6. Hilang

55 15 13
                                    

Kalau biasanya Leana bermimpi melihat dirinya sendiri yang sedang tertidur di kamar, kali ini ia merasa masuk ke alam mimpi. Seluruh indranya berfungsi, tetapi suasana yang dilihat sangat aneh.

Kabut.

"Aku … bisa ngomong?"

Leana komat kamit tak jelas, sesekali menyentuh mulutnya. Ia panik. Jangan-jangan ini bukan mimpi. Jangan-jangan ia bangun di dunia lain.

Leana …?

"Ah!"

Leana terdorong sesuatu. Kakinya menjejak air. Dingin terasa, apalagi tiba-tiba pijakannya menghilang.

Splash!

Leana terbangun tiba-tiba. Ia tertelungkup di … lantai kamarnya?

"Sungguhan mimpi?" Leana mengucek matanya. Ia lega meski agak malu. Terakhir ia jatuh dari kasur sepertinya awal SD. ia tak pernah lasak saat tidur. Posisi saat hendak dan bangun tidur hampir tak berubah.

"Mimpi buruk, berarti." Leana mengeluh. "Aku sudah baca doa, tapi masih kacau aja. Aku ngantuk …."

Pukul tiga. Leana bisa tidur tenang setelah itu, meski bangun dalam keadaan terkantuk-kantuk. Mengingat hari ini akhir pekan, tak ada sekolah, Leana ingin tidur seharian saja di kamar. Ia bisa lanjut kerja malam hari, ketika justru kasur menjadi momok baginya.

"Kenapa pas diam di kamar begini, aku susah tidur?" Leana heran. Kasurnya lumayan nyaman, kamarnya tenang dan damai. Suasana yang cukup enak untuk tidur. Namun, Leana lebih sering mengantuk dan tertidur tiba-tiba ketika di sekolah. Kenapa, sih?!

Leana akhirnya bengong sambil melihat-lihat feeds instagram-nya. Muncul satu gambar Fuma tertanggal satu hari lalu. Leana membukanya. Tumben hanya sketsa. Ia kenal satu karakter itu. Ia menggambarnya berkali-kali. Ia pula yang menghitamkan garisnya dan memberi warna dasar.

Itu Zleth, sang Ratu Mimpi.

Tunggu. Mimpi?

Leana merinding. Ia ingat ada yang memanggil namanya semalam, dalam mimpi aneh itu. Suara yang seperti memastikan bahwa ini memang dirinya.

"Ah, apa sih!" Leana menggeleng kuat-kuat. Ingat kata Anya. Tak semua hal berkaitan dengan mistis. Namun, mengapa ia jadi sering parno begini?

Leana mengecek unggahan tadi. Sebuah sketsa yang cukup bagus. Meski lebih muda darinya, Fuma punya bakat lebih soal menggambar karakter. Leana memicing ketika membaca takarirnya.

Apakah ada yang menunggu?
Kerja ini berat, tapi harus diselesaikan.
Hati-hati, dihantui Zleth dalam mimpi.

"Yah, kerja berat, memang," gumam Leana. Ia membaca beberapa komentar. Sebagian besar memuji episode pertama yang belum lama tayang. Leana menghela napas lega. Namun, beberapa komentar memprotes soal lamanya waktu antar episode. Leana nyengir.

Mau gimana? Anggap aja ini komik di majalah bulanan.

****

Matahari terus bergulir. Leana tetap tak bisa tidur. Ia sempat berprogres sampai berhasil menghitamkan setengah episode, lalu tangannya nyaris tak bisa digerakkan. Ia kembali mengeluh mendengar panggilan ibunya.

"Di kamar mulu, bantuin bikin makan sini!"

Leana memang mengurung diri seharian di kamar. Ada Bapak di luar. Ia takut ditanyakan soal ujian.

Leans tersentak karena tiba-tiba pintu kamarnya dibuka. Seraut wajah muncul, membuat jantung Leana menggila. Itu Bapak. Untungnya, beliau tampak normal, bukan mode murka. Bapak seolah menjadi orang lain kalau marah.

The WIPWhere stories live. Discover now