Bagian 15

960 108 14
                                    

Author mau nanya tolong dijawab sejujur-jujurnya ya:(

Belakangan ini author Hiatus untuk mencari ide-ide dari author yang lain, juga nonton film dan baca-baca novel terkenal.

Author jadi down ngeliat gimana author lain bikin cerita bagus banget. Kayak gimana ya, maksudnya itu mereka bikin banyak konflik dalam satu cerita.

Misalkan ada chapter 1 sampai 10 isinya tembak-tembakan. 11 sampai 20 isinya jadi CEO. Semua itu ada konflik yang menarik.

Author hiatus sementara untuk melihat bagaimana orang-orang (Author lain) membuat karya.

Apa, sebaiknya Author berhenti aja? Rasanya galau dan mental down banget ngeliat alur cerita yang aneh? Dan juga pasaran.

Konflik nya juga udah kayak sinetron gitu loh.

Kayak ibaratnya kalau kalian ditanya. "Perasaan kalian setelah membaca cerita ini?" Jawaban kalian, "Gak ada yang lain yah? Kok gitu-gitu aja sih? Pasaran benget." Atau kalau gak gitu, "Author Sasusaku lain udah banyak yang buat kayak gini? Ada ide menarik yang lain gak sih?", "Author gak pinter bikin cerita ya."

Sakit kampret:) Jawaban lu nusuk tanpa sadar.

Yaudah lah segitu aja, bingung harus gimana. Untuk cerita ini aku usahain tamatin secepatnya terus balik Hiatus lagi.

Otak mau pecah rasanya!!

See you all.. :)
Happy reading.





























Pukul 20.00

Sakura merebahkan tubuhnya yang sangat lelah, menatap langit-langit kamarnya yang gelap membuat Sakura menjadi mengantuk.

"A- Apa yang kulakukan." Gagap Sakura ketika sadar bahwa dia harus mandi dan memakai piyama sebelum dia tidur.

Setelag menyiapkan piyama, Sakura mandi dan menyisir rambutnya. Sakura juga tidak lupa memakai skincare sebagai rutinitas malamnya.

Tok! Tok! Tok!

Sakura berjalan kearah pintu dan membuka pintu tersebut, menemukan Kushina membawa nampan berisi makan malam yang entah kapan disiapkannya untuk Sakura.

"Butuh sesuatu?"

"Maaf mengganggu waktu tidurmu, Bibi membawa makan malam mu. Apakah kamu sudah makan?" Sakura sempat terdiam selama beberapa saat ketika mendengar nada perhatian Kushina untuk dirinya.

"Sepertinya itu tidak dibutuhkan, Bibi. Aku sudah makan malam, terima kasih sudah menyiapkannya untukku." Sakura tidak bermaksud menolak niat baik Kushina, namun Sakura berkata jujur bahwa sekarang perutnya begitu kenyang.

"Ah, begitu. Kalau begitu maafkan Bibi, Sakura." Kushina melemparkan senyuman yang lembut dan memegang pundak Sakura. "Kalau membutuhkan sesuatu, jangan lupa bilang kepada Bibi."

Sakura mengangguk dengan senyuman tipis. Merasa senang di rumah ada sedikit kehangatan membuat Sakura bisa mengingat kenangan lama yang mulai memudar. Kenangan lama keluarga bahagia Haruno.

"Terima kasih, Bibi. Selamat malam." Sakura menutup pintu kamarnya sambil tersenyum bahagia. Dibalik pintu, Sakura yang selalu dilihat sebagai gadis cuek tersenyum sangat lebar dan meloncat bahagia di atas kasurnya.

Menikmati perasaan senang diperhatikan oleh Ibu tirinya, Sakura tidak peduli apakah Kushina melakukan itu hanya untuk menarik perhatiannya, Sakura hanya senang diperlakukan seperti itu setelah sekian lama.

New relationship✓Where stories live. Discover now