Zee menatap Ganta sambil tersenyum licik. "Gak mau. Burung lo bisulan."
"Anjing!"
***
"Jadi, gimana caranya biar gue bisa dapetin Kak Ganta?"
Zee sontak menghentikan ayunan langkahnya kala mendengar kalimat tersebut. Ia mengintip dari balik tembok. Didekat pintu toilet terdapat Priyanka dan Havika yang tengah berbincang.
"Coba lo kasih obat ini ke dalam minumannya. Gue jamin setelah itu Ganta bakalan jadi milik lo, seutuhnya." Priyanka menyodorkan sebutir pil berwarna biru. Tatapan culas terpancar dari kedua bola matanya.
"Ini apa?" Havika mengamati pil ini beberapa saat.
"Viarga."
"Viarga? Obat apa?" Havika yang kebingungan masih terus bertanya.
"Udah lo turutin aja apa yang gue suruh. Kalo Ganta udah minum obatnya, lo harus tetep berada di dekatnya." Priyanka berlalu begitu saja.
Zee langsung bersembunyi. Gadis itu menutup mulut dengan mata yang melebar. "Sialan tuh cewek. Gila, sesat ini mah. Yakali si Ganta mau di kasih obat perangsang? Sinting! Gue kudu ngelakuin sesuatu." Berceloteh, ia kemudian keluar dari tempat persembunyiannya. Dan ternyata, Havika sudah tidak ada ditempatnya.
"Sial!" Dengan gesit Zee berlari untuk mencari Ganta. Lihat saja. Mau gimanapun juga Zee tidak akan membiarkan obat itu sampai menyentuh bibir sahabatnya.
Di tepi lapangan, Havika menunggu Ganta yang tengah bermain bola sambil menenteng sebotol air. "Kak!" Gadis itu melambaikan tangan. Ganta menepi lalu menerima botol air mineral yang disodorkan oleh adik perempuannya.
Mata Zee membelalang. Cewek itu berlari dari koridor secepat kilatan petir. "Berhenti!" teriaknya tetapi tak sampai ke telinga Ganta.
"Pat, kalo lo sampai minum air itu, demi alek gue gak bakal mau temenan sama lo lagi!"
Botol tersebut berayun naik. Tepat setelah ujung botol menyentuh bibir Ganta, Zee langsung mendorongnya hingga botol itu jatuh dan airnya tumpah.
"Ngapa sih, Zee? Gak liat apa gue mau minum!" Tentu Ganta kesal. Karena gadis itu, bajunya jadi basah akibat terguyur air.
"Iya sorry atuh gue kagak sengaja," alibinya, "ikut gue, kuy." Zee menarik kerah kaos belakang milik Ganta.
Havika segera menahan tangan Ganta. "Kak, aku laper. Temenin makan, ya?"
"Kantin gak jauh. Gak harus pake helikopter. Jalan lima langkah aja langsung nyampe. Lo bisa makan sendiri atau nggak sama temen kelas lo. Gue ada urusan sama Ganta." Zee langsung nyereung. Tatapannya sangar bak macan siap menerkam.
Havika menunduk. Biasalah, drama. "Murid-murid di kelas gak ada yang mau temenan sama aku. Cuma karena aku paling pintar di kelas dan semua pujian selalu terarah kepadaku, jadi mereka nggak suka sama aku." Setetes air mata jatuh dari pelupuk mata.
Ganta menangkup wajah adiknya. "Kamu jangan sedih. Udah gak papa kalo mereka gak mau temenan sama kamu. Mereka cuma iri karena kamu jauh lebih unggul di bandingkan mereka. Kakak disini bakalan selalu nemenin kamu."
Respon Zee? Dia bersedekap, membuang muka seterusnya bergumam, "Sedang menikmati drama manusia paling tolol di muka bumi."
"Zee, gue temenin dulu Havi makan." Ganta menepuk pundak Zee. Selekasnya berlalu dengan Havika.
Zee hanya bisa menggerutu sambil menghentakkan kaki. Ganta tau dirinya sedang datang bulan yang berarti moodnya sedang tidak stabil. Akan tetapi, kenapa moodbosternya itu malah menghilang? Benar-benar membagongkan.
YOU ARE READING
RECOGNIZED(END)
Teen Fiction#URBAN_FANTASY. Waktu dan tempat di persilahkan untuk mengakak. *** RECOGNIZED; Dikenali. Zee itu dikenali sebagai gadis maniak Wattpad. Ekspetasinya selalu ingin di sayang oleh Abangnya, persis seperti di cerita teenfic yang kerap kali ia baca. Nam...
Part 24
Start from the beginning
