Baal's [+17] (On Going)

040

Iqbaal menatap langit kamarnya, Ingin membanting semua barang ada disini.

Rike mengetuk pintu kamar sang putra, "baal, Ayo turun makan."

Iqbaal menatap nanar kearah pintu kamar, sama sekali tidak peduli. Dirinya melangkah kakinya menarik koper disamping lemari.

Dirinya memasukan semua baju yang berada dilemarinya.

Rike turun, Heri melihat perumahan wajah sang istri.

"Iqbaal Mana Bun?" Tanya Heri.

Zidny dan Azelia saling tatap, Rike menghela nafas.

"Iqbaal nusul nanti, Ayo makan Aja semua."

Tak lama Iqbaal berjalan dengan kopernya.

Heri menoleh, "kamu mau kemana."

"Aku mau balik ke apartment, jangan berkunjung ya Yah. Biarin Iqbaal sendiri."

Heri menganggukan kepalanya, Iqbaal menyalami tangan Heri. Ia menoleh kearah Rike, namun Ia masih kecewa.

Iqbaal tidak berpamitan kepada Bundanya, Rike merasa nyeri dihatinya. Melihat diabaikan oleh putranya.

Heri tidak tahu apa yang terjadi, tapi dirinya paham.

Berbeda dengan (namakamu) yang bertemu dengan Omen.

"(Namakamu) kan ya?"

"Haha iya Ka."

"Gimana kabarnya?"

"Baik, Ka Omen?"

"Baik banget, udah lama ya ga ketemu. Kesini sama siapa?"

"Sama supir pribadi."

"Suka, sembarang nih orang anjir."

"Omen."

"Daffa."

"Ga sama Iqbaal?"

"Udah single ka, ga usah Bahas ya."

"Maaf ya, putus kapan?"

"Baru Aja."

"Maafin gue ya, ga bisa sama Iqbaal terus."

"Ga papa santai, duluan ya ka."

"Iya."

🕸️🕸️🕸️

Iqbaal melirik foto kekasihnya yang sengaja ditempel dikamarnya. Iqbaal menundukan kepalanya.

(Namakamu) gadis yang merubahnya, mendapat teman baru, semua kehidupan Iqbaal lebih berwarna.

Karel is calling

"Baal, bisa ga kalo ke studio?"

"Ada apa?"

"Niatnya gue mau adain live buat lagu baru lo, tapi kalo lo ga bisa ga papa."

"Gue otw."

Iqbaal membasuh wajahnya, memakai jaket pemberian (namakamu).

Tak butuh lama (namakamu) juga sampai distudio. Iqbaal biasa saja kepada (namakamu).

Sama halnya dengan (namakamu) yang biasa saja kepadanya.

"Lo mau pesen makan ga, tadi gue sama Daffa udah makan soalnya."

"Gue udah pesen kok."