01. Alan Allaric Erlangga

2.5K 268 152
                                    

Haii all!!

Selamat malam, selamat beristirahat yang bakalan ditemenin sama part 01 inii.

Sebelumnya, aku mau ucapin, minal aidzin wal faidzin yaaa. Maaf terlambat, karena mau ngucapin kemarin, aku belum sempat, karena ada beberapa kesibukan di real life aku.

Daann, masih ada yang baca ini, kan, yaaa? Semoga suka dan bakal terus gitu sampai nanti di part epilog. Aamiin. Makasih, yaaa!!

Cuma minta satu sampe dua aja, kok. Vote dan komen nggak bayar, jadii jangan segan-segan buat ngasih dua hal itu, hehe. Aku butuh feedback kalian, apalagi kritik dan sarannya. Bisa langsung ke dm Instagram @alisyamenulis yaa!!

Happy reaadiingg!! <( ̄︶ ̄)>

ᰔᩚ

Lokasinya, SMA Airlangga di Desember tahun 2021.

"Oke, saya anggap rapat kita hari ini telah selesai. Selamat siang, sekian dan terima kasih."

Kira-kira, begitulah ucapan sang Ketua OSIS di ruangan dengan sekitar 15 kursi yang mengelilingi sebuah meja oval dan beberapa buku di atasnya. Dapat diketahui dan dirasakan, suasana ruangan itu langsung berubah 180 derajat. Beberapa anggota OSIS refleks menghela napasnya lega, menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi, lalu sesekali mnyeruput air yang sudah disediakan.

Ketua OSIS itu tertawa kecil lalu berkata, "Istirahat aja dulu kalian, kalo udah kabarin gue, ya! Gue duluan."

"Ashiapp Boss."

Akhirnya, lelaki berpenampilan rapi dengan hoodie hitam yang menyampir di tangan kirinya itu keluar dari ruangan OSIS. Auranya langsung berbeda saat itu juga. Para pandangan mengarah kepadanya, beberapa panggilan dilontarkan untuknya.

Dia tersenyum, cukup untuk membalas mereka. Waktunya mepet, pasti kepala sekolah sudah menunggunya dengan menyeduh segelas kopi khas Mbak Entin.

Tiba-tiba, telepon seluler miliknya berdering. Tepat di belokan koridor, tangan kanan yang mau mengambil benda di saku celananya tak sengaja membuatnya hilang focus. Dia menoleh ke bawah saat keadaan sedang ramai.

Tanpa sengaja, tubuhnya tak sengaja membentur tubuh salah seorang murid. Suara itu, bukan suara benturan. Namun, suara murid itu yang terjatuh.

"Eh, gue duluan," ujar laki-laki dengan name-tag Alan A. Erlangga itu.

Sedangkan yang terjatuh, belum membalas apa-apa dengan posisi kepala menunduk sampai akhirnya Alan berlari meninggalkannya.

Gadis dengan badge kelas 10 itu menghela napas kasar, lantas mendecih. Tangannya lalu bergerak mengambil sebuah gelang hitam yang tadi terlepas dari genggamannya. "Untung nggak hilang."

ʚĭɞ

Selepas dari ruang guru, Alan kembali ke kelasnya, namun laki-laki itu melewati jalan yang berbeda. Dia kembali melalui koridor di mana ia tak sengaja menabrak murid tak dikenalnya tadi.

Sesekali, Alan menoleh ke kanan dan ke kiri. Mungkin, kelas gadis itu di jajaran ini. Sebab, sekarang ia melalui lantai satu di mana ini lokasi kelas 10. Kelasnya, kelas 11 dan di lantai 2, begitu pula lantai 3 yang tempatnya kelas 12.

Karena juga, Alan tak sengaja melihat badge kelas perempuan itu tadi.

"Nyari apa, Al?"

Fokus Alan terpecah. Dia terkejut dengan sapaan barusan. Dengan sekejap, dia menghilangkan ekspresi penasarannya. Dia berpikir, akan lebih baik jika hanya dia yang mengetahui kejadian itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 22, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ALZEGAWhere stories live. Discover now