19.

317 42 0
                                    


Pagi tadi Hoshi udah lebih dulu datang ke rumah gua sebelum gua berangkat ke kampus. Tapi, gua sama sekali nggak memperdulikan dia dan langsung pergi begitu aja.

Kali ini Yeri pun ada di pihak gua. Untungnya mama sama papa baru pulang besok. Kalo nggak, Hoshi pasti udah diizinin masuk sama mama papa.

Kini gua duduk sendirian di kantin setelah menyelesaikan kelas gua hari ini. Gua benar-benar hanya bisa diam sambil melihat para mahasiswa yang berlalu-lalang.

Mata gua langsung terkunci saat melihat Fiona yang lewat dan melambaikan tangannya pada gua. Liat aja, perempuan secantik dan sebaik dia aja masih bisa disia-siain sama laki-laki brengsek.

"Na!"

Gua menoleh ke belakang dan melihat Joy, Wonwoo, Jihoon, dan Jun yang menghampiri gua. Mereka semua akhirnya duduk bersama gua dan tatapan mereka semua tertuju pada gua.

"Bukannya lu udah baikan sama Hoshi? Kemaren lu samperin dia ke sana, kan?" Tanya Jihoon, gua hanya mengangkat kedua bahu gua acuh.

Kalo gua bilang belom, pasti mereka semua nanyain alasan kenapa gua belom baikan sama Hoshi dan gua nggak mau ceritain masalah semalam. Gua yakin nggak ada satu pun dari mereka yang tau soal taruhan Hoshi sama temen tongkrongannya itu.

Di sini gua hanya bisa diam sambil mengaduk-aduk minuman gua. Jun dan Wonwoo pergi memesan makanan serta minuman untuk di meja gua dan meninggalkan Joy, Jihoon, dan gua bertiga.

"Lu kenapa lagi sih sama dia?" Tanya Joy.

"Nggak enak kalo gua yang cerita. Lu tanya sama Hoshi aja." Kata gua.

Dari tempat gua sekarang, gua bisa melihat dengan jelas Hoshi yang sedang berjalan ke meja gua. Gua langsung mengambil tas dan meninggalkan meja tersebut. Gua nggak memerdulikan Jihoon dan Joy yang terus memanggil nama gua.

Hoshi terus memanggil nama gua dan mengejar gua. Sedangkan gua terus berjalan menjauh dan pura-pura nggak mendengar panggilan Hoshi tersebut. Tapi, tiba-tiba Hoshi udah bisa menangkap tangan gua.

"Eh, Rowoon!"

Gua melepaskan tangan gua dari Hoshi dan pura-pura menghampiri Rowoon. Itu satu-satunya cara supaya Hoshi berhenti ngikutin gua.

"Kenapa?" Tanya Rowoon.

"Nggak kenapa-kenapa. Cuma temenin gua sampe parkiran, please. Sambil ngobrol kayak gini, ya. Jadi biar keliatan sibuk." Kata gua sambil berjalan menjauh dari kantin.

Rowoon hanya mengerutkan kedua alisnya bingung saat gua tiba-tiba minta tolong dia buat temenin gua sampai di parkiran. Untungnya dia lumayan deket sama gua, jadi gua bisa minta tolong hal kayak begini ke dia.

"Kenapa deh lu?" Tanya Rowoon.

"Ada yang ngikutin gua. Kalo gua ngobrol sama lu kan jadinya dia kayak ngeliat gua sibuk. Jadi dia nggak ngikutin gua lagi." Kata gua, Rowoon hanya mengangguk-nganggukkan kepalanya.

Setelah sampai di depan motor, gua kembali memastikan kalo Hoshi nggak mengikuti gua sampai di parkiran.

"Oke, makasih banyak ya, Woon." Kata gua dan Rowoon hanya menganggukkan kepalanya.

Gua memakai helm gua dan buru-buru meninggalkan kampus. Karna nggak ada tujuan, gua memilih untuk kembali ke rumah. Gua harap Hoshi nggak datang lagi ke rumah.

Sepanjang perjalanan gua terus melirik kaca spion gua untuk memastikan Hoshi nggak mengikuti gua. Entah kenapa gua merasa was-was aja, gua takut diikutin Hoshi.

Akhirnya gua bisa sampai di rumah tanpa ada Hoshi yang mengikuti gua. Gua langsung masuk ke dalam rumah karna gua masih nggak tenang aja kalo ada di luar rumah.

Comfort ; HoshiWhere stories live. Discover now