Chapter 14: Pria Menyedihkan

12 3 0
                                    

[[ HAPPY READING ]]

♡ Chapter 14: Pria Menyedihkan ♡

Pesta pernikahan Mela dan suami terselenggara dengan meriah dan lancar, Renatta dan Lian menghadiri acara pernikahan Mela. Sebuah pesta mewah dengan tema istana adalah keinginan Mela. Lian yang sedang asyik menikmati jamuan prasmanan sementara Renatta memilih berdiri di sudut ruangan.

Menikmati segelas soft drink di tangannya dan melihat serangkaian acara pernikahan. Ketika hendak pergi melangkah, Renatta tidak sengaja menabrak seseorang yang mengakibatkan soft drink Renatta tumpah ke kemeja seorang tamu undangan.

"Maaf." ucap Renatta sambil mendongak melihat tamu itu yang tak lain adalah Nathan, "Pak Nathan?"

"Renatta?"

"Aduh maaf, Pak. Saya nggak sengaja."

"Iya, nggak apa-apa."

Tiba-tiba Renatta teringat kejadian beberapa bulan yang lalu, menumpahkan minuman ke kemeja seorang tamu. Seakan deja vu, Renatta membulatkan bibirnya.

"Kamu udah inget?"

Renatta mengangguk, "Maaf saya nggak inget sama sekali."

"Iya, nggak apa-apa. Lucu juga ya, sama-sama di tempat pernikahan, sama-sama juga ketumpahan minuman."

"Oh ya, Pak Nathan di undang sama siapa?"

"Jerry. Mempelai cowok. Kalau kamu?"

"Saya sama mempelai cewek. Dia temen saya dan Lian juga."

"Oh ada Lian?" Renatta mengangguk dan tidak lama seseorang yang mereka kenal menghampiri keduanya.

"Sorry, Nat tadi ada tamu yang ajak ngobrol." ucap Rendra yang melihat Renatta di hadapan Nathan, "Lho Renatta kamu ada disini?"

"Iya, Pak. Saya dan Lian di undang sama mempelai ceweknya."

"Ooh gitu."

Nathan merogoh saku celananya dan membuka isi pesan dari seseorang.

"Sorry, ya semua. Saya harus pergi ada urusan. Bye."

Terlihat Nathan meninggalkan tempat acara dengan terburu-buru dan Renatta keheranan melihat Nathan.

"Pasti dia sibuk jagain dua anaknya."

"Anak?" tanya Renatta dengan menyengritkan dahinya.

"Iya, Nathan itu duda dua anak. Oh iya, saya belum kasih tahu ya? Dia sendiri yang minta privasi tapi saya lupa kalau semua karyawan nggak ada yang tahu."

"Tenang aja, Pak. Saya nggak akan bilang-bilang kok."

"Oh oke. Saya pergi dulu, sudah di tunggu yang lain."

Rendra meninggalkan Renatta seorang diri dan tidak lama, Lian datang menghampiri Renatta dengan sepiring kecil kue-kue untuk Renatta.

"Ya ampun, beruntung banget Mela bisa di wujudin wedding dream-nya. Gue iri deh."

"Loe harus cari cowok kayak Jerry."

"Pamela Indriawan dan Jerry Nasution, sepasang suami istri yang ideal. Mela demen disney princess dan Jerry mewujudkannya. Gila gue pengen banget."

"Kalau loe jadi Mela, apa wedding dream loe?"

"Gue mau tema Eropa kan keren. Kalau loe gimana?" tanya Lian.

"Gue mau tema Twilight hahaha."

"Ngaco loe yang ada loe di gigit Edward Cullen."

"Nggak apa-apa gue di gigit suami gue. Gue kan Bella Swan." ucap Renatta dengan percaya diri.

Renatta menjulurkan lidahnya kearah Lian dan dari kejauhan, Mela tersenyum melihat keduanya sudah akrab kembali.

"Ada apa?"

"Lian sama Rena udah akur lagi, Honey."

"Oh syukurlah kalau udah akur, aku nggak mau kamu kepikiran lagi."

Mela mengangguk.

♡♡♡

Vanno membereskan barang-barangnya untuk dipindahkan ke kosan yang baru. Renatta berdiri di ambang pintu dan tidak berani memasuki kamar Vanno. Vanno berbalik badan dan melihat Renatta.

"Ada apa?"

"Umm... ada yang bisa Kakak bantu?"

Vanno terdiam, "Boleh bawa koper aku turun ke bawah nggak?"

"Oke."

Renatta mencoba membawa koper Vanno namun tidak berhasil karena koper Vanno cukup berat. Kemudian Vanno mengambil kopernya dan membawa pergi.

"Bawa aja tas gendong."

Renatta membawa tas gendong Vanno dan mereka tiba di depan rumah dimana Raka sudah menunggu. Raka membantu Vanno membawakan koper-koper dan memasukkan ke mobil Raka. Renatta tidak tahu harus ikut mengantar kepindahan Vanno atau tidak.

"Makasih, Kak. Aku pergi dulu. Makasih udah mau jadi tumpangan dan sekarang aku nggak akan ngerepotin Kakak lagi."

"Makasih juga udah nemenin hari-hari Kakak, masakin buat Kakak."

"Bye."

Langkah kaki Vanno meninggalkan rumah Renatta dan Renatta menatap punggung Vanno yang perlahan menjauh. Mobil Raka meninggalkan rumah Renatta dan entah tiba-tiba airmata Renatta jatuh membasahi pipi. Renatta mencoba tidak menangis lalu kembali masuk ke rumahnya.

Sementara itu, Vanno terdiam sepanjang jalan menuju kosannya. Hingga Raka membantu Vanno, ia masih saja diam seribu bahasa. Raka meletakkan barang-barang Vanno dan memanggil Vanno.

"Apa loe yakin kepindahan loe ini nggak ada kaitannya sama dia?"

"Dia siapa?"

"Ya siapa lagi Kak Renatta. Loe suka sama dia nggak sih? Kalau suka, kenapa harus pergi?"

"Justru karena gue suka, gue harus pergi. Kalau terlalu lama disana yang ada gue malah susah buat bersikap seperti biasa."

"Emang loe udah nembak?"

"Gue cuma nyatain perasaan aja, nggak berharap dia jadi pacar gue."

"Kenapa? Masalah usia?"

"Udahlah, Rak. Gue mau lupain perasaan gue."

Vanno kembali membawa barang-barangnya sedangkan Raka hanya menggeleng melihat Vanno yang sedang patah hati.

♡♡♡

Satu minggu yang lalu ...

Vanno baru saja memeriksa keadaan kosan sebelum ia pindah minggu depan. Karena Raka tidak bisa mengantarnya, mau tidak mau Vanno menggunakan transportasi umum. Ketika sedang berjalan menuju halte bus, Vanno melihat seorang gadis seusianya sedang di hadang oleh beberapa preman yang menganggunya.

"Saya udah bilang, saya nggak ada kaitannya sama Anna. Saya juga nggak tau dimana dia."

"Halah nggak usah bohong. Lu sodaranya Anna mana ada maling ngaku."

"Kalau nggak percaya tanya aja sama Mahar. Dia yang tahu dimana Anna."

"Bang Mahar nggak tau dia dimana."

"Udah, ngaku ajalah."

"Saya bener-bener nggak tahu."

"Banyak bacot!" Seorang preman hendak melayangkan tamparan kepada gadis itu namun Vanno menahan tangan preman itu.

"Jangan main tangan disini." ucap Vanno dengan tatapan tajam menusuk seakan ingin membunuh.

"Aku ... belajar taekwondo karena aku ingin melindungi dia. Gadis yang kusukai sejak dulu dan aku ingin mengubah pandangan dia jika aku bukan lelaki lemah lagi."
- Vanno -

Tbc...

Jangan lupa vote and comment ^_^

You + Me = To Be ONE ✅Onde as histórias ganham vida. Descobre agora