Chapter 13: Menyesal

12 3 0
                                    

[[ HAPPY READING ]]

♡ Chapter 13: Menyesal ♡

Semenjak kejadian itu, Renatta dan Vanno kembali berjaga jarak dan tidak saling sapa. Renatta berhasil menyelesaikan desain selama tiga hari dan mendapat pujian dari Rendra. Nathan senang melihat Renatta dipuji oleh Rendra.

Renatta kembali ke tempatnya dan berterima kasih kepada Lian dan Pak Theo yang sudah membantunya. Ia beruntung memiliki rekan kerja yang baik dan saling menolong.

"Kamu juga pernah bantuin saya, sekarang giliran saya bantuin kamu. Yang penting kamu harus fokus, seberat apapun masalah kamu yang di hadapi jangan sampai kamu melupakan tugas utama kamu."

"Makasih, Pak."

Lian mendekati Renatta, "Loe lagi ada masalah apa, Ren? Curhat aja sama gue atau Mela."

"Nggak apa-apa kok. Gue nggak mau nyusahin kalian. Mela lagi sibuk buat pernikahannya, loe lagi bangun karier lagi. Gue bisa sendiri kok."

"Oke, tapi kalau loe mau bicara, kasih tau aja ya." Lian tersenyum dan kembali duduk di bangku kerjanya.

Nathan keluar dari ruangan Rendra dan melihat Renatta yang sudah kembali seperti dulu. Tanpa diduga, Renatta menatap kearah Nathan dan Nathan tersenyum kearah Renatta. Dengan kikuk, Renatta membalas senyuman Nathan.

"Kenapa dia senyum ke gue? Heran." ucap Renatta.

Sementara itu, Vanno kuliah seperti biasa dan berkumpul dengan Raka. Raka melihat raut wajah Vanno yang kusut dan terdiam.

"Kenapa, bro?"

"Kayaknya dia ngerasa keberatan gue tinggal disana."

"Maksudnya?"

"Dia bilang bertanggung jawab sama Nyokap gue dan dia harus tahu kemana gue pergi, sama siapa gue pergi, sampai jam berapa gue pergi. Itu semua karena tanggung jawab dia sama Nyokap gue. Dia ngelakuin itu semua karena Nyokap gue."

"So, dia nggak ada rasa gitu sama elo?"

"Kayaknya sih nggak. Dia bilang bebas gue pacaran sama siapa, asalkan gue bilang kalau mau pergi."

"Wajar sih dia ngerasa gitu tapi bukan berarti dia keberatan loe tinggal disana. Karena Nyokap loe udah nitipin loe disana pasti dia bertanggung jawab."

"Raka bener, gue yang salah dan nggak tahu apa yang di rasain Kak Renatta." ucap Vanno.

"Udah sekarang loe minta maaf yang tulus. Mungkin aja dia lagi banyak kerjaan."

"Oke." Vanno mengangguk dan ia akan menjelaskan semuanya kepada Renatta. Berharap Renatta bisa memaafkannya.

Laura menghampiri Vanno dan meminta waktunya untuk berbincang. Raka memilih pergi dan membiarkan Laura berbincang dengan Vanno. Lalu Laura duduk di sebelah Vanno, tangannya gemetar dan Vanno menyadari hal itu. Ia memegang kedua tangan Laura.

"Tenanglah, ada apa?" tanya Vanno sambil menatap mata Laura.

"Aku minta maaf soal kemarin. Aku cuma mau Kakak sama Kak Renatta akur lagi. Makanya aku punya ide kayak gitu."

"Makasih, kamu udah mau jujur. Kakak nggak akan marah dan Kakak sekarang ngerti kok apa yang di rasakan Kak Renatta. Kakak janji, secepatnya Kakak akan bilang ke dia soal perasaan Kakak sebelum Kakak pindah."

"Tapi, Kakak beneran bakal pindah?"

"Iya, Kakak mau coba hidup mandiri. Kakak nggak mau nyusahin Kak Renatta lagi."

You + Me = To Be ONE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang