10

714 142 25
                                    

".. partner," lanjut Dewi

__________



DEWI'S POV





Beberapa menit kemudian..





"NAH! MARI LANGSUNG SAJA KITA LIHAT TIM YANG MASUK 4 BESAR!!"


Layar monitor muncul, memperlihatkan baris-baris peringkat.


"PERINGKAT KE 1, TIM TODOROKI!!," orang-orang langsung berseru heboh

"PERINGKAT KE 2, TIM BAKUGOU!!"

"PERINGKAT KE 3, TIM TETSU T-, LAH? OI, TIM SHINSOU? SEJAK KAPAN KALIAN MENJADI KE 3?," Present mic berseru bingung







Aku hanya geleng-geleng, mengingat bagaimana tim kita yang aslinya peringkat 4 langsung naik peringkat 3 karena mengambil poin tim shiozaki di detik-detik terakhir. Yah, sebenarnya di animenya emang gitu sih..






"shinsou san, kau benar-benar rakus," ucapku sedikit mengejek




Shinsou yang terpanggil menoleh. Ia nampak terkekeh sedikit sebelum akhirnya berkata, "manfaatkanlah kesempatan sebaik mungkin"



Aku terkekeh mendengar jawabannya. Kulirik siswa lain yang termasuk tim. Seorang siswa mutan dengan ekornya yang besar nampak celingukan. Ah, sepertinya dia Ling lung. Ya wajar saja, dia kan habis terkena quirk shinsou.




"PERINGKAT KE 4, TIM MIDORIYA!!.. INILAH 4 TIM YANG AKAN MAJU KE BABAK FINAL!"


Menyadari aku menatapnya, ia berjalan mendekat ke arahku.



"BAIKLAH, SELAMA 1 JAM KEDEPAN KITA AKAN MULAI ISTIRAHAT SEBELUM FESTIVAL SORE DIMULAI! SAMPAI JUMPA!," Present mic berucap mengakhiri




"apa.. yang terjadi?..," tanyanya yang sudah berhadapan denganku




Aku yang sedang membereskan alatku berhenti. Kutatap dirinya sebelum akhirnya berkata, "kau terkena quirknya shinsou"





Kulihat ia membelalakkan matanya, kaget. Nampak menimang-nimang sebelum akhirnya berkata, "kau-"





"tidak," balasku cepat. Ia yang mendengarnya hanya mengangguk-angguk.



Aku beranjak pergi membawa alatku sembari berkata, "duluan! Oh ya, jangan lupa untuk babak selanjutnya!"



___



Dan disinilah diriku. Ditemani dengan air mengalir, aku membasuh mukaku.



Kutatap diriku di cermin.



"ini.. benar-benar nyata," ucapku tak lupa menyentuh cermin



Aku menghela nafas. Masih tak habis pikir mengapa masih saja tak percaya.





Ponselku berdering, menandakan adanya panggilan masuk. Ku ambil ponselku lalu menggeser ikon membuat panggilan itu terangkat.




"paan?," awalku nyeleneh




Nampak di seberang sana merengut kesal.





"idih hariq. Mentang-mentang nyaris mokad belagu Kao," ucap orang di seberang mengejek




my story on bnha [ONGOING]Where stories live. Discover now