Bab 4 - Daftar Dosa

1.4K 115 4
                                    

Ara sedang puyeng dengan pekerjaannya.

Waktu ia lulus sidang skripsi dulu, senior dan teman yang sudah lulus lebih dulu memberikan ucapan selamat lewat sms sekaligus mengambil kesempatan mengucapkan kata-kata sok bijak:

"Selamat datang di dunia nyata, Kolega."

Dari puluhan SMS yang ia terima, lebih dari setengahnya menyisipkan kata-kata tersebut. Awalnya Ara cuma tertawa. Sejauh apa sih bedanya antara kampus dan dunia kerja. Tapi akhirnya ia terpaksa menelan kembali tawa itu. Adakalanya ia berpikir saking menyebalkannya hal-hal yang ia temui di tempat kerja, sampai-sampai ingin kembali ke kampus saja rasanya. Tapi tidak mungkin. Bisa-bisa ia diamuk Mamak.

"Kawin dulu, baru S3!" Begitu Mamak akan selalu menjawab setiap kali ia mengungkapkan keinginannya kuliah lagi.

"Kalok Mamak udah enggak sabar kali pingin punya menantu, suruh aja si Pesal kawin." Balas Ara sewot. Akhirnya ia kena jewer Mamak.

Pesal adalah adik laki-lakinya yang lahir ketika ia SMP. Anak yang sudah lama dinanti-nantikan Bapak dan Mamak. Di antara ia dan Pesal, mamak sempat hamil beberapa kali tapi keguguran. Karena itu seluruh keluarga besar menyambut bahagia kehadiran Pesal di tengah-tengah keluarga mereka.

Sayangnya Pesal sama sekali tidak menunjukkan rasa terima kasih karena sudah disambut bahagia oleh seluruh keluarga. Kelakuannya betul-betul bikin pusing kepala. Waktu sekolah ia bandel luar biasa. Untunglah saat Pesal sekolah Ara tidak terlalu lama berada di rumah karena ia kuliah di luar kota. Kalau tidak, bisa-bisa setiap hari rumah mereka berubah menjadi medan perang Baratayuddha.

Ketika Pesal lahir, Atok sudah meninggal. Jadi ia tak punya kesempatan mendapatkan nama keren seperti Rakryan Rajasanagara atau Yudistira Cakrawartin atau Angkara Ugra Asura. Oke, yang terakhir mungkin cuma karangan Ara saja. Adiknya itu benar-benar merepresentasikan keangkaraan. Sifatnya ugra (garang) dan mirip Asura, makhluk mitos yang sering diasosiasikan jahat.

Bapak menamai bayi itu dengan nama yang sangat biasa: Faisal Susanto. Dan Pesal membenci nama itu. Bukan karena namanya tak seunik Ara, tapi karena dalam dialek setempat, orang-orang bernama Faisal sering dipanggil Pesal. Dan memang seperti itulah mereka semua memanggil dirinya. Waktu remaja Pesal sempat meradang minta dipanggil Ichal tapi tak ada yang peduli. Kalau dipikir-pikir, Pesal tak sendiri sebetulnya. Nopi dan Serik juga sering kesal dengan nama panggilan mereka. Pernah keduanya berikrar tak mau menjawab kalau tidak dipanggil Novi dan Sri. Tapi Ara malah sengaja membuat mereka makin kesal dengan berulang-ulang menyebutkan Nopi dan Serik.

Saking bandelnya Pesal, sampai-sampai Ara mengira kalau adiknya itu bakal jadi berandalan sesudah dewasa. Syukurlah dugaannya itu tak terbukti. Ketika SMA Pesal berubah seribu derajat. Ia jadi anak yang berbakti kepada orangtua dan rajin belajar sampai akhirnya berhasil mendapatkan kursi di sebuah kampus negeri di Jawa Timur. Mamak bangga luar biasa. Kedua anaknya tak ada yang mengecewakan. Keduanya bisa dipastikan punya masa depan cerah. Tapi sayang kebahagiaannya belum lengkap karena puteri sulungnya belum juga menikah.

Mamak yang awalnya melarang Ara pacaran, sekarang malah galau karena ia tak kunjung punya pacar dan menikah. Ara sempat pacaran beberapa kali setelah tamat kuliah. Tapi tak ada yang bertahan lebih dari beberapa bulan. Karena belum pernah sampai di tahap serius, maka Ara tak pernah membawa laki-laki ke rumah. Itu sebabnya di mata Mamak anak gadisnya belum pernah pacaran.

"Enggak lesbi ko kan?" Tanya Mamak pelan.

Ara cuma memutar kedua bola matanya. Mamak dan imajinasinya, pikir Ara geli sembari tersenyum. Entah kenapa Mamak tak pernah terpikir untuk jadi penulis. Dengan stok imajinasi sebanyak itu, bahkan Shakespeare pun merasa rendah diri.

The Spinster's World (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang