Sudahlah, biarkan gadis aneh yang ada di depannya ini mengoceh sesuka hati.

"70, 80, 85, 90, 95, 100, 105." Nampak deruan nafas Carebella yang ngos-ngosan.

Genta yang melihatnya hanya tertawa kecil. Lucu sekali gadis yang ada di depannya ini.

"Heh Baygon, berapa woi gue capek!"

"Boleh juga suara lo merdu." Genta tertawa kecil melihat wajah Carebella kesal.

Carebella menendang pintu di hadapannya, karena emosinya sudah mencapai ubun-ubun.

"Agggrrtt!" Bahkan sinar laser itu, bisa menembus kain yang ada di tubuh Carebella.

"Jangan nyiksa diri lo, pintu itu nggak akan kebuka." Genta kembali duduk lesehan di lantai.

"Sini duduk bareng gue," pinta Genta.

Carebella menghentak kakinya kasar, ia mendengus. "Tahan Carebella, jangan emosi," batin Carebella.

"Sini duduk!" Genta menarik tangan Carebella, sehingga tubuh gadis itu ikut duduk.

"Mau ngapain sih!"

Genta tidak menjawab pertanyaan Carebella, ia sibuk mengeluarkan selembar kertas putih dari balik jaketnya.

Genta menyerahkan kertas itu pada Carebella. "Nih!"

Carebella enggan mengambilnya. "Apa itu?"

"Surat nikah kita," canda Genta. Ia juga menyerahkan sebuah pena.

"Nggak lucu," dengus Carebella.

"Nih, ini buat lo nyari jawaban pertanyaan itu." Genta meraih tangan Carebella, dan menyerahkan benda-benda itu.

"Gue berbaik hati ngasih lo ini, karena gue tau otak lo nggak mampu mecahinnya." Genta terdengar begitu meremehkan. Carebella mencoba kebal dengan segala perilaku, tingkah, perkataan Genta yang menguji emosi.

Jika Carebella yang otaknya di atas rata-rata, mendapatkan nilai tertinggi di kampusnya saja, tidak bisa menjawab pertanyaan itu, apalagi yang di bawah Carebella.

"Cluenya, 'logika' jangan kejebak sama soal."

Carebella memutar bola matanya jengah. "Berasa lagi ulangan gue," gumamnya.

Tidak menolak, Carebella mulai menulis angka demi angka yang dikirim oleh Genta tadi.

Lama sudah Genta menunggu Carebella mencoret-coret, tapi tak ada hasil.

"Aiss, susah banget."

"Gimana?" Genta tersenyum smirk.

Carebella tidak putus asa, ia menuliskan dengan urut kembali.

'313=70
616=13
717=34
818=? '

"Maksdunya gimana, 313 kok bisa sama dengan 70? Pake rumus apa sih!" Carebella terlihat sangat tersiksa dengan angka-angka itu. Genta semakin melebarkan senyumnya.

Carebella mengusap dadanya. "Ayo lo pasti bisa, atau nggak lo akan kejebak di sini semalam ama arwah GenTayangan."

"Ini 313=70, ujung dikali ujung isinya berarti tiga dikali tiga hasilnya sembilan." Carebella mulai menyelesaikan satu persatu pertanyaannya. Gadis itu menuliskan, apa yang dia pikirkan pada lembar yang tadinya kosong, kini penuh coretan.

Genta mengamati setiap pergerakan Carebella. Pemuda itu tidak sengaja menangkap pemandangan, tangan lentik Carebella mengukir tinta. Genta bisa melihat tangan manis dan tengah Carebella tidak ada setengah.

'313 = 70
=3 × 3 = 9
=3 - 1 = 2 
= 9 - 2 = 7 -- 70'

Carebella tersenyum puas saat dia sudah menemukan jawaban, mengapa 313=70.

Ia memberikan Genta tatapan mematikan. Carebella jadi menghabiskan energinya hanya untuk menghitung. Padahal ia belum makan sama sekali hari ini.

"Kalo gitu, gue bisa keluar, kan? Cepet buka pintunya. Kalo nggak, gue pites juga lo!" Carebella berdiri lalu mengacungkan alat tulisnya pada wajah Genta.

Ia bisa saja menusuk bola mata lelaki ini kalau dipermainkan lagi

"Woah!" Tangannya berada di sisi kepala, tanda menyerah. Tapi bahkan wajahnya tidak memperlihatkan ia ketakutan.

Justru merasa lucu, Genta tertawa kecil. "Jangan dong. Ahahahaha."

Berada satu tempat dengan Carebella merasa perutnya tergelitik. Ia senang. Seperti hiburan untuknya.

"Lo lupa? Masih ada yang mesti lo beresin lagi."

Carebella yang semula tampak sangar kemudian mengingat lagi apa yang belum ia kerjakan.

Ia salah mengerjakan.

Carebella lemas seketika.

"Sumpah, gue pengen remes jantung lo lama-lama."

"Yang harus lo cari itu
818 sama dengan berapa?"

"Bacot!" amuk Carebella kembali duduk dan mengerjakan. Setidaknya ia mulai mengerti bagaimana cara kerja perhitungannya.

818 = ?
= 8 × 8 = 64
= 8 - 1 = 7
= 64 - 7 = 57 -- 75

"Kalo sampe salah, gue sobek otak tuh anak." Ia menggerutu selama mengerjakannya kemudian menyerahkan pada Genta hasil akhirnya.

•••
Hai!! Selamat datang di Part 11 with kelompok 3, jangan jadi silent reader's yaa^^.

-Roseana
-Artika
-Della
-Rizki Dian
-Nayla

Salam Sayang❤️.

My AgresionDonde viven las historias. Descúbrelo ahora