Awal

1.3K 203 121
                                    

Brakkk

Bunyi gebrakan pintu membuat semua mengalihkan perhatiannya. Melihat siapa pelakunya membuat mereka mengelus dada.

"Tsausan bisa gak si lu buka pintu gausah ditendang?" ucap salah satu dari mereka.

"Sorry Kayla gak bisa padahal tadi cuman pelan doang." Gadis itu kini duduk di barisan nomor 2. Tempat duduknya berada disebelah jendela.

"Pelan? Pake tenaga dalam kali," kini Kayla mulai berdecih pelan.

Tsausan yang mendengar decihan Kayla sabahat nya itu terkekeh pelan. Tsausan memang tipe orang yang jahil. Masih untung Kayla betah terhadap nya.

"Nih gue bawa nasi goreng buat lu," ucapnya sambil menyodorkan kotak makan kesayangannya.

Kayla menerimanya dengan suka cita. Dengan cepat menyuapkan sesendok nasi goreng telur itu.

"SUSAN BISA GA SI GAUSAH NGEJAILIN GUE SEHARI AJA, ASIN BANGET INI MAU NIKAH YAH LU?" Hilang sudah batas kesabaran gadis cantik itu.

Tsausan yang mendengar itu segera menghampiri temannya dan mencoba sesuap masakannya. Tumben sekali Kayla tidak suka padahal rasanya biasa saja.

"Ada peraturan makan dikelas?" Suara berat itu menyapa pendengaran Tsausan.

Dia Chandrana Abimanyu, kakak kelas yang menjelma menjadi ketua OSIS tahun ini. Dikenal rakyat sekolah dengan sikapnya yang sangat sangat cuek dan tak terbantahkan. Jangan lupakan juga kegantengannya.

"Ekhem." Tsausan dengan cepat membereskan kotak makannya dan memberikan senyuman tercantik nya siapa tau luluh bukan?

"Maaf kak, ini punya nya Kayla."

Di sebelah sana Kayla cuman bisa ber istighfar. Anak seperti itu emang harus ah sudahlah.

"Taro di atas tas kalian!" kata Chandra dengan tegas. Dua temannya mulai berpencar ke penjuru kelas. Hari ini ada razia dadakan.

Tiba di meja Tsausan tampaknya anak itu enggan memberikan tas nya. Kebetulan Chandra yang memeriksa tasnya. Tsausan terus-terusan memeluk tas putih nya itu.

Dengan tarikan paksa, Chandra berhasil mendapatkan tas nya. Tsausan sudah sedari tadi geleng geleng kepala penasaran dengan kelanjutan nya.

"K-kak mending gausah,"

Mata Chandra membulat sempurna melihat isi tas Tsausan. Pembalut, gadis itu kini sedang kedatangan tamu bulanannya. Matanya juga tidak sengaja melihat beberapa liptint juga bedak. Tanpa basa basi Chandra mengambil semuanya.

"Ngeyel si jadi kakel huu."

"Anjing make up gua jangan diambil plis." Mulut Tsausan memang sudah tidak terkontrol. Tapi make up nya itu baru saja di beli beberapa hari lalu dan belum sempat ia pakai.

•••••

Bibir mungil itu sedari tadi tidak berhenti menyumpah serapahi orang yang ada di balik pintu ini.

"Ngapain?"

"Kak Chandra ganteng banget, make up punya saya kak." Tanpa malu Tsausan mengucapkan itu demi barangnya.

"Udah gue buang."

Whattt?!?! Dasar arghsksks. Chandra memang tidak tahu harga dari semuanya. Tsausan sedari tadi sudah menahan amarahnya sebisa mungkin tidak lepas.

"Kita musuan aja kak jangan sampe suami gue kayak kak Chandra udah jelek bego lagi argh."

Gadis melenggang pergi dari ruang OSIS. Tak lupa kaki nya di hentak hentak layaknya orang ngambek. Bukan ngambek lagi tapi marah.

Murid berambut cokelat itu berbalik sebentar dan mengacungkan jari tengah untuk Chandra.

"I hate u kak."

Tsausan Rachelia gadis keturunan Selandia baru ini memiliki keunikan tersendiri. Teman temannya tau sifat Tsausan ini selain jahil dia juga si happy virus.

Berambut sebahu dengan warna agak coklat ini membuatnya lebih cantik. Point utama lainnya adalah eyes smile, membuat siapa saja yang melihatnya terpanah. Pipi chubby nya juga terlihat seperti pangsit rebus.

Menyampirkan tas nya kebahu Chandra keluar dari ruang kekuasaannya itu. Menyapa guru guru yang lewat di hadapannya juga merupakan rutinitas dirinya.

Menghampiri motor hitam yang terparkir jelas. Memanasi motornya sebentar dan menaiki kuda besi itu lalu meninggalkan area sekolah.

Jalanan Jakarta kali ini tidak lah ramai jadi Chandra dengan bebas mengemudikan kendaraannya itu. Mungkin jam pulang kerja masih 1 jam lagi.

Memakan waktu hampir setengah jam kini Chandra sampai di kediamannya. Rumah bertingkat cukup besar dan hanya di huni oleh beberapa orang saja.

"Sore den Chandra," sapa satpam yang berjaga dirumahnya, panggil saja kang  Jojo.

"Sore kang."

Memakirkan motornya di garansi, disebelah motor papa serta saudaranya.

Sedangkan di lain tempat Tsausan sedang menangis meratapi nasibnya. Bukannya ia tidak mampu membelinya lagi tapi dia sangat sayang apa yang telah dibelikan orang tuanya.

"BUNDAA... SI CHANDRA JAHAT HUAA."

Mendengar Tsausan merengek terus menerus membuat kepala Bundanya pening, tenang saja anaknya itu tidak akan tinggal di sini lagi hahaha.

"Tsausan Rachelia, berenti nangis bunda capek dengernya bye." Setelah mengatakan itu dia keluar dari kamar anak semata wayangnya.

Melihat bunda nya sudah tidak ada disini dengan berat hati dia membuka ponsel nya dan memesan toast kesukaan nya, kalian suka ga?

Mood nya bisa membaik hanya dengan toast. Roti panggang dengan bumbu-bumbu nikmat serta daging juga sayuran itu membuat Tsausan tergila gila karenanya.

Halo semuanya

I hope you like this story, jangan lupa tinggalkan jejak di pojok bawah karna itu gratis!

Jangan berhenti disini. Ayoo lanjut scroll huh.

Tunggu kisah Chandra dan Tsausan terus ya, jangan lupa follow authornya.

Terimakasih, see you the next capther <3

ANTONIM HANGAT Where stories live. Discover now