2. Awal yang baru

Start from the beginning
                                    

~~~🦋🦋~~~

Sore berganti malam, Tiana duduk bosan di brankarnya, mengapa sedari tadi tak ada yang mengunjunginya, hanya para perusuh yang datang tak di undang. Ah dia lupa, ingatan Tiana dahulu memang sudah tidak mempunyai orang tua, sungguh malang nasib tubuh ini.

"Hidup lo susah amat yak," gumamnya. Ya walaupun dia dan pemilik tubuh ini senasib yatim-piatu namun, dirinya masih mempunyai teman-temannya yang menyayanginya, mungkin dia akan lebih memperbaiki kehidupan pemilik tubuh ini sebelum jiwanya kembali ketempat asalnya, dan yah dia akan menikmatinya.

"Gila anjir, gimana ceritanya gue transmigrasi kayak di novel-novel," gumamnya tak habis pikir.

Ceklek....

"Astaga menantu mommy," wanita paruh baya itu menghampiri Tiana, di wajahnya ada raut kekhawatiran.

"Kamu nggak apa-apa kan?" Tanya wanita itu. Tiana tersenyum hangat, seperti ia merasakan kasih sayang seorang ibu.

"Enggak kok ma," Tiana tau jika wanita dihadapannya ini adalah mama Alva.

"Mama khawatir sama kamu, jangan ngelakuin hal yang membahayakan nyawa kamu sayang, kalo ada masalah ayo cerita sama mama," mendengar hal itu, ingin sekali Tiana menceritakan kesedihan pemilik tubuh ini, namun ia masih ingin bermain-main dahulu.

"Hidup lo terlalu menarik untuk gue ceritain, sekarang jalanin aja dulu," batin Tiana, sepertinya kehidupan Tiana banyak hal yang menarik dan ia menyukai teka-teki, serta tantangan, lalu kali ini tantangannya adalah membuat siapa saja yang pernah menginjak harga dirinya menjadi berlutut padanya.

"Maafin Tiana mah, Tiana khilaf," berdrama sedikit sepertinya menyenangkan.

"Dimana Alva?" Tanya pria paruh baya yang tak lain adalah papanya Alva.

"Emm, Tiana nggak tau Pah, tapi Alva tadi kesini bareng teman-temannya," ia tidak akan mengatakan jika Alva bersama ulat keket itu, karna ia mempunyai rencana tersendiri.

"Benar-benar anak itu, papa nyuruh dia buat jagain kamu bukannya malah keluyuran," geram papa Alva.

"Eggak apa-apa Pah, Tiana udah besar nggak perlu dijaga," perkataannya membuat mereka terdiam, anak ini berubah, biasanya dia tidak akan banyak bicara.

"Apa kepalamu habis terbentur sesuatu sayang?" Tanya mama Alva.

Tiana menatap calon mertuanya ini dengan heran. "Enggak ma, kenapa?" Tanyanya.

"Ah tidak, mama hanya terkejut kamu sudah berubah."

"Memangnya Tiana yang dulu seperti apa ma?" ia mencoba untuk menggali informasi lebih dalam mengenai Tiana.

"Kok tanya mama sih."

"Emmm, dari sudut pandang mama, Tiana yang dulu gimana ma," ia harus lebih memancing kedua orang tua Alva agar kehidupan tentang Tiana jelas.

"Kamu dulu pemalu loh sayang, terus pendiam, takut sama Alva juga," mama Alva menceritakan semua sifat Tiana yang dulu, ia harus memberikan Tiana aplose karena telah menjadi anak yang baik. Tapi selanjutnya itu tidak akan terjadi, lihat saja disini ia yang akan menjadi pemeran utamanya, jangan lupakan jiwa Felicia dulu adalah tipe gadis galak dan tidak suka berbasa-basi.

"Ma Tiana boleh pulang?" Tanyanya, dengan wajah yang dibuat penuh harap.

"Tapi kamu baru sembuh loh sayang," ucap mama Alva, ia mengelus Surai rambut gadis itu.

"Nggak ma, Tiana udah sehat kok," balasnya. Mama Alva menatap kearah suaminya, suaminya pun hanya mengangguk.

"Mama panggilin dokter dulu," mama Alva kemudian berbalik dan berjalan menuju pintu ruangan, saat akan membuka pintu itu, seseorang masuk lebih dulu.

Ceklek... Dokter David masuk kedalam ruangan.

"Baru saja saya ingin memanggil dokter," kata mama Alva.

"Selamat malam nyonya," sapa Dokter David.

"Selamat malam dok, menantu saya sudah ingin pulang apakah bisa dok?" Tanya mama Alva.

"Saya periksa dulu," kata dokter David, ia melangkah mendekat pada Tiana, kemudian memeriksanya, ia juga melepaskan infus yang terpasang ditangan Tiana.

"Dia sudah boleh pulang, lukanya tak dalam, sehingga tak menimbulkan kesalahan yang fatal."

"Terimakasih Dok."

"Jika begitu saya permisi," Dokter David kemudian keluar dari ruangan. Tiana tersenyum masam ia sangat tidak suka berada dirumah sakit.

"Nanti papa telfon Alva, untuk jemput kamu," sahut papanya Alva yang sedari tadi diam.

"Eng-"

"Engga ada penolakan Tiana," putus mama Alva.

Tiana hanya menghela nafas panjang, mana mau manusia itu menjemputnya, lihat saja ia akan memberikan perhitungan pada laki-laki brengsek itu.

||~~~~~~~=====🦋🦋======~~~~~~~||

NEW LIFE TIANA or FELICIA ✓Where stories live. Discover now