Part23

147 30 188
                                    

VOTE DULU YUK SEBELUM BACA!
JANGAN LUPA COMENT!

VOTE DULU YUK SEBELUM BACA!JANGAN LUPA COMENT!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

※※※

"Kamu cuman pesen itu doang?" Tanya Jessyca saat melihat makanan yang di pesan oleh Raffa hanya seporsi cilok dan satu gelas es teh manis.

Belum sempat Raffa menjawab tiba-tiba suara dari mulut temannya keluar begitu saja dengan lantangnya.

"Si Raffa tuh lagi bokek, belum di kasih duit jatah." Celetuk Alvaro.

"Nah bener tuh, mangakanya ngirit jajan." Tambah Andra, ikut-ikutan.

"Ck, diem lo berdua!" Sewot Raffa.

"Lah kenapa? Emang kenyataanya gitu." Sahut Alvaro, tak kalah sewot.

"Let's order some more food, nanti aku yang bayar." Tawar Jessyca.

Raffa menggeleng. "Gak usah, masa cewek yang ngebayarin makanan cowoknya sih." Tolaknya berbicara halus.

Dugaan Jessyca benar, Raffa pasti akan menolak tawarannya. Ternyata sifat Raffa masih sama seperti dulu, Raffa selalu saja menolak tawaran yang di berikan Jessyca, ketika Jessyca hendak membayar sesuatu saat Raffa kebetulan sedang tak membawa uang dalam bentuk cash maupun card.

"Hey, siapa bilang aku cuman bayarin makanan kamu doang?" Ujar Jessyca. "Today's special, aku juga traktir temen-temen kamu makan sepuasnya." Sabmbungnya.

Andra memukul meja kantin, yang membuat teman-temannya terkejut. "Serius?" Seru Andra yang paling heboh di antara yang lainnya.

Jika sudah menyangkut perihal makanan Andra akan langsung bersemangat menanggapinya.

Jessyca hanya mengangguk merespon pertanyaan Andra.

"Kalo gitu gue mau pesen mie ayam, bakso, somay, batagor, cilok, es ang--" Ucapan Andra terhenti saat Alvaro memasukan bakso berukuran sedang kedalam mulut Andra.

"Di kasih hati, mintanya taik." Cerca Alvaro mengundang tawa bagi mereka yang ada di sana.

Andra kesulitan untuk mengunyah bakso yang sudah ada di dalam mulutnya, dengan terpaksa ia mengeluarkan bakso itu, sehingga bakso nya terjatuh ke lantai.

"Sialan lo Al!" Andra mendengus kesal setelah menyedot Es jeruk miliknya.

Alvaro sama sekali tak memperdulikan setiap dumalan yang keluar dari mulut Andra. Lagi pula Alvaro tak berniat untuk membalasnya, yang ada ia merasa sangat puas dapat menjahili sekaligus melihat wajah Andra yang saat ini sudah di pasang dengan raut wajah kesal.

RAFILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang