Jeno dan ketiga sahabatnya berjalan dengan santai di lorong lantai dasar menuju parkiran. 

" Motor lu udah bener belum dibengkel bang Winar? " Tanya Ardan

" Bang Winar punyanya matrial bukan bengkel, bengkel mah punya bang aldi! " koreksi Haikal 

" Yaudah atuh maap lupa "

Jeno yang sedari tadi berjalan sembari menunduk karna membaca pesan dari sang bunda, lalu mendangak ketika Ardan bertanya.

" Kata bang Aldi besok lusa baru bisa "  Jawab Jeno, dan kembali menunduk mebalas pesan sang Bunda.

Tiffany menyuruhnya untuk datang ke kantor, Jeno tentu saja menolak ia akan bermain sebentar, namun karna rayuan sang Bunda yang membuat Jeno memelas itu akhirnya menjawab, " Ya ".

" Gw engga ikut main hari ini, Bunda nyuruh gw ke kantornya " Ucap Jeno, yang langsung mendapat anggukan dari sahabatnya.

" Bunda lu masih sama om Jeff? " Tanya Haikal, Jeno hanya menjawab dengan anggukan pelan, ia malas sekali jika orang membahas pria tersebut.

" Tadi juga di rumah Jeno ada om Jeff, datengnya barengan sama gw, demi Allah kalau boleh jujur mah gw saking geroginya sampe engga salim sama tante Tiff "  Ucap Dewa, yang mendadak lemas dan bersender di bahu Jeno yang berada di samping.

" Iya atuh lur! Om Jeff serem banget ya! "

Sampai di parkiran motor yang sudah lumayan sepi, mereka segera berjalan medekat ke arah motor besarnga yang terparkir sejejer bersama, mereka langsung menaiki motornya masing masing.

" Misah di perempatan ya " Ucap Ardan, dan segera memakai helm full facenya.

" Engga jadi main? " Tanya Jeno

" Engga, lunya engga ikut, kalau soal nyebat mah gampang bisa di rumah " Jawab Ardan

" Besok kita lanjut nyebatnya bro! " Haikal berseru.

" Anjazz besok mah warung mpok boleh tuh " Jeno memberikan saran

" Boleh tuh, kita liat besok ajaa, kan yang jarang bisa mah lu Jen " Ucap Haikal, membuat Jeno hanya tersenyum kaku.

Jeno juga merasa tak enak jika sudah membuat janji bermain, namun tiba tiba di batalkan seperti ini, bukan sekali dua kali, tapi sangat sering.

Dan berakhir, membuat Jeno yang pembengkang, dan lebih memilih untuk membolos, atau pulang sekolah lebih lama, karna jika ia sudah pulang, sudah di pastikan ia tidak boleh main atau keluar rumah, apa lagi kalau sudah ada Jeffrey dan kedua anaknya yang berkunjung ke rumah dan ikut makan malam.

Jeno naik ke atas jok belakang, lalu memakai helm full facenya.

" Tau kantor JFY kan, Dew? " Tanya Jeno, kepada Dewa yang sudah selesai memakai helm full facenya

" Tau gw, aman. " 

Ketiga motor besar itu segera keluar gerbang sekolah yang terbuka lebar, lalu motor besar itu mulai ikut meramaikan jalan raya yang sudah pasti padat kendaraan.

🛡🔫

Gedung pencakar langit yang memilik 59 lantai, dengan bangunan yang di penuhi oleh kaca, adalah sebuah gedung perusahaan terbesar nomer satu di asia, tidak sembarang orang boleh bekerja atau bekerja sama dalam sebuah bisnis oleh perusahaan tersebut.

Jevano WilliamWhere stories live. Discover now