Sebelum baca, silakan follow :
Wattpad : @nisareal123
Tiktok : @nisa_real_
Instagram : @nisareal123
Jangan lupa vote ya.
Terima kasih.
Selamat membaca ❤️
∆∆∆
Aku berpura-pura terlihat cuek. Kenyataannya, setiap malam aku memikirkan betapa buruknya aku di mata mereka.
∆∆∆
Gea menatap tanah yang tengah ia pihak dengan wajah cengo seraya menaruh kedua tangannya di pinggang. "Mobilnya Kak Arsen tadi kan, disini. Kok sekarang udah gak ada, ya?" tanya cewek itu pada dirinya sendiri. Gea menggaruk rambutnya yang tak gatal.
Setelah menunggu Aqilla di depan toilet yang berakhir sia-sia, Gea memutuskan untuk kembali ke mobil Arsen. Siapa tahu, Aqilla sudah ada di sana. Akan tetapi, malah berakhir dirinya ditinggal seorang diri.
"Keknya gue ditinggal, deh! Ngajak baku hantam, Kak Arsen!" Akhirnya Gea menyadari situasi yang tengah menimpa dirinya. Gea langsung teringat dengan apa yang ia lakukan pada Arsen sebelumnya, dimana ia berniat untuk membuat bentuk wajah Arsen menyerupai Adudu dan diakhiri dengan amukan Arsen yang tidak ada tandingannya.
"Pasti gara-gara gue pukul dia pakai toples, terus dia balas dendam sama gue. Digituin doang langsung gak terima. Nyebelin emang, dasar cemen!" lanjutnya tak sadar diri.
Gea merogoh saku roknya saat merasa ponselnya bergetar. Tertera nama Aqilla di sana, membuat Gea lantas menerima panggilan dari teman seperjuangannya. "Heh! Lo dari mana aja, sih, Qil?! Udah sama Kak Arsen? Kalian udah ninggalin gue atau masih di sekolah?" tanya Gea beruntun seraya memperhatikan sekelilingnya. Hati mungilnya berharap Aqilla masih ada di sekolah, setidaknya solidaritas di antara mereka tidak berakhir sampai di sini.
"Gue udah di mobil sama Arsen."
"Sat."
"Bilang apa?" Kali ini bukan Aqilla yang membalas, melainkan si makhluk berwujud manusia, namun memiliki sifat sedingin es kul-kul rasa semangka yang dilapisi coklat dengan toping meses warna warni dan keju di atasnya.
"Bangsat! Apa?! Gak terima?! Sini, Kak! Kita akhiri semua dendam kesumat kita di ring tinju!"
"Tenang! Tenang!" Ponsel Aqilla kembali ke tangannya dengan cepat jika tak ingin perdebatan semakin panas.
"Aqilla! Bilangin sama lakik, lu! Suruh dia ke lapangan sekolah sekarang! Dasar cowok cupu! Beraninya ninggalin cewek. Ditinggalin pas lagi sayang-sayangnya, tahu rasa nanti! Gue ketawain sampai ngok-ngok kayak babi ngepet!"
"Udah, Gea. Jangan ribut terus, kepala gue sakit ini dengerin lo ngoceh sambil marah-marah gitu!"
"Kak Arsen dulu yang mulai."
"Iya, ini salah Arsen. Dia sukak jail semisal dijailin duluan. Katanya Arsen mau minta maaf entar kalau udah ketemu sama lo. Sekarang, lebih baik lo tungguin kita di halte. Kita lagi otw jemput. Sabar ya, Gea anak kesayangannya Pak Bagus."
"Tuh, kan! Lo beneran ninggalin gue, Qil?! Pertemanan kita cukup sampai di sini aja! Tega bang-"
"Siap salah," Gea menatap ponselnya dengan keki. Jika ia adalah keturunan Sultan Andara, sudah ia banting benda pipih yang burik, lemot, murahan, baterai cepat habis, layar retak-retak, dan tertera notifikasi ruang penyimpanan penuh itu ke tanah. Sayangnya Gea adalah Gea. Ia mendeklarasikan dirinya sebagai manusia miskin harta, akhlak, ilmu, dan visual. Semuanya serba minus, kecuali otaknya yang terkadang memikirkan hal-hal berbau plus-plus secara tiba-tiba.
YOU ARE READING
After the Heartbreak
Teen FictionSPIN OFF LOVE YOU MY ICE Namanya adalah Gea. Ia dikenal sebagai pribadi yang ceria, galak, dan bersolidaritas tinggi. Jangan lupakan dengan sifatnya yang bar-bar yang sudah menjadi ciri khasnya. Kalem? Tidak ada kata itu dalam kamus hidup seorang Ge...
