Ending Scene

202 19 8
                                    

Hari ini, Doyoung dan Giselle resmi melepas masa magang mereka di sana

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

Hari ini, Doyoung dan Giselle resmi melepas masa magang mereka di sana. Tangis harus dari para karyan di fungsinya mampu membuat Giselle ikut terbawa suasana. Hari ini, melepaskan semua tugas dan tanggung jawabnya selama 4 bulab sebagai karyawan magang.

Kini dia dan Giselle, berjalan menuju parkiran. Di sana sudah ada teman-teman yang menunggunya untuk menghabiskan waktu bersama. Apalagi sang kekasih, Nada.
Ada rasa bahagia dan juga sedih di pikiran kedua saudara sepupi itu. Bahagia karena berhasil menyelesaikan tugas dan sedih karema harus berpisah dengan sahabat barunya yang sudah seperti keluarga.

Sesampai di parkiran mereka berdua tersenyum, bahkan Doyoung yang jarang sekali menampakkan senyumnya pun luluh dengan keadaan saat ini.

Ten mengajak mereka menghabiskan waktu bersama hingga malam di salah satu cafe tempat bersejarah bagi Nada. Iya, cafe Amour. Tempat dimana dia melihat Doyoung dan menangis karena untuk pertama kali.

Bagi Nada, lucu rasanya ketika mengingat hal tersebut. Mengingat bagaimana dia berusaha untuk menyembunyikan perasaanya pada sang kekasih karena, berpikir dia tidak menyukai dirinya.

Setelah menempuh jarak yang cukup mereka akhirnya sampai di cafe tersebut. Semuanya turun, berhampur memasuki ruang VIP dimana mereka dulunya berkumpul.

Ini kedua kalinya mereka ke sana setelah sebelumnya menghabiskan waktu lama. Hanya saja tidak ada Yerin, sepupu Nada yang ikut.

Mereka kembali memesan makanan dan minukan yang sama beberapa bulan lalu katanya, untuk mengenang masa-masa awal persahabatan mereka agar tidak terlupakan. Lucu bukan?

"Doy, kalau lo udah balik ke Depok jangan lupa kabarin kita, ya," ujar Yeri.

"Iya, jangan sombong lo!" timpal Yuna.

"Ya, nggak lah. Lagian tahun depan kita bakalan ketemu juga di ITB."

"Bener, tuh. Sekarang kita harus belajar biar bisa masuk fakultas yang kita mau. Kan seru kalau bobrok gini dapat nilai bagus," ujar Ten.

"Ye, yang bobrok mah lo aja kali. Kita kagak!" balas Joy sambil melempar tissu ke hadapannya.

"Sabar gue mah di nistain mulu."

"Lo emang harus sabar sih, Ten," timpal Nada.

"Sialan!" semua terkekeh mendengar ucapan Ten itu. Beberapa saat bergurau akhirnya makanan dan minuman yang mereka pesam datang. Mereka menampakkan wajah gembiranya.

Mulai melahap makanan dengan serius tanpa mengeluarkan suara sama sekali, termaksud Nada. Gadis itu sangat bahagia melihat ice cream cake pesananya datang.

Selesai. Mereka sudah menghabiskan makanan mereka dan mulai mengobrol random. Entah tentang bagaimana pertama kali mereka bertemu, kenal hingga menjadi sangat dekat seperti saat ini.

Bagaimana Ten yang diam-diam menyukai Dita, bagaimana Doyoung yang menampakkan sisi lainnya setiap bertemu Nada, bagaimana Ningning selalu menjemputnya di kala jam istirahat. Semuanya menjadi satu di kepala mereka saat ini. Memori akan masa pertama magang berputar sore ini, seakan menjadi tanda bahwa kisah mereka sudah hampir selesai.

Prakerin [Doyoung] ✔Där berättelser lever. Upptäck nu