28

4K 528 99
                                    

Bunyi petir bergemuruh, hiruk pikuk pedagang jalana mulai berlari kecil mencari peneduhan. Cuaca hari ini sangat buruk, mendung sejak pagi, merintikan gerimis kecil yang nanggung.
Seorang perempuan tergesa-gesa berjalan menyusuri trotoar, langkah kakinya lebar. Sesekali berlari mempercepat langkahnya untuk sampai ke tujuan. Tangannya memeluk erat sesuatu yang ia lindungi dari air hujan. Baju nya mulai terlihat basah meninggalkan jejak air hujan, rambutnya mula lepek.
Setelah terpaksa turun dari mobil online yang di tumpanginya, perempuan itu harus berjalan kaki beberapa meter.
Semilir angin menerbangkan hawa yang menyeruak menyerang tubuhnya. Menjalarkan sensasi dingin menelusup masuk ke pori-pori kulitnya. Ia harus segera mencari persinggahan sebelum bajunya basah kuyup.
Langkah kakinya membawa kesebuah tempat. Kedai kopi. Bibirnya tersenyum sumringah. Detik berikutnya kakinya melejit dengan gerak cepat, beruntung ia tepat waktu, sebab hujan semakin deras.

Tangannya mengibaskan bajunya yang sedikit basah, ia mendongak menatap jendela kaca, 'Open'. Bibirnya mengucap sukur. Ia segera mendorong pintu masuk dengan langkah ringan menuju meja paling pojok. Suasana nampak sepi. Harusnya di cuaca seperti ini orang-orang lebih memilih untuk menikmati segelas kopi panas, tapi kenapa sepi? Atau mereka lebih suka menghabiskan waktunya selimutan di kamar? Entahlah.

Seorang perempuan lainnya terheran, ia menghentikan kegiatannya ketika suara dari pintu yang terdorong itu berbunyi. Harusnya sudah tidak ada pelanggan, sebab perempuan itu sudah mengubah tag open menjadi close. Keningnya mengerut menyahuti perempuan yag berada beberapa meter di belakangnya.

"Beb, bukannya udah tutup ya? Kok masih ada yang masuk?"

Yang di panggil menoleh mengikuti arah pandang yang di padu. Keheranan keduanya meningkat.
"Bentar gue samperin dulu, kalau masih nampung orang, kerjaan kita gak kelar-kelar" katanya. Kemudian langkahnya mendekat. Di luar hujan masih deras, pukul lima sore, cuaca juga terlihat sudah mulai menggelap

"Permisi, selamat sore..." sapanya ramah, perempuan ber-name tag Beby.C  itu tersenyum ramah. Mencuatkan lekukan manis di kedua pipinya. Suaranya sedikit berat. Yang di sapa tersenyum lebar, mengalihkan pokusnya dari laptop. Beby tersihir, perempuan di depannya begitu cantik.
"Mohon maaf mba, tempat kami sebenarnya sudah tutup dari tiga puluh menit yang lalu. Hari ini kami tutup lebih awal karena ada kepentingan lain..."
Beby tidak enak sebenarnya, melihat wajah murung perempuan itu dengan tatapan gelisah. matanya meperhatikan rintik hujan yang sepertinya tidak akan reda dalam waktu dekat. Bibirnya bergerak

"Tapi di depan situ aku lihat masih open kak, aduh gimana ya.." Katanya bingung. Wajahnya nampak berpikir
"Kak pulangnya jam berapa?"

Beby melirik jam tangannya "paling setengah jam lagi"

"Boleh ikut duduk sebentar, sampe kak.. Beby pulang" Chika menatap name tag perempuan itu dengan ragu
"Ada deadline kerjaan yang harus aku selesaikan sekarang, kak beby tenang aja aku gak mesan kopi, nggak bakalan ngotorin meja juga. Tapi buat tumpangannya nanti aku bayar..."Perempuan bernama Beby itu nampak menimang, matanya beralih menatap perempuan lain yang bertahan dengan posisinya.
"Vin! Sini" Katanya sedikit berteriak.
Yang di panggil segera mendekat
"Lagi kepepet sama kerjaan, dia numpang sebentar selagi kita belum pulang"
Beby nampak mencari persetujuan dari temannya yang bernama Viny. Perempuan itu senior di tempat kerjanya.
Dengan senyum ramah viny mengangguk

"Lagian di luar masih hujan deres, nggak papa mba atau sekalian mau pesan kopi? Biar nanti teman saya yang buatkan" tawarnya tulus.

"Nama aku chika..." Tangannya langsung terulur, senyumnya lebar.  viny dan beby saling pandang lalu secara bergantian menyambut tangan chika, memperkenalkan diri masing masing.

"Kalau mau teh atau kopi bisa panggil kita ya, chik. Kami kebelakang dulu"
Kedua perempuan itu pamit, chika menghembuskan napas dengan lega. Setidaknya di tengah kerasnya kehidupan di jakarta, ia masih di pertemukkan dengan orang-orang yang masih memiliki hati nurani yang baik. Bayangkan kalau dirinya dipaksa harus hengkang dalam keadaan hujan deras seperti ini, apa yang harus ia lakukan.

Waktu (ChikAra)Место, где живут истории. Откройте их для себя