Part 12

348 116 142
                                    

Serius nanya, ada yg punya barcode di tangan?
Semoga gak ada ya, and kalo ada, I just want to saying, Fighting-!!💜

Serius nanya, ada yg punya barcode di tangan?Semoga gak ada ya, and kalo ada, I just want to saying, Fighting-!!💜

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

12. Lie

•••

"Rey putus."

"Hah? Demi apa? Beneran?"

"Ih bener, barusan gue denger dari anak kelasnya."

"Bagus lah, jadi peluang gue buat dapetin dia jadi makin gede."

Revanya memelankan langkahnya saat berada di samping gerombolan siswi yang sedang membahas tentang 'putusnya Rey'. Kali ini Revanya tidak salah dengar, Rey, mengapa nama itu terus diperbincangkan oleh orang di sekitarnya?

Mungkinkah 'Rey' yang mereka maksud seterkenal Reynanda si kapten basket yang Revanya kenal? Ataukah Revanya yang tidak menyadari bahwa mereka adalah orang yang sama?

Revanya menggeleng, tidak mungkin mereka orang yang sama. Di hari pertama mereka bertemu, Reynanda bahkan mengaku tidak punya pacar alias jomblo. Bahkan semalam Reynanda berkata akan memperjuangkan Revanya untuk mendapat kepercayaan gadis itu.

"Woy! Ngelamun bae lo!" Ujar Leo yang baru saja datang. Satu tangannya merangkul bahu mungil Revanya.

Revanya berlari kecil supaya bisa berhadapan dengan Leo yang lebih tinggi dibandingkan dirinya. Ia mendongak untuk menatap wajah Leo. "Kamu kenal Rey gak?"

"Hah?"

"Ish, kenal orang yang namanya Rey gak?"

"Rey yang mana? Rey banyak kali. Mantan gue juga ada yang namanya Rey."

Revanya melotot terkejut, tak menyangka ternyata Leo bukan cowok normal.

"Reyli maksudnya." Jelas Leo tak ingin Revanya berpikiran aneh tentangnya.

Air muka Revanya kembali rileks saat mendengar ucapan Leo barusan. "Rey yang sekolah di sini, kamu ada kenal gak?" Tanya Revanya menyinggung masalah tadi.

Leo tampak seperti berpikir sejenak. "Kenal. Kakak kelas si setau gue."

"Namanya siapa?"

"Katanya tadi Rey, gimana sih lo?! Niat nanya gak?"

Revanya memutar bola matanya. "Nama panjangnya dong, Leo." Ucapnya berusaha sabar.

"Makanya kalo nanya tuh yang lengkap, bocil!" Ucap Leo. "Reynanda. Kayaknya cuman dia si setau gue."

"Ketua basket bukan?" Revanya dalam hati berdoa supaya Leo menggeleng tak membenarkan, namun respon anak itu justru sebaliknya. Di depannya, Leo mengangguk begitu saja.

BLACK SWANWhere stories live. Discover now