"Hallo Jessyca, kenalin nama Luna is Luna, Jessyca boleh panggil Luna pake nama Luna, soalnya kan nama Luna emang Luna." Senyum manis terlihat di wajah Luna saat ia memperkenalkan dirinya.

"Lun, jangan muter-muter gitu dong cara kenalannya, yang ada si Jessyca bingung." Komentar Devira yang tak habis pikir dengan cara bicara Luna.

Luna menaikan kedua alisnya. "Perasaan dari tadi Luna diem deh nggak muter-muter kaya gini." Luna memutarkan tubuhnya untuk memperagakan ucapannya.

Devira menarik dan membuang nafasnya. "Iyain deh, biar cepet."

Aqilla dan Jessyca tertawa kecil melihat ekspresi Devira setelah berbicara dengan Luna. Sedangkan Luna hanya memasang cengiran kuda merespon ucapan Devira.

"Oh iya!" Tiba-tiba Luna beralih menggandeng tangan kanan Aqilla. "Kalo yang ini, namanya Aqilla, Aqilla itu orang nya baik, pinter, suka menolong, rajin menabung, penger,--"

Belum selesai Luna berbicara, Aqilla sudah lebih dulu memotong nya. "Udah Lun, udah. introgasinya gak usah banyak-banyak, kesannya berasa lagi ngedongengin jadinya." Aqilla merasa tersipu.

Bukan tanpa alasan Aqilla mengehentikan Luna berbicara, Aqilla rasa sepertinya jika ia membiarkan Luna menyelesaikan pengenalan menyangkut dirinya, bisa-bisa memakan banyak waktu, yang ada nanti jam istirahat malah berakhir sebelum mereka berempat pergi ke kantin untuk mengisi perutnya.

Luna adalah tipikal cewek yang banyak bicara, namun pembicaraan yang Luna sampaikan tidak menyangkut hal-hal yang berbau negatif seperti ghibah misalnya, melainkan berbicara hal yang memiliki makna sama namun selalu di ulang dengan kalimat yang berbeda.

Jessyca kembali tertawa kecil melihat sikap Luna yang membuat Jessyca gemas. "Gak papa, santai aja sama gue mah." Kata Jessyca pada Aqilla.

Aqilla hanya tersenyum merespon ucapan Jessyca.

"Salam kenal ya, gue Jessyca. Semoga kita bisa berteman baik." Lanjut Jessyca, memperkenalkan diri.

"Udah kan sesi perkenalannya? Kalo gitu sekarang mending ke kantin yuk!" Ajak Devira yang langsung disetujui oleh Aqilla, Luna dan Juga Jessyca.

Mereka bertiga menghampiri keberadaan Andra dan Alvaro dimeja kantin, ternyata di sana juga sudah ada Raffa yang duduk di samping Andra.

Jessyca tersenyum kearah Raffa saat tatapan mereka berdua bertemu. Diluar dugaan, hal itu justru menimbulkan kesalahpahaman pada Andra.

Andra pikir bahwa cewek yang asing baginya itu tersenyum padanya, padahal sebenarnya Jessyca tersenyum pada Raffa.

Andra menyisir rambut kebelakang menggunakan jemari tangannya saat melihat Jessyca bersama ketiga cewek di sana mendekat ke arah meja makan yang Andra tempati.

Asik dapet target baru. Batin Andra penuh kemenangan.

Keempat cewek itu duduk bergabung berhadapan dengan ketiga cowok yang duduk di bangku memanjang.

Andra berdeham. "Hai cewek, nama gue Andra, cowok paling eumess di sekolahan ini." Sapa Andra memperkenalkan diri kepada Jessyca sembari mengulurkan tangan kanannya.

Jessyca membalas uluran tangan dari Andra. "Gue Jessyca."

Setelah itu mereka berdua saling melepas jabatan tangannya masing-masing

Andra mendekatkan tangan kanan miliknya ke area bagian hidung. "Wangi hehe.."

Teman-temannya hanya menggelengkan kepala melihat sikap yang baru saja Andra tunjukan.

"Ati-ati Dra, pawangnya galak." Bisik Alvaro memperingati temannya tepat di samping telinga Andra.

Andra menggeserkan sedikit badannya menghadap Alvaro. "Gue gak peduli, lagian gue gak takut tuh sama orangnya."

"Yakin lo?" Alvaro kembali berbisik.

"Yakin lah. Palingan juga muka nya gak lebih ganteng dari gue." Andra berbicara dengan suara yang dapat di dengar oleh teman-temannya.

"Jangan keras-keras ngomongnya nyet, orangnya lagi liatin kita noh."

Andra berdecih. "Di mana orang nya hah? Gue gak takut sama sekali." Entengnya.

"Itu di samping kiri lo."

"Samping kiri?" Andra mengulang ucapan yang di katakan Alvaro.

Andra sudah mulai terlihat bingung, ia menoleh ke arah kiri, mendapati Raffa yang sudah memasang wajah sinis dan tatapan tajam ke arah Andra.

Andra tersenyum kikuk kepada Raffa. "Ya elah santuy aja kali muka nya." Andra menempelkan telapak tangannya pada pipi kiri Raffa, lalu mendorong nya pelan, sehingga wajah Raffa sedikit menoleh ke arah samping.

"Seandra jaylani." Geram Raffa, menekan 2 kata yang di ucapkannya.

"Canda bos ku." Andra langsung berpindah posisi duduk menjadi di samping kanan Alvaro. Teman-temannya yang ada di sana, di buat tertawa oleh kelakuan Andra yang terbilang konyol itu.

Tak lama setelah peristiwa itu terjadi, mereka semua memesan beberapa makanan untuk dirinya masing-masing.

Tak membutuhkan waktu lama pula untuk menunggu, akhirnya pesan mereka sudah siap untuk segera di santap. Namun aktivitas Jessyca yang semula hendak memakan pesanannya menjadi terhenti saat pandangannya tertuju pada Raffa.



MAKASIH BANYAK BUAT YANG UDAH VOMENT DAN NGIKUTIN ALUR CERITA SAMPAI SEKARANG.

ABDI TANPA KALIAN BAGAIKAN SOP TANPA BUMBU, HAMBAR😁

YANG BELUM FOLLOW AKUN ABDI, YUK FOLLOW YUK!

* Abdiputri *

KLIK LAYAR BERGAMBAR ✩ BAGI YANG BELUM VOTE!

SEE YOU NEXT PART♡

RAFILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang