Puncak

265 199 83
                                    

"Kita mau kemana?" tanya Dita

"Gue kabarin Teh Irene sama Yerin dulu kalau gitu"

Mereka sudah berada didalam mobil memberitahu orang tua mereka jika mereka akan menginap di puncak karena suatu hal.

Mobil mulai berjalan keluar dari parkiran kantor. Untung saja Ten membawa mobil jika tidak maka Doyoung akan pulang mengambil mobilnya.

"Ini mau kemana?"

"Nggak tahu"

"Aleah bangsatnya" ujar Ten kesal dengan respon temannya terlebih Joy.

"Kemana aja deh yang penting bahagia"

"Pantai gimana?"

"Ten ini PANAS ANJIR yakali"

"Yakan katanya kemana aja gimana sih?!"

"Puncak gimana?" usul Doyoung.

"Boleh tuh. Tapi, bajunya gimana?"

"Belok depan kita ke mall bentar"

"Anjir emang kalau ciwi-ciwi yang jalan"

"BACOT!" Ten terkejut mendengar teman gadisnya berteriak tepat ditelingannya.

Nada sedikit melupakan hal yang tadi membuatnya terpuruk. Dia mulai tersenyum mendengar gurauan dari Ten dan teman-temannya.

Dia akhirnya bisa bernafas lega sekarang sebab Renjun tidak lagi mengekangnya dengan hal yang tidak dia suka.

Dia sekarang hanya harus fokus pada prakerinnya tanpa memikirkan hal-hal lainnya.

Mobil berhenti di depan sebuah toko baju. Nada dan teman-temannya turun kecuali, Ten dan Doyoung.

Kedua pemuda itu hanya diam sambil menunggu para putri memilih baju lalu kemudian pergi.

"Lo nggak papa Ten?" Tanya Doyoung membuka percakapan.

"Nggak kok santai. Lo sendiri?"

"Nggak kok" tidak banyak perkataan yang keluar dari kedua pemuda itu. Mereka hanya saling diam hingga para gadis datang membawa beberapa kantong belanjaan.

"Berangkat gih" Ten menyalangkan mesin mobilnya setelah Joy memerintah.

Suasana disekeliling mereka sangat asri. Nada membuka jendela sembari menghirup udara segar yang selama ini dia rindukan.

Dikursi belakang Yeri dan Yuna sudah tidur sejak tadi. Mereka kelelahan karena sejak keluar dari area pertokoan macet menghadang mereka.

Joy dan Ningning hanya asik dengan ponsel masing-masing sedangkan, Dita dia duduk di belakang menjaga kedua bayi yang sedang tertidur.

Cuaca sangat mendukung membuat siapa saja bisa tertidur tapi, rasanya tidak untuk Nada. Gadis itu mencintai alam dan segala hal yang dia lewati.

Mungkin karena dia suka menulis. Segala hal dia tuangkan dalam sebuah buku yang memang sedari tadi sudah ada dipangkuannya. Ten yang fokus menyetir sesekali menoleh kearahnya sambil tersenyum hangat.

Tanganya terangkat dan mengusap lembut rambut Nada,  membuat sang gadis terkejut dan menoleh dengan tatapan tanya.

"Kenapa?" tanya Nada dengan raut wajah heran.
"Nggak. Lo nggak ngantuk? Dari tadi juga lo nulis mulu, nulis apa?" Doyoung yang mendengar hal itu melirik kedepan.

"Oh ini kutipan doang sih" Ten hanya mengangguk pelan sambil kembali mengusap lembut rambut si gadis membuatnya tersenyum hangat.

"Lihat kedepan kalau nyetir" suara Doyoung membuat Ten tersadar dan melepas pandangannya dari gadis chubby itu.

Prakerin [Doyoung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang