28. Naga Emas VS Yin

Start from the beginning
                                    

Apakah dia dan Wang Jae akan benar-benar berseteru pada akhirnya? Wang Jae sungguh... tidak mau mengalah meski dia telah menjelaskan semuanya dengan baik dan—

"Jadi pria yang dimaksud oleh Son Je Ha sebelumnya adalah dirimu? Dia menolak perasaanku dan berkata jika telah mencintai pria lain, pria itu adalah dirimu?" Wang Jae menggertakkan gigi/

Je No menurunkan pandangannya dengan murung, "ya."

Kemudian, Pangeran ke tujuh tertawa. Dia tertawa lepas ke udara, "hahaha!! Kau sangat lucu, Hwang Je No!" Gelaknya, "apa kau tidak ingin bercermin untuk melihat tampak seperti apa kau sekarang?"

Je No menatapnya, masih tak berkata-kata dengan sorot mata kuyu. 

"Kau seperti tikus menyedihkan yang berhadapan dengan harimau, Hwang Je No," sambung Wang Jae, dengan sebuah seringai lebar. 

"Hwangja-nim..."

"Mengapa?! Apa aku berani bicara seperti ini padaku karena kau menganggap kita seperti saudara? Teman sejak kecil? Apakah kedekatan dan keakraban kita bisa membuatmu bertingkah tidak sopan seperti ini?" Yang lebih muda mendengus, "kau sama saja seperti Jae Hyun, sangat berani. 

Hwang Je No menghembuskan napas lelahnya dengan pasrah, "Yang Mulia, ini bukanlah seperti yang anda pikirkan. Itulah kenapa aku mencoba untuk bicara baik-baik dengan anda, aku tidak ingin merusak hubungan di antara kita—"

"Lalu tinggalkan Son Je Ha."

Tatapan dingin dan menusuk. Dingin. Benar-benar sedingin Pedang Yin-Yang hingga membuat Je No sempat meremang. 

"Jika kau tidak ingin merusak hubungan persaudaraan kita itu, tinggalkan Son Je Ha."

Demi Tuhan, apa yang harus Je No lakukan sekarang?

"Kau hanyalah seorang Panglima, hidup dan matimu, kau hanya akan terus mengabdi kepada Goryeo, lalu bagaimana caramu untuk membahagiakan perempuan itu? Hwang Je No, kau jelas-jelas tak bisa dibandingkan denganku."

Apakah pria ini... benar-benar Wang Jae? Pangeran Wang Jae yang selalu bersikap lembut dan peduli padanya itu baru saja merendahkan dirinya?

Hwang Je No mulai tersinggung, namun dia tetap bisa mengontrol emosinya dengan sangat baik.

"Membahagiakannya atau tidak, itu bukan urusan anda, Yang Mulia," jawabnya dengan tegas. "Son Je Ha mencintaiku, itu adalah satu fakta yang harus anda sadari."

Setelah mendengar itu, Wang Jae hanya tersenyum penuh sarkasme. Dia mendengus tidak menyangka, seolah-olah dia tak akan pernah mengira jika Hwang Je No dengan berani mengatakan hal seperti itu di depannya. 

"Hubungan kalian berdua bukanlah urusanku," katanya, menarik Pedang Yin yang berada di punggungnya. "Lalu bagaimana, Hwang Je No?" Dia angkat sedikit dagu Je No dengan ujung bilah pedang hitamnya itu.

Jantung Hwang Je No sempat berdegup sekali dengan sangat keras, seperti ada sebuah batu besar yang menghantam dadanya. Dia juga merasakan betapa dinginnya bilah pedang itu, sangat dingin, lebih dingin dari es. 

"Kau pun tidak bisa melupakan fakta jika saat ini akulah yang memiliki perempuan itu, meski kau sudah mengakui semuanya di depanku seperti ini, itu tidak akan mengubah apapun." Wang Jae tersenyum. 

Saking dinginnya bilah pedang itu, kulit di dagu Hwang Je No memerah, dia pun merasa kulitnya mulai mati rasa. 

"Kau mau aku mengembalikannya?" Lanjut Wang Jae, "angkat pedangmu, Hwang Je No."


DUAGKH!!


"Ughh!"

[✔] 5. 真実 [TRUTH] : The PrologWhere stories live. Discover now