(19) Ajari Aku

42 12 0
                                    

Jangan jadi siders, yap :D
Satu suara dari kalian sangat berharga♥

Jangan jadi siders, yap :DSatu suara dari kalian sangat berharga♥

Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.




Mereka berdua berjalan tanpa ada yang bersuara. Semburat oranye tergantung indah di langit sore. Gera tidak tahu soal jalanan yang dilewatinya. Hanya mengikuti Abar yang sudah berjalan terlebih dahulu. Sebenarnya, Gera masih merasa takut jika dia diserang lagi dari belakang. Akan tetapi, dia tidak mungkin merengek dan meminta Abar agar berjalan di sampingnya. Gera sadar diri. Diselamatkan nyawanya saja sudah bersyukur.

Abar menatap lurus jalanan yang dilewatinya. Hanya ada semak belukar. Tidak ada rumah penduduk. Untung saja, Malid benar-benar mengira Abar pergi dari rumah tersebut.

"Gak usah cemasin Gera. Dia itu cewek gue. Sudah jelas dia bakal khawatir sama gue."

Abar menghentakkan kakinya kesal dan berjalan menuju pintu keluar. Dia bukan kesal karena Gera sudah punya kekasih. Akan tetapi, dia merasa dikhianati. Dugaan pertamanya mengenai Gera adalah mata-mata, ternyata benar.

Malid tertawa karena berhasil membodohi Abar. "Ya udah, sono balik. Gue mau obatin luka ini dulu. Biar pas ketemu Gera, gue kelihatan ganteng." Setelah mengatakan itu, Malid memanggil beberapa pelayan untuk menuntunnya ke kamar.

Akan tetapi, saat akan meninggalkan rumah ini, Abar merasa tidak tenang jika harus meninggalkan Gera. Sekali pun Malid adalah kekasih Gera, bisa saja 'kan cowok iblis itu akan menyakiti Gera?

Abar kembali memasuki rumah tadi. Netranya membulat ketika melihat hpnya tergeletak begitu saja di lemari dekat Televisi. "Goblok banget sih mereka. Ngerampas hp, tapi gak diumpetin."

Rencana bagus untuk mengalahkan Malid tiba-tiba melintas di benaknya. Dia membuka aplikasi instagram dan mengetikkan nama seseorang di pencariannya. Untung saja, unsername orang itu sama seperti nama lengkapnya yang Abar ingat saat perlombaan.

Temen lo, Gera, ada sama gue. Kita lagi diculik. Gue mau minta nomer kepsek VHS. Buruan dibales!
Jangn banyak tanya dulu, gue bukan brainly yang bisa ditanya-tanya.
P
P
P
P

Buruan!!!!!
Balassss

Abar menunggu sambil terus berdoa agar orang yang dihubunginya segera membalas pesannya.

Tiga menit kemudian, senyumnya mengambang lebar ketika mendapatkan nomor telepon kepsek VHS. Tidak perlu repot-repot membawa polisi. Sudah pasti, Malid akan kalah.

Abar berbelok. Jalanan gang sudah habis. Digantikan jalan raya. Abar pun baru tahu, bahwa rumah Malid ada di tengah-tengah gang sempit tanpa penduduk. Entah itu rumahnya betulan atau rumah-rumahan.

"Abar, gue boleh nanya?" Gera yang sedari tadi mengamati senja yang perlahan terbenam, berusaha mensejajari langkah Abar.

"Tanya aja. Gue bukan guru yang harus dimintain izin dulu kalau mau tanya."

Aljabar Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα