TUJUH

2.8K 102 1
                                    

Sekarang Nadine sedang berkutat di dapur dengan celemek di tubuhnya

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Sekarang Nadine sedang berkutat di dapur dengan celemek di tubuhnya. Dirinya sekarang ingin sekali membuat waffle rasa coklat.

Untungnya bahan bahan sudah tersedia sehingga memudahkan Nadine membuat waffle.

Kepala pelayan yaitu Leri, disana sedang tergopoh gopoh menuju Nadine.

"Nona apa yang kau lakukan" Ucapnya terkejut.

"Tuan bisa marah kalau melihat Nona memasak" Sambungnya dengan melotot.

"Biarkan saja Leri, aku tidak peduli" Suara bariton disana berjalan santai menuju ke arah tangga, lalu berhenti menengok ke belakang dengan tajam
"Kalau dapurku kebakaran, akan ku penggal kepalamu" Ucapnya lalu pergi.

Nadine bergidik tidak peduli. Dirinya sekarang hanya ingin makan waffle saja. Sudah lama tidak memakannya semenjak dikurung di mansion ini.

"Kau pergi saja leri, tak usah khawatir denganku"
"Baik Nona" lalu pergi meninggalkan Nadine sendirian.

Nadine sedang mempersiapkan wajan waffle nya dan beberapa peralatan lainnya. Dirinya sekarang sedang mengocok telur menggunakan wire whisk. Lalu memasukkan tepung terigu, coklat bubuk, baking powder dan bahan bahan yang lainnya sampai adonannya merata.

Setelah itu Nadine sibuk di dapur sekitaran 45 menit. Alhasil Waffle Coklat telah jadi. Dan diatasnya terdapat bebera buah stroberi yang segar,yang membuat Nadine ngiler seketika.

 Dan diatasnya terdapat bebera buah stroberi yang segar,yang membuat Nadine ngiler seketika

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Nadine menuju meja makan dengan membawa waffle yang telah dibuatnya.

"pasti tidak akan habis kalau aku makan sendirian"Gumam Nadine bingung.

Ah ya, Nadine ada ide.
Nadine pergi menuju tangga berniat mengajak makan David. T-tapi, pasti dimarahin.
Bodo amatlah. Nadine menawarkan makan berniat baik, bukan melakukan kejahatan.

Lalu sampailah di depan sebuah pintu warna hitam.

Tok tok tok

Tok tok tok

"kenapa lama sekali" gerutu Nadine.

Clek

"Ada apa" Tanyanya dengan dingin mengernyit bingung.

"Aku membuat waffle rasa coklat" Antusias Nadine.

"Lalu" mengernyit bingung.

Nadine menghela napas pelan.
"Begini tuan David yang terhormat. Dikarenakan wafflenya banyak jadi saya berniat mengajak anda untuk makan waffle bersama. Kalau saya makan sendirian pasti tidak akan habis. Begitu" Ucap Nadine panjang lebar dengan sekali tarikan napas.

"Tidak lapar" Dengan menutup pintunya tidak sopan. Yang membuat Nadine kaget setengah mati sampai sampai mengusap dadanya pelan.

"Sungguh tidak sopan" Gerutu Nadine pergi menuju kebawah berniat makan waffle buatannya.

Nadine duduk sendirian di meja makan dengan tenang. Dirinya memakan waffle dengan khidmad. Sampai sampai tidak tahu bahwa ada seseorang dibelakangnya.

Suara kursi yang nyaring mengalihkan perhatian Nadine.
"Mengapa kau disini" Tanyanya heran.

"Makan"

Lalu Nadine bersedekap.
"Tidak lapar" Ucap Nadine mengejek nada suara David yang diatas tadi.

David melotot pada Nadine. Bisa bisanya wanita itu ngelunjak.

"Ini mansionku,bebas aku melakukan apapun disini" Jawab David berdehem malu.

Dirinya tadi memang tidak lapar. Tapi setelah beberapa menit kemudian perutnya berbunyi nyaring. Daripada berlama lama menyuruh Leri memasak mending memakan waffle wanita ini untuk ia makan. Mudah kan.

"Apakah enak wafflenya" Tanya Nadine berbinar penasaran.

"Ini biasa saja. Hambar. Lihat tampilannya, kalau kau Chef pasti kau telah dipecat" Ucapnya santai.

Nadine mencebikkan bibirnya kesal.

"Yaudah sini wafflenya, akan ku berikan saja pada Leri" Ucap Nadine berdiri berniat membawa waffle di tangan David.

"Leri sedang sibuk. Lagipula jangan berbicara ketika sedang makan nona" Ucap David tajam mengalihkan pembicaraan.

Nadine memutar bola matanya malas. Kalau David lapar tinggal bilang,apa susahnya. Dasar gengsian batin Nadine.

Mereka makan dengan khidmat hanya ada keheningan diantara keduanya. Nadine mengusap perutnya pelan menandakan ia kekenyangan. Lalu melihat sekilas pada David.
Ia menyeringai melihat piring yang dimakan David kosong.

"Katanya hambar, tak enak. Tapi kok habis"Celetuk Nadine melenggang pergi ke atas.

David tersedak air minum. Bisa bisanya wanita itu.

"Dasar wanita bar bar" Gerutunya sambil mengelap mulutnya pelan.

David merasakan aneh dengan situasi seperti tadi. Kalau orang lain bilang begitu pasti beberapa menit setelahnya telah mati ditembak.

Sekarang dirinya tidak marah membara lagi. Contohnya seperti tadi pada Nadine. Dirinya hanya merasakan kesal dan gemas? What?!
David menggelengkan kepalanya. Dirinya pasti sudah mulai gila gara gara wanita tersebut.

Kalian bingung Dom kemana?. Dirinya sekarang pergi ke hongkong untuk mengurus acara peresmian perusahaan partner bisnis David, ia mewakili David disana.

David tidak kesana dikarenakan disini ada beberapa kendala di perusahaannya. Untung cepat tanggap menyelesaikannya.
David melihat jam tangannya sekilas. Ini sudah jam 4 sore. Pantes di luar cuaca sudang petang.

Nadine di kamarnya sedang meringkuk bosan. Di Apartemennya pasti sekarang sedang membaca novel dengan kacamata bertengger di hidungnya. Lama lama bisa gila dia tinggal disini.

Nadine ingin membeli novel tapi apalah daya tidak punya uang. Meminta pada David tapi dirinya gengsi mengucapkannya. Huh sungguh mati kebosanan. Mending dirinya pergi mandi sekarang,karena badannya sudah lengket.





TBC

Dont forget to Vote an Comment guys, thanks


Tertanda,

Dini nurdiana

16 Juni 2021

THE DEVILOnde histórias criam vida. Descubra agora