7| Menantu Ibu?

909 54 1
                                    

Salam untuk seluruh pembaca
Love Story Cia dan Atha!

Ayo komentar di setiap Part-nya.
Biar rame...

Happy Reading.
***

Setelah acara terjegat satpam, mereka bertiga pun disuruh berbaris didekat pos satpam.

Cia hanya mampu menatap pak satpam di depannya dengan kesal. Pasalnya tadi Cia sempat akan memberi penjelasan, namun ucapannya selalu terpotong. Pak Satpam benar-benar tak memberikan kesempatan kepada mereka bertiga untuk menjelaskan.

Sedangkan Aiden dan Gilang hanya mampu sikut-menyikut. Keduanya sudah terlalu pasrah.

"Kalian bolos?" Tanya pak satpam

Dengan cepat ketiganya memberikan gelengannya.

Jangankan berbicara panjang, berkata iya pun rasanya sulit dilakukan. Bahkan gelengan mereka pun tetap mendapat tatapan curiga dari pak Satpam. Tandanya meraka tidak dapat dipercaya.

"Bapak ini udah sore, tadi aja adzan Ashar. Mana mungkin kita bolos sih pak." Bela Aiden yang tak terima jika mereka dituduh telah membolos. Mentang-mentang masih pakai seragam. Lagi pula mana ada orang bolos jam 3? Waktunya pulang sekolah, masa masih mau bolos.

Lagi pula yang bolos itu biasanya mau cepat-cepat sampai rumah. Jadi kalau waktunya pulang sekolah, ya pulang. Malah kalau bisa pulangnya orang bolos lebih awal. Setahu Cia sih begitu!

"Kalau buka bolos apa lagi?"

Tetap saja dicurigai. Memang tampang-tampang wajah imut kaya Cia ada aura anak nakalnya ya? Masa sih? Cia itu good girl loh. Enggak pernah mikir mau bolos.

Kalau wajah kaya Aiden, apalagi kaya Gilang mah sih berandalan banget. Iya, iya aja kalau di tuduh bolos.

Ciara pun membuka isi tasnya, dan melangkah maju mendekat kearah pak satpam.

"Ini pak mau kasih ini ke Abang ganteng." Jelas Cia sambil memperhatikan isi tasnya yang terdapat laptop. Untung saja hari ini Cia sekolah membawa laptop, jadi ada alasan yang bisa Cia utarakan.

Sesekali pak satpam mantap Cia penuh selidik. Kaya menerawang, ini anak bohong apa enggak ya? Kurang lebih sih gitu. Cia hanya mampu berdoa dalam hati. Mau ketemu Abang ganteng saja sebelas-duabelas kaya mau ketemu pejabat. Ketat banget.

"Abang kamu mahasiswa sini?" Sepertinya pak satpam mulai mempercayai Cia. Dengan senyum manisnya, Cia pun mengangguk. Biar pak satpam semakin yakin sama Cia.

Pak Satpam pun ikutan mengangguk. "Ya sudah, nama Abang kamu siapa? Biar bapak suruh ke sini." Ucap Pak Satpam kembali.

Hal itu membuat Cia yang awalnya senang, kembali menjadi kesal. Repot banget ya. Mendingan ketemu bapak presiden sekalian deh.

Cia, harus kembali memutar otaknya agar memiliki alasan yang menyakinkan.

"Masalahnya ada hal lain juga, pesan dari Ibunya. Jadi biar saya saja yang masuk ya pak?" Biasanya Cia jago meluluhkan hati seseorang. Semoga saja pak Satpam juga luluh.

Aiden sama Gilang sudah benar-benar pasrah. Di kasih masuk, ya hayu, enggak juga ya kagak rugi. Lagian ini pula misi dari Ciara, bukan dari mereka berdua.

"Kalian boleh masuk." Baru saja pak Satpam berucap. Tetapi ketiga anak itu sudah bersorak gembira. Bahkan Aiden dan Gilang sampai berpelukan. Memang rada berlebihan, untuk yang satu itu!

Cia mah cuman senyum-senyum saja.

"Tapi ingat, kalian harus cari Fakultasnya. Ketemu orangnya. Sampaikan pesan Ibu. Lalu pulang. Paham?" Enggak kebayang saja, anak-anak SMA modelannya begini, lama-lama di kampus yang super ketat. Bisa gawat, jangan dibiarkan. Nanti juga ujung-ujungnya pak Satpam yang repot.

INSECURE (RELATIONSHIP)Where stories live. Discover now