(30) First

58 14 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Gera menundukkan wajahnya. Air mata mengalir deras membasahi pipi cantiknya yang dicoret-coret menggunakan lipstik yang bertuliskan 'Saya berjanji tidak akan mengulangi kesalahan saya lagi'. Dilengkapi dengan papan yang dikalungkan di leher dengan tulisan 'Saya pacaran beberapa menit yang lalu'.

Dadanya terasa sesak, ia masih ingat betul bagaimana Hiper memaksa untuk masuk ke kamar mandi saat akan membenahi kerudung. Mereka tertangkap basah oleh salah satu anggota OSIS yang sedang bertugas saat jam Salat Duha.

"Tolongin gue!" Gera menangis ketakutan. Dia segera mendorong tubuh Hiper dan mendekat ke anggota OSIS yang masih berdiri dengan wajah syok.

"Sekarang kalian berdua ikut Kakak ke BK karena sudah berbuat mesum!"

Hiper bersikap santai. Dia bersedekap dada. "Emang nggak boleh ya sama pacar sendiri?"

"SEJAK KAPAN GUE JADI PACAR ELO?!" Gera berteriak tidak terima. "GUE MURID BARU DI SINI! KENAL SAMA ELO AJA ENGGAK!"

"Udah deh, beb. Nggak usah pura-pura gitu. Kamu 'kan pindah sekolah ke sini karena pengin satu sekolah sama aku 'kan?"

Anak OSIS yang bernama Fara itu bingung harus memihak pada siapa. "Sudahlah. Sekarang kalian ikut Kakak ke BK!"

Rasa-rasanya Gera ingin berteriak di depan semua orang bahwa ia hanyalah sebuah korban. Ini hari pertamanya dia menjadi murid baru. Ini juga adalah hari ulang tahunnya. Akan tetapi, mengapa justru dia mendapat banyak kesialan?

"Hiper parah sih, harusnya dia hari ini kan ikut popda. Kenapa malah pacaran."

"Itu murid baru juga ngapain buat ulah."

"Biasa, anak baru udah mau caper."

"Wah, iya bener. Ada apa tuh."

"Pralon ditambah te, pralon ditambah te, dijual tiga rebuan, digoreng dadakan, maknyozz. Ai lope yuuu."

"Parah, sist."

"KAK, SI ICHA SAMA PUTRI NGOMONG LONTE NIH, KAK! MASUKIN DIA KE BK, KAK!"

"Nggak, Kak! Saya lagi cosplay jadi tukang tahu bulat. Biasalah sahabat saya ini, mulutnya sangat baik hati dan tidak sombong."

Gera dan Hiper mendapatkan hukuman berlari mengelilingi aula sebesar lapangan sepak bola sebanyak sepuluh kali. Sikap Hiper tetap santai. Seolah dia tidak keberatan melakukan semua ini dan tidak ada ekspresi sedih-sedihnya karena didisfikualisasi dari lomba popda.

Gera tidak berani mengangkat kepalanya. Bagaimana nanti reaksi Abar beserta Papanya? Untung saja identitas tentang Gera putri dari Ustadz Khawariz belum diketahui.

Gera tidak tahu.

Rasanya Gera ingin meminta malaikat maut datang saja.

•••

Aljabar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang