Dia Kembali!

20 9 5
                                    


"Carebella hobi lo apa?" tanya Genta, masih memperhatikan Carebella yang mengatur napas, menenangkan diri, menahan emosi.

Carebella geram. "Bisa ngga sih lo, keluar dulu! Gue mau ganti baju!"

Genta dengan seenak jidatnya merebahkan diri pada ranjang Carebella.

"Gue nanya, hobi lo apa?" tanya ulang Genta.

"Bunuh orang, nyium aroma darah, motong jari orang," jawab Carebella kelewat kesal. Tidak salah juga apa yang dia jawab, karena itu memang hobinya.

Genta memperhatikan sekeliling, dari dekorasi kamar saja, sudah bisa ditebak apa hobi dan kesukaan dari Carebella.

Genta kini membuat raut wajah serius. "Apa alasan lo suka yang menantang keamanan seperti itu?"

Carebella menggeleng. "Gue ngga punya alasan." Gadis itu berjalan ke meja belajarnya, dan mengutak-atik laptop di atasnya. Carebella harus mengecek, apa calon korbannya masih ada di tempat perjanjian.

Genta memperhatikan bagaimana cara Carebella mengetik di laptop, dengan anak jari yang tidak lengkap.

"Apa alasannya, ada sangkut pautnya dengan jari lo yang ngga ada?" tanya Genta tiba-tiba, penuh tatapan selidik.

Sontak saja Carebella menatap nyalang, ke arah Genta. Tatapan seolah akan menghunus bola mata laki-laki itu.

"Jangan pernah mengatakan hal seperti itu!" Carebella menujuk tepat ke arah Genta.

"Gue curiga," ucap Genta sembari meletakkan jari-jarinya ke dagu. Carebella tak menggubrisnya, melanjutkan menghadap laptop kembali.

"Jangan-jangan lo, kesurupan dedemit lagi." Genta mengucapkannya dengan asal.

"Serah lo, sana pulang Baygonnn!" Carebella sudah muak dengan Genta yang membuntutinya terus menerus.

"Gue serius, jangan-jangan lo punya kepribadian ganda ya?" terkanya sambil menatap mata Carebella lama.

"Gue saranin lo ke dukun dah sono, hahaha." Sial, Genta hanya bermain-main dengan ucapannya. Hampir saja jantung Carebella berhenti berdetak akibat mendengar omongan Genta yang ada benarnya juga.

"Iya-iya." Genta menurutinya keluar dari ruangan. "Gue tunggu di ruang tamu, ya."

Tidak lama menurut Genta karena ia menunggu sambil menyalakan televisi menampilkan berita yang cukup sering dirinya dengar. Kalau tidak berita para artis, maka politik.

Gadis itu keluar dengan pakaian yang lebih nyaman tapi juga tetap menawan. Keturunan mana pun gadis ini, yang pasti keluarganya pasti memiliki gen bagus. Tidakkah gadis ini cocok untuk menjadi ibu dari anak-anaknya?

"Lo mau kemana?"

Genta menghalangi pintu utama sebelum gadis itu benar-benar meraih kenop.

"Gue ada perlu. Mending lo balik sekarang," ucapnya sambbil mencoba menyingkirkan manusia penuh rasa ingin tahu di depannya ini.

Sayangnya Genta sama sekali tidak bergerak ketika ia dorong. Kekuatan lelaki ini lebih kuat dari seluruh korban laki-laki yang pernah dirinya bunuh.

"Gue anter. Setelahnya lo bebas mau nyuruh gue pulang, atau tinggal, gue turutin. Gimana?" tawar Genta.

Carebella padahal enggan memperlihatkan seluruh sisi hidupnya pada lelaki ini. Namun, jika sekarang ia tak segera menemui orang yang ingin dirinya 'sapa', mungkin saja orang itu enggan bertemu dengannya lagi.

"Yaudah." Tangannya menggeledah saku jeans, memberikaan kunci mobil pada Genta yang langsung diterima dengan sumringah.

Genta yang mendapat kepercayaan untuk mengemudi menunggu adis ini memberikan arahan.

My AgresionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang