(27) Kue

47 13 2
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





Pukul 05.15

"Logan, ish, hati-hati bawanya, nanti kuenya jatuh!"

"Kalau jatuh ya ke bawah, sans aja. Di bumi masih ada gaya gravitasi."

"Terserah."

Dua sosok remaja yang sudah rapih mengenakan seragam putih abu-abu dan bagian atasnya dirangkap dengan jas almamater bertuliskan Variabel High School turun dari mobil. Mereka adalah Logan dan Sharela yang rela datang pagi-pagi ke rumah Abar untuk menemui Gera yang berulang tahun.

"Jalan lo yang cepet napa, lambat banget kayak jaringan H+."

"Sabar! Gue 'kan yang bawa kopernya!"

Kaki Logan berhenti tepat di depan pintu rumah Abar. Sebenarnya, Papa Gera meminta agar koper ini sampai di tangan putrinya pada hari itu juga, tetapi Logan dan Sharela sepakat akan memberikannya pagi-pagi sekalian memberi kejutan kepada Gera.

"Heh, uang Logam. Kalau misalnya Papa Gera tahu kita ngasihin koper ini nggak sesuai waktu yang diinginkan, tanggung jawab elo ya!" Sharela mengusap keringat di dahi.

"Lagian kalau misalnya ngasih malem-malem takut ngeganggu," ucap Logan pelan.

Menyadari raut wajah Logan yang berubah sendu, Sharela segera menepuk bahu sahabatnya itu. "Kalau lo galau atau jadi sadboy, gue gak mau jadi sahabat lo lagi. Udah buru, pencet belnya!"

Logan menekan bel itu satu kali, kemudian terdengar suara dari dalam, "Sebentar!"

"Semoga kita ketemunya Gera aja," ucap Sharela tiba-tiba. Raut wajahnya menampilkan sedikit rasa sedih. Akan tetapi, langsung ditutupi dengan senyuman agar Logan maupun Gera tidak curiga.

"Gue juga gak minat ketemu suaminya. Ngeselin. Tiba-tiba dateng terus langsung ngerebut Gera dari gue."

"Dah ah, diem. Gak baik gibah pagi-pagi," ucap Sharela. "Nanti gibahnya kalau di sekolah aja, pas agak siangan," lanjutnya membuat kepala Sharela sukses mendapat tonyoran.

Pintu bercat putih itu terbuka dan menampilkan sosok Gera yang masih mengenakan baju piyama dengan rambut panjangnya yang berantakan. Wajahnya terlihat mengantuk karena dia tidak terbiasa bangun pagi. Sedangkan, Abar membangunkannya pukul empat dan menyuruhnya salat subuh berjamaah serta memasak untuk sarapan. Katanya sih Bunda pengin makan masakan Gera lagi. Perkataan Bunda adalah sebuah perintah yang dilarang untuk dilanggar.

"Logan? Sharela?" Rasa kantuk Gera seketika lenyap melihat kedua sahabatnya sama-sama menyodorkan kue tar kepadanya.

"Selamat menghabede, yang dulunya masih dede, sekarang udah gede. Selamat menua. Cie udah tujuh belas tahun. Semoga bisa menghirup oksigen lebih lama, agar menikmati kebahagiaan serta indahnya dunia," ucap Logan, sebenarnya hatinya tidak baik-baik saja, tapi ia berusaha menutupi semua itu.

Aljabar Where stories live. Discover now