Ekstra III: Karyawisata

61 12 18
                                    

MWM udah kelar masih aja update.
Biarin lah, suka-suka saya.
Rupanya masih ada yang bisa digali dari cerita ini.

Ini ekstra, soalnya toh udah lepas dari genrenya dan sangat out of story

Eh enggak sangat deh

Pokoknya ini lagi jadi pengalihan isu(?) Tare sekaligus memperkenalkan beberapa cameo yang sebenernya ga nongol juga //dilempar

Tujuan lainnya, biar Tare punya alasan buat sentil Gerald. Beneran aku antara emosi dan sayang sama makhluk ajaib itu. Mungkin suatu hari, kalian yang follow Ig Tare akan lihat Tare bejek-bejek dia.

Dah ah, selamat membaca

Kalau ada yang baca

****

Hari kedua.

Setelah mengantar Fuma ke Mang Adi, Gerald langsung mengambil alih acara. Ia tampak keterlaluan riangnya. Kalau berpindah tempat, ia bukan berjalan. Ia melonjak-lonjak atau melakukan Naruto run.

"Hiperaktif," ujar Leana sambil memukul punggung Gerald saat kesempatan itu ada.

"Kamu enggak suka aku seneng?" balas Gerald setelah mengaduh.

Leana hanya nyengir. Anya yang menyahut. "Yang penting kamu normal."

"Nya, sumpah, aku enggak ngerti maksud kamu 'normal' itu apa."

Anya ikut nyengir.

Anak-anak panitia bagian perlengkapan sempat mempertanyakan tali rafia yang menghilang beberapa gulung. Aji dan Rifat menjelaskan bahwa mereka meminjamnya untuk mencari orang-orang ke hutan, karena sudah malam. Tak ada yang percaya ketika keduanya mengatakan bahwa semua orang menghilang selain mereka berdua.

"Gerald aja percaya!" seru Rifat.

Gerald tersedak. "Iya, iya. Pokoknya sekarang udah ngumpul semua ... ya?" Ia tak mau menjelaskan lebih lanjut.

Ia, bersama Leana dan Anya, masih punya misi tersendiri. Sementara yang lain menjalankan rundown, ketiganya izin dengan alasan membicarakan hal penting antara ketua dan sekretaris.

Halah, bisa aja.

Apa yang mereka lakukan?

Mencari bukti keberadaan tiga teman mereka yang lenyap.

Gerald mengecek grup kelas. Tidak ada. Ia mencari ID dan nomor ponsel mereka. Tak terdaftar.

Leana dan Anya memeriksa kamar yang ditempati Nelly. Mengherankan, tak ada jejaknya sama sekali. Koper, tas, atau apa pun tidak ada. Saat keluar, mereka disambut Gerald yang tampak cemas.

"Aku habis dimarahin ibu-ibu."

"Hah?"

"Katanya, dia enggak punya anak."

Leana dan Anya terdiam beberapa saat sebelum paham maksudnya.

"Nya, kita enggak salah masuk dimensi kan?" tanya Gerald memastikan.

The WIPWhere stories live. Discover now