DUAPULUH EMPAT

630 19 0
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*
*
*

Banyak pepohonan yang tinggi dengan angin yang lumayan kencang. Suara daun kering jatuh dari dahan pohonnya karena sudah waktunya gugur. Cuaca saat ini sungguh bagus, tidak ada badai ataupun hujan. Karena mereka saat ini berada di tebing yang di selimuti oleh hutan.

Seorang lelaki dengan memakai masker dan kaos hitam menambah keseksian di bagian tubuhnya. Karena ototnya terlihat dengan jelas. Lalu memakai topi hitam yang menambah ketampanannya,apalagi dengan mata tajamnya itu yang membuat siapa saja melihatnya akan meneguk ludahnya. Tenang, mereka semua  sudah memakai baju anti peluru untuk antisipasi supaya mencegah hal hal yang tidak diinginkan.  Matanya menyorot  tajam karena ia melihat beberapa mobil van masuk ke perkarangan rumah yang kumuh.

Jam ditangannya menyala tanda bahwa kode telah masuk, itu tanda musuh berada di jangkauannya. Anak buahnya telah bersiap siap dengan pistol yang sudah ia siapkan.
Mata elang David memicing dengan tajam, takut seakan akan dirinya lengah.

David, Keenan dan Dom, mereka bertigalah yang memiliki earpice di telinganya agar komunikasi tetap berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan di situasi yang mungkin darurat.

"Dimana?" Tanya dengan tegas dan singkat.

"Arah di jam 6" Sahut seseorang di balik earpice tersebut.

Suara tembakan yang tidak terduga membuat mereka lebih mengetatkan tangannya pada sebuah pistol. David menghela napas. Dirinya merasakan ada yang tidak beres pada si dokter itu. Suara dibalik earpice terdengar erangan yang samar. David menoleh pada Dom disampingnya seolah olah mengisyaratkan bahwa dirinya akan turun melihat dari jarak dekat. Dom sudah menggelengkan kepalanya tanda ia tidak setuju.

"Tuan" Panggil Dom memohon.

David bersuara, "Kali ini saja Dom. Percayalah"

Bukan Dom tidak percaya pada tuannya, tapi ia tidak mau David mengalami hal yang sama seperti beberapa tahun yang lalu. Masalahnya musuh kali ini sangat berbeda. Dom mempunyai firasat yang berbeda, yang sampai saat ini keterangannya masih abu.

"Lima orang ikut denganku. Sisanya disini" David  mutlak dengan berjalan turun diikuti oleh anak buahnya.

Sementara disana seseorang mengalami kesialan, pasalnya ia tertembak oleh salah satu musuhnya di ruangan tersebut. Walaupun tembakannya tidak terlalu parah, hanya melesat saja. Tapi dengan kejadian ini, dirinya di kejar kejar oleh banyak musuh karena ketahuan. Dalam keadaan napas yang sedikit tersendat, ia bersembunyi di balik pintu ruangan yang dipenuhi oleh beberapa daging sapi utuh yang digantung. Ia tersenyum sinis melihat ruangan ini. Dirinya yakin bahwa ini adalah markas si bajingan itu.

Suara kumpulan sepatu terdengar ke arahnya, ia melihat ke arah pintu dengan pistol di genggamannya, dan benar saja salah satu musuhnya membuka pintu dengan cara menendang dan ancang ancang mengeluarkan peluru padanya. Belum ia melakukan hal itu, dirinyalah yang melayangkan peluru tepat pada jantung si musuh.

Karena mendengar tembakan tersebut, dirinya telah di kelilingi oleh para musuh. Satu persatu musuh tersebut sudah tak bernyawa karena dengan lihainya ia memainkan pistol tersebut seakan akan itu adalah mainannya. Jangan heran, ia dikenal dengan nama Mafia yang ditakuti di seluruh dunia. He is Keenan, Mafia sekaligus Dokter pribadi dan sahabat David.

Di belakang Keenan ada satu musuh yang mengendap ngendap memegang pistol dengan hati hati, ia akan membidik pistol tersebut tapi suara tembakan membuat dirinya terkulai lemas dan berakhir dengan tembakan di bagian jantungnya.

"Kau bercanda? " David menatap tajam si dokter dengan berjalan ke arahnya.

"Ck, belum ada kode dariku harusnya kau di atas" Dengan nada jengkel Keenan menutup luka lengannya dengan kain.

David yang melihat itu terkekeh sinis, "Kau sendiri saja sudah terluka begitu. Jangan ajari aku petuah" Mutlaknya berjalan ke arah beberapa daging sapi yang tergantung di ruangan tersebut.

"Dia pasti meninggalkan beberapa barang berharga disini" Keenan dengan ikut berjalan ke arah para daging yang sudah tergantung.

David merobek daging tersebut dengan pisau yang terletak disana. Ia terkekeh sinis, "Kau benar, si bajingan itu melupakan barang berharga disini"

Di dalam daging sapi tersebut, ada beberapa uang dollar dengan beberapa pistol ilegal. Bahkan obat obatan terlarang ada di dalamnya. Ternyata ini memang tempat ia melakukan transaksi ilegal bersama dengan kliennya. Benar benar miris.

Mereka tersadar, bertatapan dengan pikiran yang sama. Mencari ke seluruh ruangan di tempat tersebut dengan diikuti oleh beberapa anak buah David di belakangnya. Kenapa anak buah Keenan tidak ada? Karena mereka telah mati tertembak oleh musuhnya, hanya Keenan saja seorang diri yang selamat.

"46 Dom. Kau habisi dari atas sana." David memberi sinyal di earpice dengan kode angka rahasia.

"Baik tuan" Jawab Dom dengan menjalankan misinya tersebut.

Suara di markas tersebut sudah ricuh dengan beberapa tembakan yang sangat memengakkan telinga. Keenan berpencar ke arah utara sementara David ke selatan.Mereka sebisa mungkin harus menemukan orang yang dicari selama ini. Orang orang yang berjaga di markas sudah tidak bernyawa. Karena markas ini sudah di kepung oleh anak buah Keenan dan Juga David di atas tebing dengan di pimpin oleh Dom, selaku pengawal pribadi David.

David berjalan melalui ruangan yang menurutnya sangat aneh, tempatnya berbau minyak, tidak seperti ruangan lain yang tidak memiliki bau apapun. Ia mengecek satu persatu ruangan tersebut tapi nihil tidak ada apapun. Sampai ia berhenti di ruangan yang terlihat begitu sangat berbeda dengan ruangan lain. Sebab disana ruangannya memiliki pencahayaan yang minim dan bau yang sangat menyengat. David tidak bodoh, ia langsung membuka pintu tersebut dengan cara menembakkan senjatanya ke arah celah pintu tersebut. Lalu membukanya dengan kasar, ia melihat ke sekeliling lalu menghela napas kasar,

"Kau pembunuh bayaran tapi bodoh" Omongan pedas David setelah melihat semuanya.

David melihat si pembunuh bayaran ini dengan keadaan duduk di kursi lalu jari jarinya dengan penuh darah,mungkin kukunya hilang. badan yang penuh luka. Mulut ditutupi dengan kain warna coklat.

TBC

Terimakasih, jangan lupa vote yaa^^

Dini Nurdiana
18 November 2023



*Maaf Baru Update 🙏🏻, Makasih yang sudah menunggu lama yaa❤. Minggu besok aku update lagi💪🏻

 Minggu besok aku update lagi💪🏻

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
THE DEVILOn viuen les histories. Descobreix ara