47 - Ungkapan

376 84 5
                                    

Double up!

Enjoy 💜
.

.

.
___________



Yoongi mengajak Jungkook ke balkon belakang rumahnya, meninggalkan keramaian di ruang keluarga kediamannya.

"Minum?" Tanya Yoongi menawarkan wine pada yang lebih muda,

"Boleh."

Yoongi menuang wine ke gelas milik Jungkook yang sudah disediakan olehnya, mengisinya setengah penuh.

"Akhirnya kita bertemu Jung, setelah sekian lama. Setelah banyak yang terjadi." Tutur Yoongi tak melihat lawan bicaranya, hanya fokus memandang ke hamparan halaman luas yang gelap. Memutar-mutar wine didalam gelasnya.

"Yah, pasti akan ada saat seperti ini." Sahut Jungkook santai,

"Kau tahu? Dulu- niatku, hal pertama yang akan kulakukan padamu saat kita bertemu adalah memukuli mu sampai sekarat. Atau bahkan membuatmu mati ditangan ku. Saat itu-- aku tak punya toleransi sedikitpun padamu, setiap melihat adikku yang kacau karena ulah mu, dendam ku semakin berkecamuk. Tapi-- So Hyun selalu bilang untuk melupakannya. 'lupakan oppa, biarkan aku melupakannya' selalu itu yang dia ucapkan, hingga akhirnya aku dan dia benar-benar melupakannya. Membiarkan lebih tepatnya, aku-- hanya ingin So Hyun nyaman dan bahagia menjalani hidupnya.-"

"-tapi, kau mau tahu apa yang lucu? Bertahun kemudian, aku malah balik membuat kesalahan besar padamu lewat Irene. Aku tak tahu dan tak perduli kau akan percaya ucapan ku ini atau tidak, tapi-- awalnya aku benar-benar tak tahu kalau dia sudah menikah. Apalagi itu denganmu." Yoongi memilih menjeda kalimatnya, merilekskan pikirannya sebelum melanjutkan, menyesap wine nya perlahan.

"Lalu setelah tahu dia sudah menikah kau tetap melanjutkannya? Apa kau sengaja?"

Yoongi tersenyum miring, masih tak menatap Jungkook.

"Kau tahu Jung, mengakhiri perasaan itu tak semudah memulainya. Saat aku tahu kalau dia adalah istri seseorang- aku memutuskan untuk pergi darinya. Hampir 3 bulan. Tapi, yah.. Kau tahu apa yang terjadi."

"Lalu apa sekarang kau masih memiliki perasaan pada istriku?" Jungkook tak terlihat marah, dia hanya mencoba mencari tahu hal yang selama ini mengganggu pikirannya.

Yoongi mengangguk pelan,
"Tapi tak sedalam dulu, terlebih saat ku tahu dia adalah istrimu. Perasaan takut justru mendominasi di hatiku. Aku ingin segera menyudahinya saja. Aku tak mau karena ulahku-- So Hyun kembali menderita. Sudah cukup, sudah cukup dulu saja aku melihat adikku hancur sebegitu nya."

Yang lebih tua akhirnya menatap lawan bicaranya, mempertemukan netra datar keduanya.

"Jaga dia Jung. Dia-- benar-benar mencintaimu. Walaupun dia sempat memiliki rasa terlarang padaku, tapi itu tak sedalam perasaan sucinya padamu. Percayalah padanya Jung, berhenti menyiksanya. Berhenti mengejar adikku. Dan--- maafkan aku." Lirih Yoongi. Membuat Jungkook tak bisa berkata, dia sudah menerima maaf darinya, lalu sekarang apa??

Butuh waktu untuk Jungkook mengatakan ini, tapi-- inilah satu-satunya jawaban yang dia punya.
"Aku-- akan berusaha hyung--
Aku-- sedang berusaha." Pungkas pria bertubuh kekar, menunduk meratapi kalimat yang baru saja dikatakannya.

'Apakah aku sudah siap?'

Yoongi hanya tersenyum simpul, sekarang dia percaya perkataan sang adik, Jungkook memang bukan pria jahat pada dasarnya. Dia hanya perlu perlakuan khusus untuk membuatnya mengerti. Dia tak bisa di kerasi, hatinya lebih keras dari apapun. Tapi, jika membalutnya dengan kelembutan, maka kau akan menemukan titiknya. Titik temu kendali si bungsu Jeon.
.
.
.

Betwēn (Between) [END]Where stories live. Discover now