BAB 2

344 183 102
                                    

Bel sekolah sudah berbunyi sedari tadi, tanda jam pertama telah usai. Tapi belum ada tanda-tanda kedua sahabat Acha muncul.

"SPADAAAA!!" suara cempreng seseorang memanggil nama gadis yang sedang duduk dengan wajah tertunduk.

Dua gadis tersebut duduk, lalu menghadap Acha yang sedang menundukan wajahnya. Keduanya saling melirik satu sama lain.

Ini kenapa? pikir mereka bingung.

Acha perlahan-lahan mengangkat kepalanya. Dan alangkah terkejut kedua sahabatnya itu mendapati sahabatnya dengan wajah menahan tangis.


"Ihhhh Acha kenapa???" tanya Putri.
Balqis Putri Auristella Nama lengkap nya.

"Loh kok nangis? kenapa Zidan lagi?" tanya gadis satu nya, Aluna. Aluna Ledieza Qirani. Memang di circle pertemanan mereka yang paling dewasa itu Aluna.


"Udah ihh Acha Nggak boleh nangis, malu di liatin nohh." bujuk nya.

"Aaaaa ... gausah nangis Ege. Nanti juga dia nyesel. Sini peyukkkk," tawar Putri sambil merentangkan kedua tangannya. Lalu Acha masuk ke dalam dekapan Putri, di situ ia menangis sejadi-jadinya. Aluna hanya mengusap-ngusap punggung Acha berniat memberi ketenangan.

"Salah ya Acha suka sama Zidan?" gadis itu bersuara  parau.

Mendengar Acha sedih mereka juga ikutan sedih. "Ngga kok, Acha nggak salah. Mungkin belom saat nya aja Cha. Kita juga kan nggak bisa ngendaliin hati, buktinya aku juga sampe sekarang belom bisa move on udah dua tahun." papar Aluna.


"He'em gue juga masih stuck sama mas virtual selama setahun ini." timpal Putri. Acha diam tak menjawab ia masih menangis dalam dekapan Putri.

Beberapa menit kemudian tangis Acha mulai mereda ia meminta tissue kepada Putri. Selanjutnya ia tertawa terbahak-bahak, kedua sahabatnya hanya bisa tersenyum dengan paksa.

Karena emang gitu, Acha kalo udah nangis tuh bentar. Abis itu senyum lagi, senyumnya itu cuma jadi topeng sehari-hari ...

"Dih anjirlah ngapain gue nangis, selama dua tahun gue nggak pernah nangis, sekarang kok jadi lebay. Ihh gamau ahh kok gue jadi lemahh anjirt." katanya merengek.


Luna dan Putri hanya bisa mengelus-ngelus surai hitam milik Acha.

"Eh mau pesen apa? Biar gue yang pesen," tanya Putri.

"Samain aja put, ya kan Cha?" tanya Luna di balas anggukan kepala oleh Acha.


"Wait yaa..."

Acha kembali tertawa tanpa tau seseorang sedang menatapnya dengan tatapan tak terbaca. Orang itu mengacak rambutnya frustasi. "Ck, sial!"


***


Setelah merasa kenyang, ketiga gadis tersebut pergi meninggalkan kantin. Tujuannya sekarang adalah lapangan basket, untuk melihat Crush nya Aluna. Farel Almeraldi Haizar.


Aluna pernah berpacaran dengan Farel di SMP, dari kelas delapan. Lalu hubungan keduanya beranjak sampai kelas sembilan, di situ ada insiden, dimana Luna dengan Farel memilih mengakhiri hubungan yang sejak lama mereka jaga sampai dua tahun. Tapi Luna sampai sekarang belom bisa move on. Di tambah sekolahnya juga bareng, gitu deh selama dua tahun Luna stuck terus.

Three Slave Girls Love [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang