RAYAN PART 19

87.9K 9.6K 1.2K
                                    

Hallo semua!
Jangan lupa buat vote sebelum membaca dan ramein tiap paragraf yaa.

Aku minta tolong sama kalian buat jangan spoiler sehabis baca part ini❤️

Oh iya, jangan panggil aku "kak"😭 Aku baru naik kelas 11 huhu, panggil nama aja gapapa okk❤️

Nemu cerita ini dimana?👉🏻

Hari ini kalian sarapan apa?👉🏻

Bacanya pelan pelan aja, gausah kayak dikejar setan🤪

Happy reading!❤️
•••
"Akhirnya selesai!" gumam Anin sambil berkacak pinggang melihat koper dan juga tas-tas besar yang berisi keperluannya.

Pukul 10.00 pagi ini Anin dan Vano sedang sibuk untuk memeriksa kembali barang barang mereka. Weekend ini mereka akan pindah ke mansion sesuai usulan Anin waktu itu. Mungkin sebentar lagi mereka akan berangkat.

Perjalanan dari rumah ke mansion membutuhkan waktu yang sebentar sekitar 15 menit. Sambil menunggu daddy nya, Anin berjalan menuju dapur untuk membuat kopi untuk Vano dan milkshake cokelat untuk dirinya.

"Barang-barangnya udah semua? ga ada yang ketinggalan kan?" Anin menoleh saat melihat Vano berjalan ke arah ruang keluarga sambil menggeret dua koper besar.

"Udah kok. Nih aku buatin daddy kopi." Anin memberikan cangkir berisi kopi kepada Vano.

"Tumben." gumam Vano sambil menyeruput kopinya.

"Abang hari ini bakalan langsung ke mansion kan?" tanya Anin.

Vano meletakkan cangkir kopinya, "Iya, tapi mungkin dia bakalan dateng agak sorean katanya ada urusan sebentar, jarak apartemen sama mansion juga lumayan jauh." ucap Vano.

Anin menganggukkan kepala mengerti. Semua koper dan juga tas untuk kepindahan mereka sudah berada di ruang tamu. Vano memerintahkan beberapa bodyguards dan asisten nya untuk membawa langsung semua keperluan mereka ke mansion. Bu Tuti juga sudah berangkat terlebih dahulu dengan sopir keluarga Anin. Mobil-mobil dan juga beberapa motor besar sudah dipindahkan  kemarin oleh orang suruhan Vano.

Berhubung rumah ini tidak ada yang menempati karena Bi Tuti ikut pindah ke mansion, Vano sudah memerintahkan anak buahnya untuk membersihkan rumah ini setidaknya seminggu dua kali.

Setelah semua koper dan tas sudah diangkut, Vano dan Anin bersiap siap untuk berangkat. Mereka mengamati sejenak sekeliling rumah yang sudah menjadi tempat tinggal mereka beberapa tahun ini. Seketika bayangan saat ia bermain dengan abangnya dan tidur sambil berpelukan di sofa dengan mommy nya terputar jelas di otaknya.

Vano merangkul bahu anaknya dengan senyuman sendu. "Yuk kita berangkat!" ucap Vano semangat. Anin tersenyum dan balik merangkul pinggang Vano. Mereka berdua berjalan menuju garasi dan langsung tancap gas menuju mansion meninggalkan rumah penuh kenangan itu.

•••

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
RAYAN ✔️ [TERBIT]Where stories live. Discover now