"Pa, Papa gak ada salah sama Delia."

"Gak Lia, maafin Papa, Papa udah nuduh kamu yang tidak-tidak, bahkan Papa udah memarahi kamu dan menampar kamu, maafin Papa Nak." Delia tersenyum kecil saat Papanya kembali membanggil dirinya dengan sebutan 'Lia'. Tapi bibirnya sangat kelu untuk memanggil dirinya dengan sebutan 'Lia' lagi dihadapan Papanya.

Delia menggeleng, "Papa gak salah."

"Sekarang Papa udah tahu semuanya," ucapan itu mampu membuat jantung Delia berdetak lebih kencang, apa yang papanya tahu tentang semuanya. Jangan sampai Rendra mengatakan yang sebenarnya perihal kondisinya saat ini.

"Ma-maksud Papa?" tanya Delia terbata-bata.

"Papa udah tahu kalo bukan kamu pelakunya. Kamu gak salah, kamu cuma di jebak. Dan Papa udah tahu siapa pelaku sebenarnya. Dia adalah Aulia." Delia menghela napas lega saat mendengar penjelasan Papanya, dia kira Papanya tahu soal kondisinya tapi untungnya bukan itu.

Tapi, Delia sedikit kaget, menggelengkan kepalanya tidak menyangka, siapa yang telah memberi tahu Papanya soal terbongkarnya sebuah kebenaran itu?

Dia sangat yakin, saat ini rumah tangga Papanya sedang bermasalah gara-gara kabar itu. Padahal dia sudah mewanti-wanti guru BK agar tidak memberitahu kabar ini ke Papanya, tapi apa? kini Papanya tahu, dan pihak sekolah tidak bisa dipercaya.

"Papa sangat kecewa dengan Aulia. Dia benar-benar membuat Papa marah."

"Sekarang dia terbaring di rumah sakit sejak 3 hari yang lalu," Delia kembali terkejut saat mendengar bahwa Lia juga masuk rumah sakit sejak 3 hari yang lalu.

Itu artinya kemarin Raga tidak bisa dateng pasti ke rumah sakit nunggu Lia, secara sekarang Lia jauh lebih penting dari dirinya. Hatinya tersenyum miris. Seterusnya dan selamanya dirinya hanyak di anggap teman oleh Raga. Just Friends, tidak lebih dari itu.

Hatinya kembali tersayat saat tahu kenyataan kalo Raga jatuh cinta sama Lia. Raga adalah orang yang dia sayang dan cinta setelah Mama dan Papanya. Tapi dia harus merelakan Raga untuk mengejar kebahagiaannya. Yang menjadi tujuan hidup Delia, yang terpenting membuat orang-orang yang dia sayang bahagia.

Disisi lain, Raga yang berada di samping Delia hanya menyimak setiap pembicaraan Delia dengan Papanya.

"Nak kenapa kamu malah bengong?" Lamuan Delia terbuyar.

"Eh gakpapa kok Pa."

"Terus sekarang kondisi Lia gimana?" tanya Delia.

"Papa gak tahu, karena sejak kemarin Papa gak gak dateng ke rumah sakit."

"Papa masih sangat kecewa sama kelakuan dia."

"Pa, Delia yakin. Lia ngelakuin itu pasti ada alasannya."

"Pa, Delia mohon Papa jenguk Lia. Papa jangan marah sama Lia. Kasian dia, dia juga anak Papa kan?" tanya Delia sambil menekan kalimat 'Anak Papa'.

"Delia udah mulai bisa menerima Lia sebagai saudara Delia Pa, Ya emang sulit, tapi Delia udah melakukan yang terbaik buat keluarga Papa. Delia pengen Papa terus bahagia." Delia harus berpura-pura demi melihat Papanya bahagia. Lagi dan lagi dia harus mengorbankan perasaannya.

Raga tertegun saat mendengar perkataan Delia.

"Maafin gue, Del. Gue makin ngeras kalo gue temen paling brengsek yang selalu bikin lo kecewa. "

SACRIFICE [On Going][Revisi Berjalan]Where stories live. Discover now