DUA

5.6K 194 4
                                    

Jangan lupa sebelum baca, Vote dan Koment yaa ✋🏼

Jangan lupa sebelum baca, Vote dan Koment yaa ✋🏼

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Terdapat seseorang yang terbayang akan masa lalu kelamnya. Dimana orang tuanya mati tepat di depan matanya. Dibunuh. Coba bayangkan,diusinya yang 8 tahun melihat kejadian mengerikan. Sungguh bagai mimpi buruk. Kejadian itu seperti kaset yang terus memutar ulang. Dimana anak seusianya bermain seperti anak anak lain, dirinya malah mengalami kejadian mengerikan.

Dia belum sepenuhnya merasakan cinta dari kedua orang tuanya. Hidupnya seakan direnggut paksa oleh duniawi. Dirinya benci tidak bisa membantu kedua orang tuanya. Hanya melihat dengan kepalanya sendiri orang tuanya dibunuh.

Dirinya berjanji akan membalaskan dendam untuk orang tuanya. Dia menghela napas.

"Sir ini gadis tersebut" Ucap seseorang memberikan tab yang berisi poto.

"Apakah dia sungguh hidup sebatang kara" Jawabnya dengan menelisik poto di depannya. Lalu tersenyum smirk.

"Iya tuan. Dia hidup sendiri" Jawab asisten tersebut menunduk.

"Bagus, aku bisa membunuhnya dengan mudah bukan. Dirinya harus merasakan apa yang telah aku rasakan. " Tangannya mengepal dengan tatapan tajam kepada poto tersebut.

🍒🍒🍒

"Kau tahu, lain kali aku tidak akan menolongmu kalau kau ke bar lagi. Aku sungguh ingin muntah disana. Coba kalau aku terlambat 1 menit saja, mungkin kau sudah tidak perawan" Cerocos Nadine kesal sambil melipatkan kakinya keatas kursi.

"Oh cmon Nadine sayang, kau ini sudah 22 tahun. Sudah dewasa. Mengapa kau sangat terkejut. Bahkan aku sudah tidak perawan semenjak high school. Jadi kau harus biasa saja okey" Jawab Karel dengan mengoles lipstik ke mulutnya. Bahkan memutar bola matanya malas akan ocehan sahabat tercintanya.

"What the hell. Apa kau bilang? Biasa biasa saja? Menurutmu sudah tidak perawan biasa biasa saja? Sungguh gila! "

Karel tak habis pikir. Masih ada orang seperti Nadine. Kata Nadine sih no sex before marriage.
Bahkan disini kan negera bebas. Jadi itu tidak penting. Karel bahkan salut terhadap nadine yang menjaga kehormatannya.

"Cepatlah Nadine kau bersiap siap. Ini mumpung hari weekend oke. Aku tidak sabar membeli baju keluaran baru. Buruan mandi, 30 menit aku tunggu di bawah! "Ucap Karel menenteng tas lalu turun ke bawah.

Nadine menghela napas. Dia tadinya tidak akan ikut. Niatnya ingin tidur saja sampai puas. Tubuhnya kelelahan akibat akhir akhir ini ia bekerja sampai malam. Tapi, setelah Karel merengek memintanya dengan muka memelas dirinya tidak tega.

45 menit kemudian

"Pelan pelan jalannya Karel, kau ini tidak sabaran sekali. Mall ini tidak akan hilang" Gerutu Nadine kesal. Pasalnya semenjak mereka sudah di tempat parkir, karel memintanya berjalan cepat.

"Oh ayolah Nadine, baju ini banyak diperbincangkan dan terbatas. Ini dirancang oleh model Victory's yang terkenal itu. Aku tidak sabar memilikinya. Walaupun mahalpun tak apa buatku" Jawab Karel senang alhasillah sudah sampai apa yang dituju.

"Ayo kita masuk,tokonya disana" Sambung Karel sambil membawa tangan Nadine erat. Tapi Nadine menahannya,

"Lebih baik begini. Kau cari bajumu, aku akan mencari Novel kesukaanku. Lalu nanti kita bertemu lagi di lantai 2 Sweet ice oke." Pinta Nasib tersenyum.

"Baiklah, hati hati Nadine" Jawab Karel memeluk Nadine erat.

🍒🍒🍒

David sekarang sedang berkutat dengan laptop. Dimana Karyawannya libur, tapi dia sebagai boss terus bekerja. Katakanlah dia gila kerja. Dia memijat pelipisnya.

"David sepupumu yang tampan ini datang" Teriak Nathan sambil membuka pintu ruang kerja David. Bahkan dirinya tidak mengetuk pintu tersebut.
Sungguh tidak sopan. Hal itu spontan membuat David kaget.

"fuck, kau mengagetkanku brengsek. Ada apa kau kemari. Mengganggu saja" Sungut David sinis lalu berjalan ke dekat kaca besar yang memperlihatkan pemandangan kota london di sore hari.

"cih, kau sungguh sepupu sialan Dav. Aku ini jelas jelas mengkhawatirkanmu. Kurang baik apa aku ini sebagai sepupumu. Kau lebih baik pergi ke mansion lalu istirahat. Lagipula ini hari libur, bodoh" Ucap Nathan panjang lebar sembari duduk di kursi hitam panjang.

"Aku tidak bodoh sialan. Aku hanya tidak ingin uangku hilang. Waktuku sungguh berharga,tidak seperti dirimu luntang lantung tak jelas"

"Mulutmu seperti wanita yang sedang mengalami pms bung. Lagipula,aku hanya tak siap mengahadapi berkas berkas sialan itu. Lebih baik aku menghabiskan masa mudaku dengan bebas" Jawab Nathan angkuh berniat mengejek David, mungkin.

"cih, masa muda apanya 25 tahun"Cibir David sambil memijat pelipisnya lagi. Tidak tahu kenapa mendengar semua ocehan sepupunya langsung pusing. Benar dirinya butuh istirahat.

"Aku pulang" Sambung David berjalan ke meja kerjanya berniat membereskan berkas berkas penting.

"Jika kau ingin menginap disini baguslah sekalian menjaga perusahaanku" berjalan menuju keluar meninggalkan Nathan seorang diri.

"Sepupu sialan" Umpat Nathan kesal.
Tentu Nathan akan pulang. Ngapain dia disini seorang diri. Ck,David sialan.

"Dom,kita ke penthouse," Ucap David berjalan menuju mobilnya.

"Baik tuan." Jawab Dom membukakan pintu mobil untuk David masuk.

"Apa tuan baik baik saja" Tanya Dom khawatir setelah melihat David dari kaca spion sedang menutup matanya. Aneh, tidak seperti biasanya.

"Aku hanya pusing saja Dom"

"Kalau begitu saya panggilkan dokter pribadi saja tuan" Jawab Dom berniat mengambil telepon dari saku jasnya. Tapi David menghalangi

"Tidak usah, aku hanya butuh tidur"

"Baiklah" sembari melihat lagi ke kaca spion melihat keadaan tuannya.






Udah segini dulu,lagian ngga ada yang baca.

3 Juni 2021

Tertanda,
DiniNurdiana (diiiiiiiin_)❤

THE DEVILWhere stories live. Discover now