LIMA

3.7K 118 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


David sudah rapi dengan jas ditubuhnya. Dirinya akan pergi menuju kantor. Lalu turun ke bawah berniat sarapan.
Di meja makanan sudah tersedia banyak sekali makanan. David hanya makan sendiri saja karena tidak ingin diganggu. Lalu ia teringat sesuatu

"Apakah gadis itu sudah diberi makan" Tanya David dingin kepada pelayan yang menuangkan ai kedalam gelas.

"Maaf tuan. Nona Nadine tidak mau makan. Dirinya menolak" Jawab pelayan menunduk takut.

"Aku jadi tidak selera makan. Dasar gadis sialan menyusahkan" Membanting sendok hingga terbunyi nyaring.
Pelayan berjingkrak kaget.

"Siapkan makanannya. Biar aku saja"Perintahnya dengan rahang mengetat.

"Baik tuan, saya siapkan"

"Dom! " Teriak David kencang.
Lalu Dom sedikit berlari kearah David.

"Iya tuan"

"Tumben sekali kau terlambat. Biasanya kau selalu disampingku" Tanya David terdengar ambigu.
Bahkan Dom pikirannya sudah kemana mana.

"Saya habis dari luar tuan"

"Kau sekarang yang menggantikanku meating. Nanti aku menyusul ada urusan sebentar" Perintahnya dingin.

"Baik tuan. Permisi" Pamit Dom membungkukan badannya.
Pelayan sedang berjalan ke arah David yang sedang membenarkan dasinya.

"Ini tuan,makanan dan minumnya"

"hmm" Jawab David dingin lalu melenggang pergi ke atas menuju kamar Nadine.

David lupa. Kuncinya berada di saku celananya. Sementara di kedua tangannya memegang air putih dan makanan.

"ck, menyusahkan" Gumamnya menggeram.
Untung disana ada meja mempermudahkan David untuk menyimpan terlebih dahulu makanan dan minumannya.

Setelah itu membuka pintunya lalu membawa makanan beserta minuman yang tadi.

Terlihat disana Nadine sedang meringkuk dengan mata yang terlihat sembab.

"Bangun bodoh" dingin David.

"Kalau kau tidak bangun dalam 5 detik. Aku akan menceburkan dirimu dari atas sini ke kolam di bawah sana" Dingin David sambil melipat tangannya di dada.

Lalu seketika Nadine membuka matanya dan bangun.

"Ada apa" Sinis Nadine.

"Cih, kau tidak tahu berterima kasih. Cape cape aku kesini membawakan makanan untukmu, bodoh" menatap tajam Nadine.

"Aku tidak menyuruhmu. Dan jangan panggil aku bodoh,sialan"

"Kau menantangku huh" Ucap David berjongkok mencengkram rahang Nadine.

"Jangan banyak omong bitch. Kau membuang waktu berhargaku demi dirimu yang terlihat sampah. Sekarang kau makan dan habiskan makanan itu" Perintahnya keras dengan menghempaskan tubuh Nadine.

Nadine mengepalkan tangannya. Dirinya tidak boleh lemah. Tidak boleh ada air mata untuk menghadapi si iblis ini.

"Bunuh saja aku sekarang" Tantang Nadine menyorot mata David tajam.

"Aku pasti akan membunuhmu. Tapi tidak sekarang" Dingin David melangkahkan keluar kamar Nadine.
Dan pintu tersebut terkunci kembali.

Nadine berpikir dirinya sudah seperti seekor burung yang terkurung dalam sangkar oleh pemiliknya.

Dirinya harus memikirkan segala cara agar bisa keluar dari mansion ini.
Bahkan handphonennya sudah dirampas oleh si iblis itu hingga dia tidak bisa meminta bantuan pada sahabatnya, Karel.

Pasti dirinya sudah dipecat oleh Mr Kendrik gara gara tidak bekerja tanpa alasan.
Sungguh rasanya Nadine ingin meraung menangis saja dengan keras. Tapi itu sudah pasti sia sia.

Nadine menghela napas. Lalu memakan makanan tadi yang telah dibawa David. Tubuhnya harus diberi nutrisi agar bisa kabur dari sini.

"Tuan, akhirnya kau datang. Meating belum dimulai tuan jadi anda bisa masuk"
David mengernyit bingung. Lalu melirik jam tangan.

"Ini sudah jam 10 ,kenapa belum dimulai" Ucapnya bingung

"Mr Kendrik baru datang tuan"
David menghela napas. Kalau David tidak telat pasti akan marah.

Lalu David pergi memasuki ruangan meating diikuti oleh Dom.

---

Sementara disana Nadine sedang memikirkan bagaimana cara untuk bisa pergi dari mansion ini. Lalu berjalan ke arah jendela yang terlihat besar.

Huh, jika jendela ini bisa dibuka, pasti Nadine akan lewat dari jalur ini. Tapi setelah lihat ke bawah, terlihat ada kolam besar disana.
Nadine bergidik ngeri jika dirinya kabur lewat kolam. Bisa bisa tidak bernapas, dirinya tidak bisa berenang.

Tidak ada jalan lain selain lewat pintu kamar. Ah yaa Nadine ingat. Disakunya terdapat besi yang kecil biar bisa membuka pintu ini.
Dirinya pernah menonton film action pada waktu itu. Tidak sia sia dirinya menonton film action selama ini.

"Oke Nadine ayo berjuang" Gumam Nadine menyemangati dirinya sendiri.
Setelah itu dirinya membuka pintu ini.

Kenapa susah sekali batin Nadine menggerutu.
Perasaan dirinya pada saat nonton film action terlihat mudah membuka pintu dengan besi kecil seperti ini. Tapi kenapa ini sangat sulit.

Huh ayo sekali lagi, pasti bisa batinnya mengusap dahi yang terlihat berkeringat.


Clek

"AAA" Jingkrak Nadine kesenangan.
Nadine seketika lupa, dia menutup mulutnya.
Nadine keluar dari kamar dengan mengendap ngendap.

"Pada kemana para pelayan dan penjaga"Gumam Nadine bingung. Lalu tersenyum.

Nadine berjalan dengan mengendap ngendap sampai tak terasa sudah melewati tangga.

Dirinya berjalan menuju pintu utama. Untung letaknya tidak terlalu sulit.
Nadine nengok kanan dan kiri untuk melihat situasi di sekitar. Ternyata sepi.

"Mungkin para penjaga sedang berada di belakang mansion" gumam Nadine senang.

Kesempatan tidak datang dua kali batinnya.

Nadine melangkah pelan, baru dua langkah,


"TUNGGU NONA!"



Sudah dulu segini dulu wkwkw.
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YAA
Soalnya din butuh Vote dan Coment dari kalian. Itu sangat berharga buat din.
Sekian..




Tertanda,

Dini Nurdiana (diiiiiiiin_)

10 Juni 2021

THE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang