23 - Salah Paham?

509 89 8
                                    

Ruang kantor itu terlihat tenang di jam kerja, semua karyawan sibuk dengan job desk masing-masing.

So Hyun melirik arloji yang melingkar apik di pergelangan tangannya, seketika teringat kalau arloji mewah itu adalah pemberian Namjoon setahun lalu, hadiah ulang tahunnya.

Jam menunjukkan pukul 10.20, terasa sangat lambat. Wanita manis itu sedikit kelaparan sekarang, dia tak sempat sarapan karena terlambat bangun a.k.a kesiangan.

"Apa aku harus memesan delivery sekarang? Ugh! Gila, ini semua gara-gara kau Tae!" Cicit So Hyun yang tengah menyanggah tangannya di atas meja, menutupi wajahnya, dia juga merasa sangat mengantuk sekarang.

Bagaimana tidak? Wanita itu baru bisa tidur pukul 4 pagi karena tunangannya terus merengek minta ditemani bergadang menonton film horor. Ya, Kim Taehyung si pria tampan tak manusiawi itu penikmat film horor sekaligus adalah seoranh yang sangat penakut. Dia lebih takut hantu yang ada di film daripada yang asli. Dia tak percaya hantu sebenarnya, tapi itu sangat menarik, melihat akting hantu-hantu palsu itu saat mendramatisir perannya, membuat adrenalin Taehyung tertantang. Membuat So Hyun ingin mengumpatinya di saat-saat seperti ini. Taehyung akan terus mengguncang tubuhnya dan berteriak ngeri saat So Hyun mulai tertidur ditengah film atau saat hantu dan musik di film itu mulai berkomplot untuk membuat penonton terkejut.

"Akh! Eottokae~ aku sangat mengantuk!"

Groooowl!~

"Dan lapar." Wanita itu terus mengeluh karena tak bisa fokus pada pekerjaannya.

Tok tok

"Ne?" Sahutnya lemah, tak perduli kalau orang yang masuk akan mendapatinya dengan keadaan kacau.

Jimin muncul dari balik pintu. Tersenyum sangat cerah dengan eye smile nya sebelum mendapati sang manager yang terlihat tak selera.

"Ada apa denganmu kwajang-nim?"

"Ah? Tuan Park? Bukan apa-apa, aku--" Wanita itu menutupi mulutnya yang tengah menguap
"-hanya mengantuk"

Jimin terkekeh geli, ternyata seorang wanita se berkarisma So Hyun bisa bersikap sesederhana ini. Dia kadang lupa kalau manager mengagumkannya itu juga hanya seorang manusia.

"Ada apa tuan Park?"

"Aku ingin mengantarkan laporan bulan ini nona. Sudah selesai ku kerjakan"

"Geurae? Ah, kamsahamnida. Kalian benar-benar membantuku" Lagi-lagi wanita itu menguap, menutupi mulutnya seraya membolak-balik halaman laporan yang di serahkan oleh Jimin. Pria itu masih setia terkekeh ditempatnya.

"Mau ku buatkan kopi kwajang-nim?"

Seketika wajah So Hyun menjadi cerah,
"Oh? Bolehkah?" Mendapat anggukan dari si pria, So Hyun tersenyum senang.
.
.
.

Jimin pergi ke pantry yang ada di divisi personalia, mendapati seorang office boy yang tengah bermain dengan ponselnya. Pria muda itu segera bergerak mendekati Jimin saat menyadari kedatangannya.

"Oh? tuan Park? Ada yang bisa ku bantu?"

"Ani, aku hanya ingin membuat kopi."

"Kopi? Bukankah kau tak mengopi?"

"Eoh, ini untuk kwajang-nim" Jimin mulai meracik kopi yang akan diseduhkannya untuk So Hyun.

"Oh? Biar aku bantu membuatnya, tuan."

"Ani-ya gwaenchana." Jimin menolak halus.
.
.
.

Taehyung juga sama mengantuk nya seperti sang kekasih, kepalanya terus terhantuk-hantuk tanpa sadar. Beberapa kali menguap mengabaikan tumpukan berkas yang protes minta ditengok diatas meja kerjanya.

Betwēn (Between) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang