10.Gagal

22 2 0
                                    

Note : Hargai karya orang lain, jangan menjadi pembaca gelap, setidaknya kasih vote, komen, dan bantu share cerita ini.

Ceritain gimana ceritanya kalian
Bisa nyasar dilapak gue⚠.

GUE JANJI BAKAL KOMEN
DISETIAP PARAGRAF!

Zio menghempaskan tubuhnya di sofa, setelah itu disusul Zea yang ikut mendudukkan tubuhnya di samping Zio.

Hari ini matahari tampak terik, mereka baru saja pulang dari sekolah. Lelah dan gerah itu yang mereka rasakan sekarang.

Tangan Zea bergerak mencepol rambutnya dengan asal, setelah itu membuka tiga kancing seragam teratasnya.

Zio yang melihat itu meneguk ludahnya kasar karena melihat belahan dada Zea yang terekspos. Memang Zea tidak memakai tanktop atau semacamnya karena tadi pagi sudah buru-buru berangkat sekolah jadi tidah sempat, beruntung badannya tidak tembus pandang.

"Y-yang, jangan mulai deh." ucap Zio dengan berusaha menetralkan raut wajahnya.

"Apa sih kamu gak jelas banget." Zea berucap tanpa beban. Memang Zea masih belum sadar apa yang diperhatikan Zio dari tadi.

Tanpa berlama-lama lagi Zio memeluk Zea dengan erat, membenamkan wajahnya di ceruk leher Zea.

Zea meronta-ronta ingin dilepas, bukan apa-apa, Zea sedang kegerahan, sedangkan Zio malah memeluknya dengan erat.

"Lepas ih gerah tau." rengek Zea.

"Bentar yang gini aja dulu." balasnya.

Deru nafas Zio menerpa leher jenjang Zea membuat bulu kuduknya meremang.

"Ih jangan digituin geli tau." ucap Zea kala Zio mencium lehernya.

Tangan Zea terulur untuk memeluk punggung tegap Zio. Tubuh Zea bersandar di sandaran sofa, sedangkan kepala Zio bersandar di dadanya.

Zio tak menggubris ucapan Zea, bahkan cowok itu sekarang telah membuat kissmark di dada Zea.

"Ahh udah stop, aku cape." ucap Zea setengah merengek.

Zea mendongakkan kepalanya serta memejamkan matanya, menggigit bibir bawahnya untuk menahan sensasi geli yang Zio ciptakan.

Tangan nakal Zio terulur mengelus paha mulus Zea, bahkan rok yang Zea kenakan sudah tersingkap karena ulah Zio.

Tangan nakal itu berjalan ke atas, tapi langsung di tahan oleh Zea, demi apapun Zea sekarang sangat lelah.

"Udah stop aku capek Zio." ucap Zea menghentikan pergerakan Zio.

Zio menghembuskan nafasnya kasar, demi apapun sekarang Zio sudah mati-matian agar menahan hasratnya.

"Aku ke kamar." setelah mengucapkan itu, Zio menaiki tangga menuju kamarnya.

Zea menghela nafas, Zea tau Zio sedang kecewa, tapi sekarang Zea sedang kecapekan.

Zea memutuskan untuk menuju dapur, memasakkan makanan kesukaan Zio, opor ayam.

Kata Kania, opor ayam adalah makanan kesukaan Zio, beruntung Zea mahir dalam urusan dapur, apa lagi memasak opor ayam, Zea jagonya.

****

Selesai memasak, Zea menata makanan itu untuk Zio, membawa nampan berisi makan siang untuk Zio dan segelas air putih.

Berjalan menaiki tangga satu-persatu, setelah itu memutar knop pintu.

Pemandangan yang Zea lihat adalah Zio yang hanya memakai boxer berwarna hitam dan tidak memakai atasan dan tidur tengkurap. Rupanya Zio sudah membersihkan diri.

"Zio bangun," Zea mengguncang bahu Zio pelan.

"Aku ngantuk."

"Makan dulu nih aku masakin opor ayam." bujuk Zea.

Mendengar opor ayam, dengan semangat Zio membuka matanya dan merubah posisinya menjadi duduk.

"Suapin," pintanya.

Dengan senang hati Zea menyuapi Zio dengan telaten.

"Kamu udah makan?" tanyanya.

Zea menggeleng sebagai jawaban.

"Yaudah makan bareng aja ya." Zea mengangguk.

Setelah selesai makan, Zio meneguk air putih itu, menyisakan setengah, Setelah itu mengarahkan gelas ke mulut Zea.

"Maaf," Zio mengernyitkan alisnya.

"Kenapa?" tanya Zio.

Zea tidak menjawab, malah dia menghambur ke pelukan Zio, Zio mengelus punggung Zea agar Zea tenang.

"Aku tadi udah nolak permintaan Kamu." lirihnya.

"Iya gak papa kok." balas Zio.

"Tadi aku capek jadi aku nolak Kamu."

"Iya udah gausah merasa bersalah gitu heyy."

"Nanti malem aja ya." pinta Zea.

"Ngapain?" tanya Zio berniat menjahili Zea. Sebenarnya Zio tau maksud dari apa yang Zea ucap, tetapi menjahili Zea sedikit saja tak apa-apa lah.

"Ih yang tadi itu."

"Yang tadi apa?" Zio semakin gencar untuk menggoda Zea.

"Yaudah gak jadi nih." Zio gelagapan, misi menggoda Zea gagal sudah.

"Eh engga-engga, iya nanti malem aja ya." balas Zio


Hallo gais maaf kalo ada Typo:)

Semoga suka sama cerita ini ya, and semoga terhibur sama cerita Aku yang labil ini hehe:)

Jangan lupa kalo udah baca Vote and Komen ya.

Kalo bisa komen di setiap Paragraf Hehe:)

Oh Iyaa, jangan lupa juga buat Follow akun Aku ya:)

Zize : Pernikahan Dini [ On Going ]Where stories live. Discover now