Bagian 11

1K 138 5
                                    

Author minta maaf atas keterlambatan update cerita ini. Chapter kedepan diusahakan akan update seminggu sekali.

Cerita ini dan cerita I Was Born A Queen, tidak akan Hiatus. Masih berlanjut dengan banyak chapter menarik. Tolong nantikan selanjutnya, terima kasih...





















Keesokan harinya...>

Sasori keluar dari kamarnya sambil menguap. Namun Sasori langsung melihat sekelilingnya ketika menemukan ada bau lezat makanan.

Sasori segera mencari-cari dapur ketika menebak apa yang dilakukan oleh adik kesayangannya disana.

Ketika datang ke dapur, Sasori tersenyum lebar ketika melihat Sakura ada dimeja makan dan sudah menyiapkan sarapan pagi untuk berdua.

"Wah, pagi-pagi sudah masak banyak?" Tanya Sasori kebingungan.

"Selamat pagi. Iya, aku masak nasi goreng dan samyang. Aku juga beli ayam goreng tadi." Sakura menatap Sasori sambil menyiapkan kakaknya itu sarapan.

"A- Apa?! Pagi-pagi sudah makan samyang?!"

Sasori membelalakkan matanya tidak percaya ketika mendengar adiknya itu makan makanan yang pedas pagi-pagi begini.

Sasori membelalakkan matanya tidak percaya ketika mendengar adiknya itu makan makanan yang pedas pagi-pagi begini

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Tidak perlu terkejut, kak

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Tidak perlu terkejut, kak. Samyang tidak terlalu pedas untukku. Aku sudah sering memakannya." Sasori hanya mengangguk kecil ketika Sakura langsung menyantap sarapan paginya dengan lahap.

"Hati-hati. Nanti kamu sakit perut." Sakura mengangguk, meskipun dia tidak memikirkan ucapan Sasori dan tetap makan dalam diam.

"Nanti pulang dan bersiaplah ke sekolah. Setelah itu siapkan beberapa pakaian untuk dibawa di Villa. Aku ingin agar kau sering-sering kemari, mengerti?" Sakura tersenyum manis dan mengangguk.

"Oh, perhatian sekali kakakku yang tampan ini." Sasori hanya merinding mendengar pujian Sakura yang jarang didengarnya.

"Baiklah, setelah makan aku akan pulang dulu." Sakura langsung bergegas makan dengan cepat, bahkan sampai tidak sadar dia tidak menyisakan Sasori nasi goreng buatannya.

"Pelan-pelan kalau makan, nanti tersedak bagaimana?"

.
.
.

Sakura berdiri didepan pintu rumah yang terbuka lebar untuknya, Sakura membayangkan apa yang akan dikatakan oleh ibu tirinya ketika dia tidak pulang dan tidak mengabari.

Sakura berjalan masuk dengan harapan semua orang sudah beraktivitas. Namun sakura terdiam dalam keadaan terkejut ketika melihat Karin berdiri didepan matanya sambil menatapnya.

"Kakak dari mana?" Pertanyaan tersebut membuat Sakura terdiam sesaat.

"Aku menginap bersama dengan kakakku tentu saja." Sakura menerobos masuk kedalam kamarnya meskipun Karin menghadang jalannya.

"Kakak!"

"Apa yang kakak lakukan?!"

"Aku tidak bisa bertemu dengan kak Sasori karena kakak, kakak tahu betapa kesalnya aku?" Sakura hanya terkekeh sambil memakan camilan yang ada dimeja belajarnya.

"Baiklah, aku minta maaf." Mendengarnya, Karin mendengus namun wajahnya terlihat pasrah, Karin tidak bisa melakukan apapun melihat Sakura yang adalah seorang kakak baginya, meskipun dijahili Karin tetap tersenyum didepan kakaknya agar Sakura tidak marah dengan sikap kekanakannya.

"Kapan aku boleh menemui kak Sasori?" Sakura menatapnya sejenak dan mengalihkan pandangannya.

"Kak?"

"Entahlah, dia sedang tidak ingin menemui siapapun." Bohong Sakura yang membuat Karin terus menatapnya tidak percaya.

"Kakak serius? Kami tidak pernah bertemu dan ternyata dia membenciku?" Karin terlihat kebingungan mendengar kebohongan Sakura barusan.

"Jujur saja kak. Semua itu hanyalah kebohongan, kan?" Karin langsung menarik tangan Sakura dan membuat mereka beradu pandang.

Sakura menghela nafas panjang dan melepaskan genggaman erat tangan Karin. "Itu sakit."

"Sasori memiliki masalah temperamen. Mungkin orang lain tidak akan menyangka hal itu karena wajahnya yang baby face. Tapi percayalah, ketika mendengar Ayah menikah lagi, dia membanting semua isi kamar dan menghancurkan semua yang ada." Karin bergidik ngeri membayangkan kemarahan besar Sasori karena pernikahan Ayah dan Ibu mereka.

"Jika kau ingin menemuinya, pastikan saja tidak menyinggung apapun yang membuat perasaannya marah. Aku lelah mengurus semuanya, jadi pastikan kalau kau membuat kesalahan, kau yang menyelesaikannya." Karin mengangguk pelan dan tersenyum.

"Terima kasih, kak."

"Kapan aku boleh menemui kak Sasori? Aku tidak sabar." Antusias Karin membuat Sakura sedikit khawatir ekspektasi tingginya akan hancur.

"Nanti malam. Aku juga akan makan malam dengan kak Sasori. Kalau kamu mau, kita pilih baju sama-sama nanti." Karin semakin senang ketika Sakura mengajaknya bersiap-siap.

"Terima kasih, kak."

Senyuman Karin membuat Sakura ikut senang, merasa bahwa Karin adalah seorang gadis yang polos dan baik membuat Sakura yakin dia bisa menjalin hubungan saudari dengannya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

New relationship✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora