Chapter 49: Like Water

Start from the beginning
                                    

"Nanti pernikahanmu dengan Yerim, aku pasti datang."

"Hyung!"

"Besok kamu yang antarkan aku ke bandara ya?"

Dan Jungkook hanya bisa mengangguk, dan sekuat tenaga untuk tidak menangis. Perpisahan ini nyata rupanya.

***

"Eonni, baik-baik saja?" Tanya Jennie seraya mendorong troli, mengikuti Seungwan yang sedang memilih paprika.

"Kenapa aku tak baik-baik saja?"

"Ditinggal Yoongi oppa, selamanya."

Mendengar kata selamanya, Seungwan hanya bisa mengerjapkan matanya. "Selamanya ya," beonya.

Benar. Walaupun mereka berpacaran (lagi) tetapi tidak ada yang pasti dalam hubungan tersebut. Kapan Yoongi akan kembali lagi, apa yang akan terjadi pada kehidupan mereka kemudian, tidak ada yang tahu. Apakah ini alasan Yoongi memutuskannya waktu itu. Karena dalam LDR tidak ada kepastian?

Yoongi bekerja di Amerika, tanpa tahu kapan akan kembali ke sini. Begitu juga dengannya yang entah kapan bisa mengunjungi Yoongi.

Pelukan erat tiba-tiba dilakukan Jennie. "Eonni, maaf." Kata Jennie kemudian. "Maaf, jangan menangis."

Menangis? Sekarang Seungwan menangis? Kenapa dia tidak merasakan apa-apa. Apa air mata ini mengalir tiba-tiba?

"Kenapa?" Suara Seulgi terdengar,

"Yoongi besok pergi." Dan disana Seungwan baru sadar akan suaranya yang serak.

Rupanya, sepertinya, selama ini dia hanya berpura-pura tegar. Seakan tidak terjadi apa-apa, padahal Yoongi meninggalkannya.
Sendiri.

Inikah yang dimaksud, ditinggal saat sayang-sayangnya? Kenapa dia harus sesedih ini? Mereka hanya pisah benua, bukan pisah dunia. Tapi kenapa rasanya sesakit ini?

***

"Jungkook ah, beri aku saran." Kata Namjoon seraya membersihkan rumput.

Jadi tadi, Namjoon yang baru pulang,  segera ditarik Taehyung untuk membersihkan taman. Sedikit bingung, tetapi Taehyung menjelaskan bahwa mereka akan melakukan perpisahan kecil beserta merayakan ulang tahunnya. Sehingga dia segera membantu. 

"Saran apa hyung?"

"Supaya badanku bisa sepertimu."

Yoongi, yang sedang mengelap dipan kayu besar, yang baru saja dipasang di halaman, kemudian meluangkan waktu untuk melihat Jungkook.

Badan kekar, pinggang kecil. Yoongi saja sampai menganggukkan kepalanya.

"Ey, hyung bicara apa." Ucap Jungkook. "Badan Hyung juga bagus. Tinggi."

Taehyung menggelengkan kepalanya, "Tidak. Kami juga butuh badan sepertimu. Rasionya bagus."

"Wanita itu--" suara Eunbi terdengar, dan mengagetkan para pria. "--tidak memperhatikan bentuk badan. Yang mereka perhatikan hatinya." Lanjutnya. "Nih, kubawakan air." Lalu ia meletakkan teko air beserta gelas di ayunan besar di halaman. "

"Kamu sudah masak nasinya?" Tanya Yoongi, yang dijawab anggukan. "Yerim tuh yang masak nasi."

"Aku ingin menepis ucapanmu, Eunbi." Kata Taehyung. "Tapi setelah kupikir-pikir benar juga."

"Penghuni rumah biru, tidak ada yang memperhatikan tampang. Maksudku kita semua pasti jatuh kepada cara kalian memperlakukan kami."

"Eunbi memang suka siapa?" Tanya Namjoon.

Eunbi hanya meringis, sebelum berlari ke dalam rumah.

"Kenapa dia kabur?"

Jungkook hanya menaikkan pundaknya, seakan tidak tahu. Lalu kembali membersihkan dipan kayu. Namun ia teringat sesuatu. "Aku sih kalau ditanya cara membentuk badan, pertama-tama lari, kemudian angkat beban. Bisa membentuk dada bidang juga. Enak dipakai sandaran sama pacar."

Roommate ✅Where stories live. Discover now