"Woi gue mau masuk anjir!" Pekik gadis tadi.

"Tadi kan udah dikasih pilihan. Tapi kakak gak kunjung ngapus make up nya. Jadi kakak bisa disitu sampai make up nya udah dihapus baru boleh masuk." Usai mengucapkan itu Disa berbalik badan menghampiri Ollaf dan Kia yang berada didepan barisan-barisan murid yang tak memakai atribut lengkap. Sekitar dua puluh orang yang berbaris disana.

"Woi bego! Gue mau masuk!"

"Bapak lo yang punya sekolah hah?! Seenak nya bikin peraturan hapus-hapus make up!"

Mereka tak memperdulikan.

~o0o~

"Bagus Disa, kamu sudah menjalan kan dengan baik peraturan yang bapak bilang tadi." Tutur Pak Yuta. "Sekarang sebelum masuk ke kelas, kamu kelilingi setiap sudut sekolah ini dulu dan tangkep berandalan yang mojok dan bolos di kantin." Suruh nya.

Disa mengangguk. "Baik pak, saya pergi dulu." Pamit nya.

Disa melangkah kan kaki nya berjalan ke setiap sudut sekolah ini. Berjalan melewati jalan belakang dan ingin memergok anak-anak yang sedang merokok mau pun berbuat sesuatu yang tak mencerminkan seorang pelajar di sekolah.

Disa mendapati sekumpulan orang disana. Sedang merokok dan ketawa-ketawa di kantin itu. Padahal ini sudah masuk pelajaran tapi mereka asyik merokok disana.

Disa mendekat dan menarik senyuman simpul. "Maaf, ini pada kelas berapa?" Tanya nya sopan.

Sekumpulan itu mendadak menoleh ke arah Disa. Seperti nya Disa salah menegur orang yang salah. "Kenapa sayang? kok nanya kelas berapa sih?" Goda nya.

Arkan mengernyit, mata nya menilisik almamater norak itu. "Osis?"

Disa mengangguk.

Nanda baru teringat. "Ah iya, lo ketos yang baru dilantik pas upacara kemaren kan? pelantikan norak."

"Jaga ya mulut nya!" Sentak Disa tak terima.

"Aishh, si cantik marah." Goda Draka menyibakkan rambut tersurai Disa.

Spontan Disa menepis nya. "Tolong yang sopan ya kak. Gue dateng-dateng sopan. Matiin rokok nya, masuk ke kelas. Sekarang udah masuk jam pelajaran dan kalian masih enak-enakan nongkrong disini. Mana merokok lagi. Ini bukan kawasan ngerokok. Ini sekolah, bukan ajang nya bang jago."

Nanda menggigit bibir bagian bawah. Menghisap rokok itu dan menghembuskan di wajah Disa. Alhasil asap itu menerpa wajah nya. "Gak usah sok-sok an ngatur ya, lo adek kelas. Lo fikir dengan jabatan lo sebagai ketos kita takut dan matuhin peraturan lo, hah? Enggak lah bego! Si Galang aja udah habis babak belur sama kita, gak sanggup ngadepin kita, apalagi lo. Cewek lemah sekali senggol bakalan tumbang." Desis Nanda.

"Yuta aja gak kita hargain, kita lawan. Apalagi lo lah anjing!" Sentak Arkan.

"Biasa nya cewek modelan gini kalau main durasi nya bentar nih." Ujar Draka.

Plak!!

Satu tamparan berhasil membuat wajah Draka terpaling. Pria itu tampak mengelus pipi nya yang memanas.

DISA | brokenKde žijí příběhy. Začni objevovat