Semakin Rumit

27 12 3
                                    

Sesuai dengan namanya. "Dasar GenTayangan! Kenapa pintu ini nggak bisa dibuka?!"

Carebella masih berusaha untuk membuka pintu di hadapanya, menghiraukan rasa sakit yang menerpa kulitnya.

"Kan gue udah bilang jawab dulu pertanyaannya." Suara Genta kembali terdengar. Carrabella yang sudah kesal pun rasanya ingin membunuh orang tersebut saat ini juga. "Mimpi apa semalem bisa-bisanya gua ketemu lo. Agrrttt!" teriak Carrabella.

"Astagfirullah, lo jadi cewe ga bisa lembut dikit napa? Eh, entar deh lo beneran cewe atau jelmaan jin sih? Gue jadi ragu kalo lo beneran cewek." Carrabella yang mendengar ucapan Genta hanya bisa memejamkan mata menahan emosi.

"Mau liat lo hah! Kalo gue beneran cewek tulen!" Carebella sudah frustasi dibuatnya. Ia mengambil ancang-ancang untuk membuka bajunya. Dia sudah membuka jaket yang dia kenakkan.

"Heh! Sembarangan lo!" Genta dengan susah payah menelan ludahnya, yang terasa tersangkut di tenggorokan.

Gila saja gadis yang ada di hadapannya ini.

T-tapi lihat dikit bolehlah ya?

Ia menggeleng.

Sepertinya Genta sama gilanya dengan Carebella.

"Napa lo?! Leng-geleng kek burung hantu."

Genta masih bersandar di kursinya. Menanggapi Carebella dengan mulai serius kali ini.

"Kira-kira gimana kalo seandainya gue kasih ini ke kakak lo? Pemeriksaan macem apa ya yang bakalan lo lewati?"

Mendengar ancaman lain dari Genta, Carebella terpaku.

Jangan lagi. Ia muak melakukan pemeriksaan psikologis yang memakan waktu lama dan membosankan. Ia bahkan tidak mengerti apa kegunaan interview yang pernah dirinya jalani dulu sebelum pindah ke kota ini.

"Ck! Kalo gue tau, lo bakalan hapus buktinya, kan?" Carebella terpancing dengan yang Genta ucapkan.

Dirinya tidak bisa dikurung lagi jika sampai ketahuan secara langsung oleh Fajar.

Baiklah. Bisa jadi sekarang tebakannya akan ada yang benar.

"Jangan potong gue sampe nemu jawaban yang bener," katanya lalu berdiri sambil menunjuk pada Genta. "20!"

"Buk—"

"55!"

"1!"

"80!"

Bahkan Genta tidak diberikan kesempatan menyela. Jadi ia mendengarkan sampai gadis ini menyebut angka yang tepat.

"25! 31! 27! 76! 47! 48!"

Ia biarkan Carebella menjawab bak orang melakukan rap.

"74! 36! 93!"

"NAH!"

Lelaki itu berdiri seraya berseru.

"Apa?! Bener?" Carebella sumringah mendengarnya.

"Tadi, hampir. Yah. Lo kecepetan jadinya lupa yang keberapa yang disebutin tadi hampir bener." Genta jelas sedang menggodanya.

"Anji— ULANG-ULANG!" Carebella kesal setengah matang.

"24! 60! 90! 77! 22! 29! 81! 85!"

Begitulah. Sampai Carebella mengeluarkan hujan lokal pun, tidak ada satu pun angka yang terjawab benar.

Padahal, Genta akan berbaik hati memberikan rentang jawaban agar mudah gadis itu tebak. Misal dari rentang 70 hingga seratus, jawabannya adalah salah satu dari deret itu.

My AgresionKde žijí příběhy. Začni objevovat