Satu mata saya

Hidung saya satu

Satu hati saya

Hanya untuk kamu

Gadis itu tergelak sesaat sebelum akhirnya kembali menulis di papan keyboard.

Irsya:
Wah, suara kamu bagus.

Tau reaksi Jiwa? Rasanya seperti ada sebuah panah asmara melesat dan tepat mengenai jantungnya.

Jiwa:
Makasih. Aku baper loh.

Lagi dan lagi gadis itu tertawa.

Irsya:
Padahal aku gak niat ngebaperin kamu kok. Btw, aku boleh request gak?

Jiwa:
Boleh banget.

Irsya:
Aku mau request lagu Baby—Justin Bieber. Tapi nyanyinya nanti di sekolah, ya.

"Yaelah, mana bisa. Mulut gue bakalan keseleo kalo nyanyi bahasa Inggris," celetuk pemuda itu.

Jiwa berdeham. "Oke. Kita coba ... Beybi Beybi Beybi ohh ... Beybi Beybi Beybi noo ...." Ia menggoyangkan pantatnya kekanan-kiri dengan telapak tangan terangkat ke udara. "Thou—thou ... thou apaan, njir? Gue cuma hafal reff nya doang." Cowok itu misuh-misuh.

Jiwa:
Aku gak hafal liriknya. Tapi nanti aku mau bawain lagu spesial buat kamu. Tunggu aku di taman belakang sekolah, ya.

Jiwa lekas memasukkan ponselnya ke dalam tas. Tanpa membuang waktu lagi ia bergegas berangkat, melewatkan sarapan lantaran akan mampir dulu ke perpustakaan kota.

Di sisi lain, Xeanzi kembali mengecek kamar Zee karena gadis itu tak kunjung datang untuk sarapan. Wanita itu tertegun kemudian bersedekap dada. "Saqueena Zeenata, kenapa kamu tidur lagi?! Lihat jam berapa sekarang!" teriak sang Mama sembari menyingkap selimut yang membungkus tubuh putrinya.

Zaa bangkit, melirik jam beker yang ternyata sudah menunjukkan pukul tujuh lebih lima belas menit. Gadis itu lekas melompat turun dari ranjang.

Secepat kilat langkah kakinya memasuki kamar mandi. Ia tidak mandi. Cuma membasuh wajah dan menggosok gigi. Zee itu nggak jorok. Hanya saja waktunya sedang mepet, karena sebentar lagi bel masuk akal segera berbunyi.

Ia berlari tergesa-gesa. Bahkan, gadis itu tidak sempat mengikat tali sepatunya. Jiwa sudah tidak terlihat keberadaannya. Otomatis hari ini Zee harus mengerahkan seluruh tenaga.

Di sepanjang jalan, matanya tak henti-hentinya bergulir mencari angkot ataupun ojek. Namun sialnya ia sama sekali tidak menemukan kendaraan umum.

Seorang pengendara motor berlalu melewati jalan bolong berisi genangan air. Sontak membuat air tersebut menyembur dan berakhir mengotori seragam milik Zee. "Woi anjir berhenti lo kampret!" teriak Zee tetapi tak di gubris oleh sang pengendara. Tanpa rasa bersalah, pria itu memacu motornya semakin kencang.

Zee yang terlampau kesal pun mengangkat tangannya. Detik berikutnya, tangan tersebut memanjang kurang lebih sepanjang lima meter dan langsung menggetok helm pengendara tersebut. Sang pengemudi tentu saja kaget bukan kepalang hingga membuat motornya oleng dan terjerembab ke dalam got.

Zee tertawa puas. "Mampus lo!"

Lalu, gadis itu menatap sekeliling; berjaga-jaga apabila ada orang yang melihat aksinya tersebut. Dan untungnya tidak ada. "Im sorry Mom," lirihnya.  Cewek itu melanjutkan langkahnya untuk segera sampai ke sekolah.

RECOGNIZED(END)Where stories live. Discover now