15

3.5K 394 5
                                    

Ara nampak letih berbaju kaus warna hitam dan celana jins warna krem yang agak lecek, rambutnya tidak terlalu rapi, bibirnya tidak basah seperti biasanya. Kering. Chika menangkap lingkaran di mata perempuannya itu, barangkali ara kelelahan dengan aktivitasnya yang cukup padat. Ara memutuskan untuk menemui Chika setelah beberapa hari mereka tidak bertemu, selain sibuk latihan, chika juga di sibukan dengan shootingnya yang mulai padat. Kegiatannya hampir nonstop. Ia bahkan hanya bisa mengabari ara ketika kegiatannya sudah selesai. Selebihnya mereka akan mengabari lewat chat, itupun jarang.
Ketika ada jeda untuk istirahat, chika membawa ara keruangan khusus yang di tempati chika, ia membawa ara menuju tempat di mana chika melepas penatnya setelah seharian shooting. Chika meletakan lembaran script nya di atas meja, menarik tangan ara duduk di di tepian tempat tidur. Ia memandangi perempuan itu yang sudah beberapa hari jauh dari jangkauan pandangnya. Alih-alih berbicara, ia mengecup pipi ara sekilas, yang di kecup melebarkan senyum.

"Aku kangen banget.. " Chika mengatakan itu dengan tulus, sepasang matanya menatap manik ara dengan serius. Ia menelusuri setiap inci wajah perempuannya yang tak kunjung melunturkan senyum. Sejujurnya ara lebih merindukan chika. Tangannya bergerak menangkup kedua sisi rahang ara, menariknya pelan dan mendaratkan kecupan singkat di bibir perempuan itu dengan lembut. Ara terkejut beberapa detik, ia menolehkan kepalanya menuju pintu takut-takut ada orang yang melihat setelah chika menarik diri darinya

"Nggak ada yang bakal berani masuk ra, di sini aman" seolah mengerti keresahan ara, chika bicara demikian. Ara menghembuskan nafas lega kemudian menjatuhkan tubuhnya ketempat tidur yang sangat nyaman. Chika masih duduk di sampingnya

"Ini tempat khusus buat kamu atau barengan sama yang lain juga?" Ara memperhatikan setiap sudut ruangan yang chika tempati, tidak terlalu besar tapi sangat nyaman dan bersih. Ia melihat beberapa perlengkapan chika ada di sana. Mulai dari baju, peralatan make up, skin care, kebutuhan chika yang lain. Dan... Foto mefeka berdua yang terpajang begitu jelas di meja sebelah tempat tidur.

"Ini khusus aku, tapi kadang manager aku tidur di sini juga kalau lagi malas pulang" Chika ikut merebahkan tubuhnya di samping ara "Kamu kalau mau tiap hari kesini nggak apa-apa kalo gak cape, nanti bisa tidur di sini"

"Kalo tiap hari kesini nanti banyak yang curiga" Ara nampak berpikir "Banyak artis terkenal di sini, gaenak"

"Mereka tau nya kan kamu temen deket aku, ngapain takut?" Chika heran, ara masih saja cupu dengan lingkungan barunya.

"Kegiatan kamu padat banget?" Chika memiringkan tubuhnya menghadap ara "Beberapa hari gak lihat kamu kok berantakan kaya gini" telunjuknya menusuk-nusuk pelan pipi ara yang terlihat menirus.
"Akhir-akhir ini aku nggak ada yang merhatiin, biasanya kan hampir tiap jam di bawelin buat banyak makan sama minum, sekarang boro-boro dikabarin aja udah syukur" setelah berkata demikian ara menekuk wajahnya pura-pura cemberut. Chika tak kuas amenahan gemas, ia menarik perempuan itu kedalam pelukannya

"Maaf akhir-akhir ini jarang merhatiin kamu, jadwalku juga masih padat banget. Nanti kalo udah beres semuanya kita jalan-jalan yaa"

"ahh.. " ara mendengus kurang setuju dengan usul chika "Aku bercanda gausah minta maaf, aku juga tau kegiatan kamu gak kalah padat. Maaf juga gak bisa sering ngingetin buat terus jaga pola makan. Kayanya emang kegiatan kita lagi minta di perhatiin banget" Yang selalu chika suka dari ara adalah sikap deawanya yang tidak pernah mengeluhkan apapun tentang dirinya, ara selalu mengerti, ia tidak pernah mendesak apapun. Akhir-akhir ini ara lebih sering mengontrol emosinya memang. Perempuan itu jauh bisa lebih mengerti ketika chika sedang minta untuk di pahami perihal pekerjannya.

"Ara peluk.. "
Ara segera membalas pelukan chika, keduanya sama-sama saling merengkuh menyalurkan perasaan rindu yang sudah lama menumpuk. Ara tidak munafik, ia sangat merindukan chika. Wangi tubuh gadis itu adalah candu untuknya. Bagaimana ia bisa jauh lama-lama dari kekasihnya ini, sedangkan di setiap hembusan nafasnya, chika selalu ada di sana

Waktu (ChikAra)Where stories live. Discover now