Flashback

29 11 2
                                    

Empat tahun lalu

Hubungan Malika dan Adrian berjalan manis. Carebella sampai sering jadi nyamuk bahkan ketika di rumahnya sendiri.

Adrian mengalihkan seluruh perhatian sahabatnya. Ia jadi dendam pada kakaknya yang satu ini. Maka malam ini ia berniat mengerjai kakaknya dengan membuatkan kopi asin.

Hehehe. Jahil sedikit nggak apa dong.

"Wih. Begadang lagi nih." Carebella melihat laptop sang kakak yag terbuka menampilkan banyak sekali jurnal berbahasa asing.

Ia membaca sekilas saja pusing begitu tahu itu bukan bahasa inggris. Sang kakak memang pintar.

"Jangan ngeledek, kamu. Mending kasih sesuatu kek. Biar kakak segera beres ngerjain ini." Adrian menyipitkan mata pada adiknya sambil menggoda, "Emang kamu nggak mau gitu seharian bareng kakak. Padahal selama ini kamu di rumah sendirian kayak jomblo menahun."

Adrian membungkam mulut, mencoba menahan tawa. "Bukan 'kayak', tapi memang kenyataannya."

Setelah itu suara tawa menggelegar datang dari Adrian sehingga menambah kekesalannya terhadap laki-laki berbeda usia 5 tahun ini.

"Terserah. Kakak mau aku buatin kopi nggak?" tawarnya.

Adrian masih terkekeh kecil mengangguk.

Dengan begitu Carebella benar-benar ke dapur membuatnya. Mengganti gula dengan garam. Tidak banyak. Hanya satu sendok teh.

Ia tersenyum jahat bak mak lampir yang membuat ramuan racun untuk Snow White.

Begitu datang kembali ke ruang tengah, sudah ada segelas teh juga.di meja kakaknya. Di sana juga ada sebungkus merek teh siap minum.

Sepertinya teh itu datang hasil menuang dari bungkusan teh siap minum.

"Nih. Kakak juga kasih kamu teh. Biar sama-sama enak. Minum, ya."

Tanpa curiga, Adrian sudah menempatkan gelas ke bibir. Begitu pun dengan sang adik.

Begitu meneguk, keduanya menyemburkan air ke masing-masing wajah.

"K-kakak! I-ini teh apaan asem!"

"Weh! ASIN!"

Tampaknya mereka saling dikerjai. Mereka cukup basah, untungnya laptop tidak terkena semburam itu.

Sementara itu Adrian memicing matanya pada Carebella. "Kamu niat ngerjain kakak?"

Gelagapan, Carebella segera berdiri berusaha menjauh dari jangkauan Adrian. "K-kakak juga ngerjain aku. Teh asem gini dikasih ke aku."

Asam?

Adrian yakin itu teh melati. Kenapa rasanya asam?

Kemudian ia melihat dengan jeli. Ternyata sudah kadaluarsa.

Tawanya menggelegar lagi. "Anggap aja kamu kena karma."

Ia tidak berniat mengerjai sang adik.

"Nah, sekarang..." Adrian berdiri, berjalan kepiting ke arah Carebella yang bersiap lari.

"Mari capit-capit ria!"

Belum sempat kakinya membawa Carebella lari, ia sudah di tangkap Adrian dan dikelitiki.

Rumah itu hangat meski hanya dua orang.

Carebella nyaman.

Sayangnya itu tidak bertahan lama.

Carebella itu cukup menonjol di sekolah. Karena hal itu membuat dia digilai banyak laki-laki. Dari teman sekelas hingga guru muda.

Beruntungnya ia terjaga dari tindak asusila oleh calon kakak iparnya. Begitulah Carebella menggoda Malika yang selalu bersemu ketika ia menyebutkan sang kakak.

My AgresionWhere stories live. Discover now