1.

1K 100 3
                                    


"Hey! Lu masih nggak percaya sama gua?"

Atensi gua kini teralih ke arah Hoshi yang baru aja duduk di samping gua. Makan siang gua jadi terganggu sama kedatangan dia di sini. Diliat dari mukanya aja dia bukan orang yang bisa dipercaya.

"Mau bukti?" Tanyanya, gua menggeleng menolak.

Gua tau Farell bukan kayak cowok yang dia pikir. Selama ini dia baik-baik aja sama gua. Malah akhir-akhir ini dia semakin deket sama adik gua, Yeri.

Hoshi masih duduk di samping gua lalu terdengar suara kekehan dari mulut Hoshi. Gua menoleh dan menatap Hoshi dengan tajam. Tapi, sayangnya dia nggak memperdulikan tatapan tajam gua tersebut.

"Yaudah. Kalo misalnya udah curiga, panggil gua aja." Katanya sambil berdiri lalu meninggalkan gua di kelas gua.

Yang jelas gua lebih percaya sama pacar gua sendiri daripada Hoshi yang nggak begitu deket sama gua. Selama ini gua sama dia cuma pernah ngobrol beberapa kali. Itu pun dulu banget, sebelum gua sama Farell pacaran.

Ting!







Farell
Nnti pulangnya hati2 ya dy💛

Ariana
Dy?

Farell
Oh i mean by💛
Typo hahaha
Read






Gua langsung reflek berdiri dan membereskan semua barang-barang gua lalu gua buru-buru keluar dari kelas dan mencari keberadaan Hoshi. Biasanya gua bakal nemuin dia di kantin kampus. Semoga aja dia ada di sana.

Langkah gua terhenti dan gua berusaha berpikir positif. Tadi kan Farell udah bilang sendiri kalo dia typo. Tapi, logikanya huruf 'D' sama huruf 'B' itu jauh. Sekarang gua bimbang.

Tapi, apa salahnya minta tolong ke Hoshi? Toh, pastinya bakal nguntungin gua juga. Gua udah mulai nggak tenang karna rasa penasaran dalam hati gua ini.

Sesampainya gua di kantin, gua langsung mendapati Hoshi bersama ketiga teman dekatnya. Gua jadi ragu buat menghampiri Hoshi karna dia lagi sibuk sama temen-temennya. Laki-laki berkacamata yang juga salah satu dari teman Hoshi pun menunjuk gua dengan dagunya.

Hoshi yang menyadari keberadaan gua langsung berdiri dan meninggalkan mejanya lalu menghampiri gua yang sedari tadi berdiri seperti patung di tempat gua.

"Kenapa? Udah berubah pikiran?" Tanya Hoshi, gua mengangguk ragu.

Menurut gua udah nggak ada waktu buat mikirin rasa gengsi. Rasa penasaran gua lebih penting dari pada rasa gengsi gau ke Hoshi.

Dengan senyuman lebarnya Hoshi berjalan ke mejanya dan memberi kode pada gua untuk menunggu sebentar, gua hanya bisa mengangguk. Setelah berpamitan sama temen-temennya, Hoshi mengajak gua untuk keluar dari kampus.

"Tapi, nanti jangan kaget." Kata Hoshi, gua hanya bisa mengangguk.

Gua dan Hoshi berhenti di depan motor gede milik Hoshi. Dia memberikan satu buah helm kepada gua untuk dipakai. Setelah Hoshi siap, gua langsung naik ke atas motornya dan ikut Hoshi meluncur entah ke mana.

Tiba-tiba gua mikir, gimana kalo nanti Farell tau gua boncengan sama Hoshi? Terus gimana kalo nanti dia kecewa sama gua? Ah, gua jadi takut sendiri.

"Kalo cowok gua liat gua boncengan sama lu gimana dong?" Tanya gua.

"Yaelah, cowok lu aja selingkuh. Nggak usah dipeduliin." Katanya.

Setiap kata yang keluar dari mulutnya tuh rasanya nyelekit banget. Gua nggak tau mulut dia nggak bisa disaring kayak begini.

Comfort ; HoshiNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ