan hahaha

Sena left the group

Cahaya layar ponsel yang langsung menyapa wajahnya yang berantakan. Sena menggenggam erat ponselnya setelah menekan left. Tubuhnya mulai panas dingin. Nafasnya memburu membaca pesan barusan. Matanya yang berkaca-kaca melirik sana-sini panik.

Seluruh tubuhnya bergetar dan detik kemudian Sena memukul-mukul kepalanya dengan kuat. Memukul paha dan tembok dengan keras. Tangannya secara tak henti-hentinya memukul-mukul tubuhnya.

"Apa salah tubuh kamu sampai kamu berani menyakiti mereka?" Suara itu terdengar di telinganya. Imajinasi suara seseorang yang ia buat sendiri.

Hal itu langsung membuat tangannya berhenti memukul kepalanya. Tangannya dengan bebas terjatuh dengan lemas. Tangisannya kembali pecah, namun tanpa suara.

"Jangan sakitin tubuh kamu..."
























Jangan lupa tinggalkan jejak❤️‍🔥

Dangerous Bully | Lee JenoWhere stories live. Discover now